81
Susu kuda bukan dari Sumbawa tidak mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri-bakteri Sh. boydii, S. typhymurium, St. aureus, V. cholerae,
B. cereus, Ps. aerugenosa, E. coli, B. subtilis, dan M. luteus, hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya aktivitas hambatan Tabel 13. Tidak adanya aktivitas antimikroba
dari susu kuda tarik karena susunya tidak mempunyai senyawa antimikroba alami dan belum ada fermentasi Susu kuda pacu tidak menghambat pertumbuhan bakteri
Sh. boydii, S. typhymurium, St. aureus, B. cereus, Ps. aerugenosa dan E. coli, tetapi mempunyai kemampuan menghambat terhadap bakteri V. cholerae, B. subtilis, dan
M. luteus dengan daya hambat lemah dibandingkan dengan susu kuda Sumbawa. Adanya hambatan pada ke 3 bakteri tersebut menunjukkan bahwa susu kuda pacu
mempunyai kesamaan dengan susu kuda Sumbawa, ternyata kuda pacu di Pamulang adalah turunan kuda Sumba yang sejenis dengan kuda Sumbawa.
3. Uji Sifat Polaritas Senyawa Antimikroba
Uji daya larut senyawa antimikroba bertujuan untuk mengetahui kepolaritasan senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa terhadap beberapa tingkat polaritas pelarut
organik. Sifat kopolaritasan tersebut sangat penting untuk efektivitas ekstraksi senyawa antimikroba pada penelitian selanjutnya Pomeranz dan Meloan, 1999.
Berikut ini disajikan urutan tingkat polaritas pelarut dari yang paling non polar sampai yang paling polar yaitu hexan, etil asetat, aseton, etanol, metanol dan air Tabel 14.
Daya antimikroba masing-masing pelarut yang digunakan dalam percobaan ini, sebelumnya telah diuji terhadap aktivitas antimikroba. Tujuannya untuk mengetahui
apakah pelarut-pelarut tersebut juga mempunyai daya antimikroba. Dari hasil percobaan kelima jenis pelarut organik tersebut tidak menunjukkan adanya daya
antimikroba. Hal ini memberi petunjuk bahan pelarut itu tidak memberi kontribusi terhadap aktivitas antimikroba susu kuda Sumbawa.
82
Uji sifat polaritas terhadap senyawa antimikroba yang terlarut dalam pelarut etil asetat, aseton, ethanol dan methanol dilakukan dengan metode difusi dengan
menggunakan bakteri M. luteus. Pada Tabel 14 ditunjukkan bahwa dalam fase hexan polaritas 0 tidak memperlihatkan adanya aktivitas antimikroba. Hal ini membuktikan
bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa tidak terdapat dan tidak larut dalam lemak.
Fase Hexan
Fase Ethyl
Asetat Fase
Aseton Fase
Etanol Fase
Metanol Fase Air
38 47
68 73
90
1 Ds. Taloko
Sanggar, Bima 13,3
15,5 18,3
19,9 17,7
2 Ds. Taloko
Sanggar, Bima 14,8
16,7 18,7
20,8 19,8
4 Ds. Taloko
Madapangga, Bima
18,8 20,9
22,2 23,4
20,5 5
Ds. Tolonggeru Madapangga,
Bima 13,9
16,6 18
20,0 19,1
Rata-Rata 15,3
17,6 19
20,66 19,22
Keterangan : Nilai polaritas Pomeranz dan Malowan, 1994 pelarut ditampilkan angka dalam kurung.
19,2 16,1
18,0 3
Ds. Tolonggeru Madapangga,
Bima 19
Jenis Pelarut dan Polaritas
Tabel 14. Daya antimikroba mm hasil ekstraksi dengan pelarut dari
No Asal Sampel
Susu Kuda
berbagai tingkat polaritas dan pelarut air.
15,9
Aktivitas antimikroba terendah terdapat di dalam fase etil asetat yang polaritasnya 38. Dari Tabel 14 terlihat bahwa daya antimikrobanya meningkat sesuai
dengan tingkat kelarutan senyawa antimikrobanya; dan menunjukkan bahwa kelarutan senyawa antimikroba searah dengan peningkatan polaritas pelarutnya berturut-turut
mulai dari yang terendah sampai yang tertinggi : fase etil asetat 15,3mm ; fase aseton 17,6mm ; fase ethanol 19,0mm dan fase methanol 20,66mm. Dari daya larutnya
83
yang terbesar pada metanol, maka disimpulkan bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa bersifat polar.
Diameter hambatan rata-rata fase air 19,22 mm lebih rendah dari pada fase metanol yaitu 20,66mm. Sementara itu kekuatan polaritas air 90 lebih besar dari
pelarut metanol 73 tetapi daya antimikrobanya lebih rendah dari daya antimikroba pada fase metanol. Dari analisis ini dapat disimpulkan bahwa polaritas senyawa
antimikroba susu kuda Sumbawa tidak setinggi polaritas air. Juga disimpulkan bahwa pelarut metanol merupakan pelarut terbaik yang dapat digunakan untuk ekstraksi zat
antimikroba dari susu kuda Sumbawa. Sifat polaritas antimikroba ini penting untuk uji selanjutnya. Sifat polar tersebut
dapat memberi petunjuk bahwa senyawa antimikroba susu kuda Sumbawa kemungkinan besar senyawa protein. Menurut Naidu 2000, senyawa antimikroba
susu sapi seperti laktoferin adalah protein. Sifat polar senyawa antimikroba ini penting untuk uji fraksinasi, isolasi dan identifikasi senyawa antimikroba selanjutnya.
D. FRAKSINASI, ISOLASI, IDENTIFIKASI, DAN KARAKTERISASI SENYAWA ANTIMIKROBA
1. Fraksinasi Senyawa Antimikroba
Fraksinasi senyawa antimikroba dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah fraksi yang terdapat didalam susu kuda Sumbawa serta jumlah fraksi yang
mempunyai aktivitas antimikroba.
a. Fraksinasi Komponen Susu Kuda Sumbawa
Fraksinasi komponen antimikroba susu kuda Sumbawa dilakukan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu aktivitas antimikroba hanya terdapat didalam fase air.
Proses fraksinasi dilakukan terhadap fase air menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT.