Produksi dan Operasi Analisis Lingkungan Internal .1 Pemasaran

dilakukan oleh KUB Hurip Mandiri adalah penjualan pasif. Pihak KUB Hurip Mandiri hanya menunggu pesanan dari konsumen dan pedagang perantara. Saat ini KUB Hurip Mandiri belum mempunyai distributor tetap. 4. Promosi KUB Hurip Mandiri belum melakukan kegiatan promosi secara aktif. Promosi dilakukan hanya sebatas informasi dari mulut ke mulut oleh konsumen. Selain itu, dilakukan juga promosi dengan langsung menghubungi pelanggan. Kegiatan promosi ini biasanya dilakukan oleh ketua. Sebenarnya KUB Hurip Mandiri telah melakukan promosi melalui keikutsertaan dalam pameran. Pada pameran tersebut KUB Hurip Mandiri dapat memperkenalkan produknya pada pengunjung pameran. Pembagian brosur juga dilakukan hanya pada saat pameran berlangsung. Namun, kegiatan tersebut hanya diikuti jika didanai oleh instansi lain seperti Dinas Kelautan dan Perikanan. Kelompok usaha ini tidak pernah mengikuti pameran dengan inisiatif sendiri. Alasan yang dikemukan adalah adanya kendala dana.

6.2.2 Produksi dan Operasi

Luas bangunan yang digunakan oleh KUB Hurip Mandiri secara keseluruhan adalah 72 meter persegi. Bangunan tersebut terdiri dari rumah seluas 42 meter persegi, termasuk gudang penyimpanan seluas 9 meter persegi dan luas tempat produksi 25 meter persegi. Tempat produksi terdiri dari ruang produksi, rumah pencucian, dan gudang peralatan. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah ikan Jangilus atau Marlin Istiophorus sp. Selain itu dapat pula digunakan ikan tuna Ethynus aletrates. Bahan baku yang dipilih adalah ikan yang masih segar, warna dagingnya cerah, daging terasa kenyal dan tidak berbau busuk. Harga ikan marlin saat ini adalah Rp 27.000 per kg dan ikan tuna mencapai Rp 18.000 per kg. Proses produksi abon ikan juga memerlukan bahan baku penolong. Bahan baku tersebut adalah rempah-rempah, gula, garam, dan penyedap rasa. Rempah- rempah yang digunakan dalam pembuatan abon ikan adalah bawang putih, ketumbar, lengkuas, sereh, dan daun salam. Rempah-rempah tersebut digunakan saat perebusan. Gula yang digunakan adalah gula pasir. Pemberian gula dimaksudkan untuk memberi rasa lembut sehingga dapat menghindari pengerasan. Pembuatan abon ikan membutuhkan garam dapur. Garam berfungsi untuk menarik air keluar dari jaringan. Semakin berkurang kadar air pada bahan baku utama akan berpengaruh terhadap peningkatan daya awet abon ikan. Penyedap rasa digunakan untuk menambah cita rasa abon ikan. Komposisi bahan dalam pembuatan abon ikan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Komposisi Bahan Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri Per Sepuluh Kilogram Ikan No Jenis Bumbu Jumlah Satuan 1 Ikan 10 Kilogram 2 Gula Pasir 2 Kilogram 3 Minyak Goreng 2 Kilogram 4 Kelapa 2 Butir 5 Bawang Putih 150 Gram 6 Lengkuas 1 Kilogram 7 Ketumbar 250 Gram 8 Garam 2 Kotak 9 Penyedap Rasa 1000 Gram 10 Daun Salam 5 Helai 11 Serai 2 Batang Sumber: KUB Hurip Mandiri 2008 Proses produksi dalam pembuatan abon ikan tergolong mudah dan sederhana. Proses produksi sebagian besar dilakukan secara tradisional. Proses kegiatan yang menggunakan mesin hanyalah pada proses penggilingan, pengepresan, dan pemarutan kelapa. Bahkan pada proses perebusan dan penggorengan dilakukan dengan menggunakan tungku dengan kayu bakar. Tahapan dari proses produksi pembuatan abon ikan adalah sebagai berikut dan skema proses pembuatan abon ikan dapat dilihat pada Gambar 8 hal 78. 1. Tahap pertama dalam pembuatan abon ikan adalah pengadaan bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku utama, yaitu ikan, kemudian dipotong-potong dan dicuci hingga bersih. 2. Setelah dicuci ikan disusun dalam badeng dan direbus selama 30-60 menit sampai ikan menjadi lunak. Selama proses perebusan ditambahkan pula daun salam dan garam. 3. Ikan yang telah direbus kemudian dipres. Pengepresan dilakukan untuk mengurangi air pada daging ikan dengan menggunakan alat pengepres. 4. Setelah kadar air berkurang, selanjutnya dilakukan penggilingan daging ikan menjadi serat-serat. 5. Serat-serat tersebut kemudian ditambahkan bumbu yang terdiri dari bawang putih, ketumbar, lengkuas, gula, garam dan santan. 6. Setelah bumbu tercampur rata, kemudian dilakukan penggorengan selama kurang lebih 60 menit. Selama proses penggorengan, dilakukan pengadukan secara terus-menerus agar abon matang secara merata dan bumbu dapat meresap dengan baik. Abon digoreng hingga memperlihatkan warna kuning kecoklatan. 7. Setelah penggorengan, dilakukan pengepresan kembali agar kadar minyak dalam abon berkurang. 8. Abon yang telah dipres kemudian dicabik-cabik agar tidak menggumpal dan menghasilkan tekstur seragam. Pengemasan dilakukan dengan menambah bawang goreng. Pembagian tugas ditemukan pada proses produksi. Aktivitas produksi sering dilakukan pada sore hari sampai malam hari dan dilanjutkan pada pagi hari. Hal ini berimplikasi pada pembagian kerja pada setiap kegiatan produksi. Jumlah tenaga kerja dalam setiap proses produksi berkisar antara 5-10 orang. Pada setiap proses produksi, tenaga kerja yang terlibat diberikan tugas yang berbeda-beda. Kelebihan dari pembagian tugas di KUB Hurip Mandiri adalah pembagian tugas dilakukan secara fleksibel. Tugas yang diberikan pada masing-masing anggota akan digilir pada setiap proses produksi sehingga setiap anggota mampu melakukan semua tugas pada proses produksi. Kapasitas maksimum untuk satu kali proses produksi pada usaha ini adalah 500 kilogram ikan yang dilakukan dalam 2 hari. Namun, KUB Hurip Mandiri sering berproduksi tidak pada kapasitas maksimalnya. Hal yang disebabkan oleh keterdsediaan bahan baku. Usaha ini menyesuaikan kapasitas produksi dengan banyaknya ikan yang diperoleh. Ikan jangilus marlinTuna Pemotongan dan Pencucian Ikan Perebusan Pengepresan I Penggilingan Pemberian Bumbu Penggorengan Pengepresan II Pencabikan Penambahan Bawang Goreng Pengemasan Gambar 8. Skema Proses Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri 2008

6.2.3 Manajemen