Manajemen Analisis Lingkungan Internal .1 Pemasaran

Ikan jangilus marlinTuna Pemotongan dan Pencucian Ikan Perebusan Pengepresan I Penggilingan Pemberian Bumbu Penggorengan Pengepresan II Pencabikan Penambahan Bawang Goreng Pengemasan Gambar 8. Skema Proses Pembuatan Abon Ikan KUB Hurip Mandiri 2008

6.2.3 Manajemen

Kegiatan manajemen dapat berupa kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan sumber daya manusia, dan pengendalian. Kualitas sumber daya manusia yang rendah menyebabkan manajemen dalam usaha ini berlangsung sederhana. Hal ini dapat dilihat dari proses produksi pembuatan abon ikan dan proses pencatatan serta pembukuan. Kegiatan produksi abon ikan dilakukan berdasarkan pesanan yang telah disetujui dengan konsumen, tanpa adanya kegiatan perencanaan terlebih dahulu. Pada KUB Hurip Mandiri tidak ditemui proses produksi dengan estimasi jumlah permintaan. Seluruhnya dilakukan berdasarkan pesanan dan ketersediaan bahan baku. Abon ikan yang diproduksi tanpa ada yang memesan akan dijadikan stok untuk mengantisipasi ketidaktersediaan bahan baku utama di waktu-waktu tertentu. KUB Hurip Mandiri hanya melakukan pencatatan sederhana. Transaksi yang dilakukan tidak pernah dicatat. Akibatnya penjualan per periode tidak dapat diketahui dengan pasti. Begitu pula dengan pencatatan keuangan. Usaha ini hanya mencatat total biaya yang dikeluarkan tiap kali berproduksi. Pada KUB Hurip Mandiri tidak ditemui adanya divisi atau bagian yang memiliki tugas spesifik seperti pemasaran ataupun penelitian dan pengembangan. Pada manajemen kelompok ini hanya terdapat pembagian tugas antara ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Sistem kompensasi KUB Hurip Mandiri menggunakan sistem bagi hasil yang dilakukan dua hingga tiga kali setahun tidak rutin. Perhitungan bagi hasil dilakukan dengan cara membagi keuntungan bersih dengan jumlah tenaga kerja yang mengikuti kegiatan produksi. Masing-masing anggota mendapat satu bagian dari bagi hasil, kecuali ketua. Ketua mendapat dua bagian dari bagi hasil. Setiap anggota mendapat uang makan tiap proses produksi yaitu sebesar Rp 3.000. Keuntungan bersih yang diperoleh dipergunakan untuk uang kesehatan anggota sebesar 10 persen, cadangan modal 40 persen, dan untuk bagi hasil 50 persen. Pengorganisasian di dalam perusahaan juga berlangsung sederhana. Bentuk struktur organisasi yang sederhana memungkinkan komunikasi antara ketua dan anggota berlangsung dengan mudah. Selain itu, rasa kekeluargaan yang sangat kuat di dalam KUB Hurip Mandiri menjadikan setiap anggotanya senantiasa termotivasi untuk memajukan usaha ini. Hal inilah yang menjadikan usaha ini tidak pernah sekali pun berhenti berproduksi sejak pertama didirikan. Bahkan saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998 usaha ini tetap berjalan walaupun dengan keuntungan yang sangat kecil. Aktivitas pengendalian dilakukan oleh ketua. Ketua senantiasa memantau proses produksi apakah telah berlangsung baik dan produk yang dihasilkan telah sesuai dengn standar perusahaan. Ketua juga memastikan pesanan yang dipesan oleh konsumen sesuai dengan pesanan dan sampai pada tempat dan waktu yang tepat.

6.2.4 Keuangan