Peningkatan Pencapaian Hasil Belajar Mata Pelajaran PSKO pada

105 Peningkatan pencapaian hasil belajar siswa dapat dilihat secara bertahap mulai dari peningkatan pada postes siklus I. Kemudian peningkatan pencapaian hasil belajar pada pretes siklus II mengalami penurunan tetapi dalam batas yang rendah serta lebih baik dibandingkan pretes pada siklus I. Sedangkan pada postes siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Penilaian pada postes siklus II sudah dapat dikategorikan sangat baikoptimal. 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Proses pelaksanaan model pembelajaran gabungan antara Problem Based Learning PBL dan Think-Pair-Share TPS dimulai dari perencanaan siklus I dengan konsultasi pada guru dan persiapan RPP, soal perancangan permasalahan, instrumen penelitian, serta media pembelajaran. Materi yang diajarkan yaitu mengidentifikasi sistem starter. Tahap inti pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS dilakukan dengan memberikan soal permasalahan. Siswa dibagi menjadi kelompok berpasangan untuk berdiskusi terhadap hasil jawaban yang telah dibuat dan beberapa kelompok siswa menjelaskan hasil jawabannya di depan kelas. Selama pembelajaran dilakukan pengamatan melalui lembar observasi, jawaban soal pemecahan masalah, dan catatan lapangan. Kemudian perencanaan siklus II dengan konsultasi pada guru, menyiapkan RPP, soal perencanaan permasalahan, instrumen penelitian, dan media pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama dan kedua dengan materi memperbaiki sistem starter dan komponen-komponennya. Proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan soal permasalahan kemudian membagi kelompok berpasangan untuk menyelesaikan permasalahan yang dibuat sebelumnya. Pendekatan pada siswa selama memecahkan masalah, pertanyaan singkat, bimbingan dalam pemahaman materi, serta pemberian handout materi lebih diupayakan dalam pelaksanaan siklus II. Pengamatan dilakukan dengan 107 menggunakan lembar observasi, dan catatan lapangan. Lembar angket diserahkan ke siswa pada akhir pembelajaran. Kemudian pada refleksi II diketahui bahwa pembelajaran gabungan PBL dan TPS secara efektif meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Hasil observasi siswa dalam penerapan model pembelajaran PBL dan TPS dari siklus I dan II mengalami peningkatan. Pada siklus I, aktivitas siswa yang mengikuti tahapan-tahapan PBL dan TPS hanya sebesar 50. Pada siklus II, aktivitas siswa sebesar 75. Respon-respon siswa selama mengikuti pelaksanaan penerapan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS masih rendah. Berdasarkan kategori tinggi rendahnya pilihah jawaban, dari 10 indikator angket respon siswa hanya indikator no. 1, 5, dan 6 yang menunjukkan hasil yang tinggi T, sedangkan indikator no. 2, 3, 4, 7, 8, 9, 10 menunjukkan hasil rendah R. Sedangkan Pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran PSKO dengan standar kompetensi memperbaiki sistem starter mengalami peningkatan. Pada siklus I diperoleh hasil pretes dengan persentase pencapaian nilai KKM sebesar 0 dan postes dengan persentase sebesar 35 atau telah mengalami peningkatan sebesar 35. Hasil pretes pada siklus II diperoleh hasil pretes dengan persentase 41 dan postes sebesar 88 atau telah mengalami peningkatan sebesar 47.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Terbatasnya waktu yang dapat digunakan oleh peneliti sehingga penerapan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS di kelas 108 hanya dilakukan sebanyak 2 x 45 menit tatap muka. Sedangkan tiap model pembelajaran antara PBL dan TPS memiliki tahapan-tahapan yang sistematis dan kompleks. Sehingga peneliti mempersingkat waktu pelaksanaan pretes-postes pada siklus I dan II serta pengisian angket respon siswa. 2. Terbatasnya waktu untuk melaksanakan penelitian, sedangkan PTK yang menyangkut model pembelajaran membutuhkan waktu tatap muka dengan siswa secara kontinyu bahkan hingga berbulan-bulan. 3. Terbatasnya waktu mempersiapkan instrumen berupa tes hasil belajar siswa karena perlunya dilakukan uji coba dan analisis butir soal hingga diperoleh soal yang tepat bagi siswa. 4. Adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing siswa, sehingga hasil penelitian tidak dapat disamakan tiap waktunya.

C. Saran

1. Model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS dapat digunakan sebagai pilihan bagi guru-guru di SMK N 2 Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. 2. Berdasarkan data respon siswa selama melaksanakan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS belum memperoleh hasil respon yang memuaskan bagi peneliti, sehingga bagi peneliti yang berkeinginan mengadakan penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk mencari hubungan ataupun analisis antara hasil belajar siswa terhadap respon siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran gabungan antara PBL dan TPS. 109 DAFTAR PUSTAKA Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. Penerjemah: Helly Prajitno Sri Mulyantini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Atik Widarti. 2007. Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Pokok Bahasan Segi Empat pada Siswa Kelas VII. Skripsi. UNNES. Baharuddin Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Buku Induk II SMK N 2 Yogyakarta, Silabus Otomotif. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK. Devi Diyas S. 2012. Penerapan Model Problem Based Learning PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran IPA Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman. Skripsi. UNY. Djunaidi Ghony. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press. Eka M. Yudiana. 2010. Penerapan Multi Metode dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VII SMPN 4 Malang. Skripsi. UIN Malang. Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Joyce, Bruce Weil, Marsha. 1996. Models of Teaching. USA: Needham Heights. Kunandar. 2011. Penelitian Tindakan Kelas, sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Made Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Martubi. 2005. Kumpulan Modul Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: SP 4. Mohammad Asrori. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima. Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) DAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE)

8 69 56

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 10 141

EKSPERIMEN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR Eksperimen Strategi Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Dan Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motiv

0 3 17

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 7 142

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 161