PRODUKSI KONSENTRAT DARI SUSU KUDA SUMBAWA

93 Berdasarkan adanya komponen galaktosa pada glukoprotein fraksi 7 maka diusulkan nama dari fraksi 7 ialah galaktoequin atau karena ada kemiripan dengan laktoferin dinamakan galaktoferin.

E. PRODUKSI KONSENTRAT DARI SUSU KUDA SUMBAWA

Maksud percobaan ini adalah untuk mengembangkan tehnologi proses produksi konsentrat antimikroba dari susu kuda Sumbawa yang didasarkan atas hasil- hasil uji sebelumnya. Tujuan percobaan ini untuk mendapatkan senyawa antimikroba konsentrat dalam bentuk bubuk. Gambar 30 menyajikan skema proses produksi konsentrat antimikroba berbentuk bubuk dari susu kuda Sumbawa. Susu kuda Sumbawa sebanyak 100 v ditambah dengan hexan 100 v menghasilkan 97 v lapisan air dan 103 v lapisan hexan dan lemak. Penggumpalan protein dilakukan dengan penambahan larutan 5 v 1N HCl dihasilkan whey sebanyak 102 v dan curdcasein 2 b. Melalui alat kering beku cairan whey dan curd dikeringkan, kemudian menghasilkan konsentrat kering whey dan curd masing-masing seberat 4,8 b dan 0,212 b. Whey dan curd masing-masing diuji daya antimikrobanya. Bagian whey menghasilkan aktivitas antimikroba, sedangkan pada curd tidak mempunyai aktivitas antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa antimikroba dalam susu kuda Sumbawa terdapat dalam bagian whey. Hasil percobaan ini sejalan dengan Naidu 2002 yang menyatakan bahwa senyawa antimikroba dari susu sapi terdapat dalam protein whey. Untuk mengetahui aktivitas senyawa antimikroba dalam whey kering dilakukan uji antimikroba dengan cara melarutkan whey kering dengan aquades sehingga kembali ke volume asal susu kuda Sumbawa cair 1 gram whey kering dilarutkan dengan 20 ml aquades. Untuk uji antimikroba diambil 100 ì l dan hasilnya menunjukan aktivitas antimikroba dengan diameter hambatan 26,64 mm atau 557,61 mm 2 Hasil percobaan sebelumnya menunjukkan susu kuda Sumbawa cair mempunyai daya antimikroba dengan diameter 94 hambatan 26,22 mm atau luas 540,2 mm 2 . Dari perhitungan dapat diketahui bahwa 1 gram bubuk whey setara dengan 20 ml susu kuda Sumbawa cair. Gambar 30. Skema produksi konsentrat susu kuda Sumbawa Susu Kuda Sumbawa Desa Taloko, Bima 100 v HEXAN 100 v Fase hexan + Lemak 103 v Penggumpalan protein + 5 v 1 NHCl Fase Air 97 v WHEY 102 v CURD casein 2 b Pengeringan dengan kering beku vakum Uji Aktivitas Antimikroba Bubuk 4,8 b Selesai diameter daerah hambatan 26,64 mm Uji Aktivitas Antimikroba diameter daerah hambatan 26,2 mm Uji Aktivitas Antimikroba Pengeringan dengan kering beku vakum Bubuk 0,212 b Negatif x 100 ml = 20,2 ml 1 x 4,8 540,2 mm 2 557,6 mm 2 95 Dari percobaaan ini dapat dihasilkan konsentrat senyawa antimikroba dari susu kuda Sumbawa, yang diproduksi melalui pemisahan atau penyaringan protein whey dan sekaligus dapat rendemennya. Di masa mendatang masyarakat dapat lebih mudah membawa, menyimpan dan mengkonsumsi susu kuda Sumbawa dalam bentuk bubuk protein whey kering sebagai suplemen makanan. 96

V. PEMBAHASAN UMUM

Berdasarkan fenomena susu kuda liar, dari bacaan, pengalaman empiris dan uji coba laboratorium, masalah susu kuda Sumbawa digunakan sebagai topik disertasi Program Doktor dengan harapan hasil penelitian tersebut juga bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Hipotesis awal dari penelitian ini adalah 1 bahwa didalam susu kuda Sumbawa terdapat senyawa antimikroba yang kuat; 2 bahwa daya antimikroba dalam susu kuda mempunyai spektrum luas; dan 3 bahwa senyawa antimikroba dalam susu kuda tersebut termasuk golongan protein. Hasil pengamatan di tiga kabupaten Sumbawa-Bima-Dompu di pulau Sumbawa diperoleh hasil bahwa kuda di Kabupaten Sumbawa dipelihara secara ekstensif dilepas di hutan, di Kabupaten Dompu dilepas di hutan dan gunung, sedangkan di Kabupaten Bima dilepas di padangan pada siang hari dan kuda pulang ke kandang pada sore hari. Kuda Sumbawa tidak pernah diberi obat kimia seperti antibiotik, sehinga antimikroba yang terdapat dalam susu kuda Sumbawa tidak mungkin berasal dari obat antibiotik. Senyawa antimikroba tidak berasal dari tumbuhan sumber makanan kuda Sumbawa, karena setelah dilakukan uji aktivitas antimikroba terhadap 32 jenis tumbuhan yang menjadi makanan kuda Sumbawa, hasilnya menunjukkan bahwa tumbuhan bahan makanan kuda Sumbawa tidak mengandung antimikroba. Pengamatan di ketiga kabupaten penghasil susu kuda Sumbawa, menunjukkan bahwa susu kuda Sumbawa tidak dipanaskan atau mengalami proses pengolahan sebelum dipasarkan, juga tidak dilakukan penanganan sanitasi maupun hygiene yang baik pada waktu pemerahan. Meskipun demikian susu kuda Sumbawa tidak rusak, tidak menggumpal, dan hanya mengalami fermentasi secara alami. Hal ini memberi petunjuk bahwa susu kuda Sumbawa kemungkinan mengandung suatu senyawa organik yang memiliki daya antimikroba yang berasal dari senyawa antimikroba alami.