Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

65 Instrumen dalam penelitian ini yaitu observasi, angket, dan tes hasil belajar siswa. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian validitas kontruk contruct validity dan validitas isi content validity. Untuk menguji validitas kontruk digunakan pendapat dari ahli judgement experts. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan suatu teori, maka dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun untuk dilakukan perbaikan ataupun perombakan total. Sedangkan untuk menguji validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan Sugiyono, 2011: 352-353. Uji validitas observasi dan angket digunakan dengan pengujian validitas konstruk. Setelah kisi-kisi pada observasi dan angket disusun, kemudian dikonsultasikan kepada dosen ahli bidang penelitian pendidikan judgement expert untuk dilakukan perbaikan. Cara validasi instrumen adalah melalui diskusi dan saran tertulis. Adapun aspek yang dipertimbangkan untuk diperbaiki yaitu: tujuan pernyataan isi dan kejelasan instrumen, relevansi terhadap tujuan penelitian, persiapan pengamat observasi, dan format observasi. Setelah melalui bimbingan konsultasi dengan para ahli, terdapat sejumlah penyempurnaan terhadap instrumen tersebut. Hasil keputusan konsultasi menyatakan siap untuk digunakan pada penelitian. Uji validitas tes hasil belajar siswa digunakan dengan pengujian validitas isi. Setelah kisi-kisi observasi dan angket disusun, kemudian peneliti membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. 66 Selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen ahli bidang penelitian judgement expert. Kemudian konsultasi materi pelajaran dengan guru pembimbing di SMK N 2 Yogyakarta. Adapun konsultasi dengan guru pembimbing untuk memprediksikan soal yang dianggap mudah hingga sulit untuk dikerjakan siswa. Selanjutnya dalam validitas isi dilakukan validitas terhadap butir soal dengan melakukan analisis butir soal. Menurut Nana Sudjana 2002: 135, analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Analisis butir soal dilakukan dengan menganalisis taraf kesukaran dan daya pembeda. Menganalisis taraf kesukaran diukur dari segi kesulitannya sedangkan menganalisis daya pembeda untuk menentukan kesanggupan tes dalam membedakan siswa unggul dan asor. Berikut ini adalah hasil analisis butir soal siklus I dan II. 1. Analisis Butir Soal Obyektif Siklus I dan II Analisis butir soal obyektif untuk mengetahui taraf kesukaran dan daya pembeda pada soal pilihan ganda. Untuk menentukan taraf kesukaran pada soal obyektif dihitung dengan menggunakan rumus berikut Suharsimi Arikunto, 2002: 208: = Dimana: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Dengan klasifikasi indeks kesukaran soal sebagai berikut: 67 a Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar; b Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang; c Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah. Sedangkan untuk menghitung daya pembeda pada soal obyektif digunakan rumus berikut Suharsimi Arikunto, 2002: 213-214: = = Dimana: D = Daya pembeda J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab soal dengan benar P A = Indeks kesukaran kelompok atas P B = Indeks kesukaran kelompok bawah Banyaknya peserta kelompok atas dan kelompok bawah adalah 50. Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut: D : 0,00 – 0,20 : Jelek poor D : 0,21 – 0,40 : Cukup satisfactory D : 0,41 – 0,70 : Baik good D : 0,71 – 1,00 : Baik sekali excellent D : negatif : Semuanya tidak baik, D negatif sebaiknya dibuang Hasil analisis butir soal obyektif pada siklus I dan II menghasilkan tingkat kesukaran dan daya pembeda yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 10 141

EKSPERIMEN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Dan Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motiv

0 3 17

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 7 142

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 161