Percobaan Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba

53 mendapatkan fase pelarut dan fase air; 2 Evaporasi untuk membuang sisa hexane yang mungkin masih terdapat di dalam larutan fase air; 3 Clean uppembersihan menggunakan cartridge seppak C-18; 4 Setelah disaring dan dibilas dengan air dielusi dengan methanol; 5 Pengeringan dengan menggunakan evaporator untuk menghilangkan metanol dan residu yang diperoleh ditambah aquades 2 ml, kemudian disaring dengan s aringan 0,5 ì m dan 0,22 ì m; 6 Injek ke KCKT sebanyak 10 ì l untuk mendapatkan fraksi-fraksi; dan 7 Fraksinasi komponen antimikroba susu kuda Sumbawa; seperti digambarkan pada Gambar 5. Seluruh fraksi yang keluar dari KCKT ditampung kemudian diuji terhadap aktivitas antimikrobanya. Fraksi yang mempunyai aktivitas antimikroba paling kuat dilanjutkan dengan isolasi dan identifikasi senyawa antimikroba.

8. Percobaan Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antimikroba

Isolasi dilakukan terhadap fraksi yang paling kuat aktifitas antimikrobanya. Fraksi dengan aktivitas antimikroba terkuat selanjutnya diidentifikasi, untuk mengetahui adanya komponen senyawa antimikroba. Identifikasi diawali dengan uji kualitatif dengan metode Bradford Bradford, 1976. Bahan yang berupa sampel susu sebanyak 100 ì l dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambah dengan 2 ml pereaks i protein, campuran dihomogenesasi satu menit dan didiamkan lima sampai sepuluh menit, selanjutnya diamati adanya warna biru. Apabila hasilnya positif terus dilanjutkan dengan uji elektroforesis untuk mengetahui berat molekulnya. Berat molekul dapat diketahui dengan cara membandingkan sampel fraksi yang paling kuat aktivitas antimikrobanya dengan phosphorylase b, albumin, ovalbumin, carbonic anhydrase, trypsin inhibition dan lactalbumin yang telah diketahui berat molekulnya serta laktoferin sebagai pembanding. 54 Gambar 5. Fraksinasi komponen antimikroba susu kuda Sumbawa P ER S IA P A N FR A K S IN A S I K O N D IS I K C K T : C O LU M N C A P C E LL P A C K C – 18 U K U R A N : D IA M E TE R 4,6 m m x 150 m m K O N D IS I FA S E G E R A K : M eO H : D W =5 : 95 1m lm in FLO W R A TE : 1 m l m in D E TE C TO R : D IO D E A R R A Y ,W A V E LE N G TH = U V 200 nm IN JE C TIO N : 10 ul Elusi Seppak C- 18 Evaporasi membuang sisa methanol TAMBAH AQUADES 2 – 5 ml FILTRASI 0,5 • m dan 0,22 • m KCKT FR A K S I-FR A K S I UJI ANTIMIKROBA SUSU KUDA SUMBAWA Fase air Skim TE R K U A T FRAKSI 7 Evaporasi membuang sisa Hexan Pembersihan dengan cartridge seppak C- 18 Sampel yang diuji dengan elektroforesis adalah sampel denaturasi, yaitu sampel yang telah didenaturasi sebelumnya dengan cara dipanaskan terlebih dahulu dalam penangas air s elama 2 menit. S etelah itu s ampel s ebanyak 8 ì l dicampur 55 dengan buffer sebanyak 5 kali sampel kemudian dimasukkan ke dalam sumur separating gel, selanjutnya steker elektroda dipasang pada power supply yang distabilkan dengan stabilizer yang dihubungkan pada listrik tegangan 125 Volt, selama lebih kurang 1,5 jam atau sampai migrasi sampel mencapai 1 cm dari bawah gel. Setelah itu gel diambil dari kedua plat elektroforesis dengan menggunakan spatula, kemudian dilanjutkan pewarnaan dengan menggunakan Coomassie Brilliant Blue; dengan cara sebagai berikut: gel ditempatkan dalam wadah yang telah diisi larutan staining Coomassie Brilliant Blue lebih kurang 20 ml, kemudian diagitasi konstan dengan gerakan pelan lebih kurang 30 menit. Setelah 30 menit larutan Coomassie Brilliant Blue dihilangkan atau destaining dengan menggunakan campuran methanol; asam asetat glasial; aquades = 2 : 1 : 7 kurang lebih 20 ml. Gel yang telah dihilangkan warnanya diagitasi konstan sampai pita-pita protein yang terbentuk terlihat nyata dan warna latar gel menjadi terang setelah lebih kurang 24 jam.

9. Percobaan Karakterisasi Gugus Fungsi dengan Spektrofotometer Infra Merah dan Spektrofotometer UV