100 siswa saat berdiskusi pada siklus I sebesar 58 naik menjadi 100
pada siklus II. Keaktifan siswa dalam memberi pendapat pada siklus I sebesar 15 naik menjadi 21 pada siklus II.
b. Pembahasan Hasil Angket Respon Siswa Siklus I dan II
Berdasarkan pada data hasil angket respon siswa diketahui sebanyak 8 siswa sangat setuju SS, 63 siswa setuju S, 29
siswa tidak setuju TS, dan 0 siswa sangat tidak setuju STS terhadap pelaksanaan model pembelajaran gabungan antara PBL
dan TPS. Adapun penilaian tiap-tiap indikator terdapat pada tabel berikut:
Tabel 27. Hasil analisis indikator angket respon siswa
No. Rating
Jumlah responden
Jumlah nilai
Rata- rata
nilai Kategori
4 3
2 1
1 3
28 1
32 98
3,06 T
2 1
22 9
32 88
2,75 R
3 1
15 16
32 81
2,53 R
4 19
13 32
83 2,59
R 5
8 22
2 32
102 3,19
T 6
8 23
1 32
103 3,22
T 7
1 19
12 32
85 2,66
R 8
1 16
15 32
82 2,56
R 9
24 8
32 88
2,75 R
10 1
15 16
32 81
2,53 R
Fr 24
202 93
2,78 8
63 29
Hasil analisis tiap indikator pada angket respon siswa diatas dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi T dan rendah
R. Hasil penilaian tiap indikator dinyatakan T jika bernilai diatas rata-rata nilai, sedangkan indikator dinyatakan R jika bernilai
101 dibawah rata-rata nilai. Sehingga tiap indikator dapat diurut dari
penilaian paling tinggi hingga paling rendah. Tabel 28. Urutan jawaban angket respon siswa
Pertanyaan ke- Rata-rata nilai
Kategori
6 3,22
T 5
3,19 T
1 3,06
T 2
2,75 R
9 2,75
R 7
2,66 R
4 2,59
R 8
2,56 R
3 2,53
R 10
2,53 R
Berdasarkan urutan angket respon siswa pada tabel no. 22, dapat diketahui bahwa:
1 Siswa dapat berdiskusi dengan kelompok 6, siswa mampu
menerapkan kerja kelompok dengan siswa lain 5, dan siswa antusias mengikuti pelajaran 1 dapat dikategorikan sudah
tinggi T. 2
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran 2, pemahaman yang lebih baik setelah mengikuti mata pelajaran PSKO dengan
menerapkan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS 9, kemudahan siswa dalam memahami materi pelajaran
7, pemahaman siswa dalam memahami dan memecahkan permasalahan-permasalahan pada mata pelajaran PSKO 4,
pembelajaran yang lebih menyenangkan 8, kemampuan siswa dalam menganalisis permasalahan yang diberikan dalam
102 proses belajar mengajar 3, dan ketertarikan siswa dalam
mengikuti pelajaran 10 dapat dikategorikan masih rendah R. Hasil
respon siswa
menunjukkan bahwa
secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran model gabungan antara
PBL dan TPS masih dikategorikan rendah karena hanya sebanyak tiga indikator pertanyaan yang bernilai tinggi T dan tujuh indikator
pertanyaan yang bernilai rendah R. Sedangkan banyaknya jawaban yang diberikan oleh siswa didominasi oleh jawaban setuju
S atas pelaksanaan pembelajaran yaitu sebesar 68.
2. Peningkatan Pencapaian Hasil Belajar Mata Pelajaran PSKO pada
Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil pretes dan postes pada kedua siklus dengan
menerapkan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS dapat diketahui terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PSKO dengan standar kompetensi memperbaiki sistem starter. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai siswa hingga
mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Adapun hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan model pembelajaran gabungan antara PBL
dan TPS mata pelajaran PSKO dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 29. Pencapaian hasil belajar siswa mata pelajaran PSKO
Tahapan Pencapaian
∑ Mencapai Nilai KKM ≥76,6
Siklus I Pretes I
Postes I 35
12
Peningkatan 35
12 Siklus II
Pretes II 41
14
Postes II
88 30
Peningkatan 47
16
103
Gambar 12. Pencapaian hasil belajar siklus I dan II Penerapan model pembelajaran gabungan antara PBL dan
TPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PSKO. Sebanyak 88 siswa mencapai nilai KKM yang ditetapkan.
Berdasarkan pencapaian nilai pada mata pelajaran PSKO, pada siklus I diperoleh hasil pretes dengan persentase 0 dan postes sebesar 35
atau telah mengalami peningkatan sebesar 35. Pada siklus I pencapaian hasil belajar siswa terhadap nilai KKM dikategorikan kurang.
Kemudian hasil pretes pada siklus II diperoleh hasil pretes dengan persentase 41 dan postes sebesar 88 atau telah mengalami
peningkatan sebesar 47. Pada siklus II dapat dikategorikan bahwa kualitas proses belajar mengajar termasuk baik dengan hasil belajar
yang sangat baikoptimal. Selain peningkatan hasil belajar yang ditandai pada pencapaian
nilai KKM, terjadi peningkatan secara keseluruhan nilai siswa. Pada siklus I nilai rata-rata pretes sebesar 46,55 dan pada postes sebesar
72,66 atau telah mengalami peningkatan sebesar 26,11. Nilai minimum
35 41
88
35 47
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pretes Postes
P e
rs e
n ta
s e
Pencapaian Hasil Belajar Siklus I dan II
Siklus I Siklus II
Peningkatan