27
4. Berfikir-Berpasangan-Berbagi Think-Pair-Share
Menurut Arends 2008: 15 pembelajaran berfikir-berpasangan- berbagi atau think-pair-share TPS merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. TPS berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Model pembelajaran TPS berkembang dari penelitian belajar kooperatif di Universitas Maryland oleh Frang Lyman dan rekan-rekannya. Model
pembelajaran ini merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Guru membantu dalam memberikan
penjelasan singkat mengenai permasalahan yang belum dimengerti siswa. Dalam hal ini guru sebagai fasilitator di kelas dan tetap mengatur
kelas secara keseluruhan. Melalui pembelajaran TPS akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja sama dalam tugas-tugas yang terstruktur. Melalui pembelajaran ini, seorang siswa akan menjadi sumber bagi
teman yang lain. Pembelajaran ini dikembangkan dengan asumsi bahwa proses belajar lebih bermakna jika peserta didik saling mengajari
melalui sumber belajar utama dari guru dan teman belajarnya. Dalam proses pembelajarannya, pembelajaran TPS mengedepankan beberapa
unsur yang tidak dimiliki beberapa pembelajaran yang mengutamakan langkah berfikir konstruktif dan mendalam seperti halnya pada PBL.
Pada TPS mengutamakan proses pembelajaran untuk menyelesaikan tugas dengan interaksi antar sesama kelompok sehingga tercipta
suasana pembelajaran yang aktif. Adapun Ikhtisar pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu Trianto, 2009: 26:
28 Tabel 3. Ikhtisar model pembelajaran TPS
No. Ciri-ciri Penting
Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share
1 Landasan Teori
Teori Belajar Sosial; Teori Konstruktivis 2
Pengembangan Teori Dewey; Vygotsky; Slavin; Piaget
3 Hasil Belajar
Keterampilan akademik dan sosial 4
Ciri Pengajaran Kerja
kelompok dengan
ganjaran kelompok dan struktur tugas
5 Karakteristik
Lingkungan Fleksibel,
demokratik, lingkungan
berpusat pada guru Landasan teori yang mengacu pada model TPS menekankan
teori belajar sosial dan konstruktif. Dalam hal ini menurut Vygotsky dalam Trianto 2009: 39, teori belajar sosial menekankan pada aspek
sosial dalam pembelajaran yang membangkitkan fungsi mental dimana pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar
individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap ke dalam individu tersebut. Hal ini berarti menekankan pada komponen kognitif
dari pikiran, pemahaman, dan evaluasi. Individu belajar tentang perilaku melalui peniruan dengan melihat dan mendengar dari lingkungan sekitar
yang sesuai dengan belajar kelompok yang dilakukan bersama untuk mencapai tujuan bersama dalam kelompok. Sedangkan teori belajar
konstruktivis menekankan pada pengetahuan sedikit demi sedikit, kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
Pembelajaran dengan model TPS cenderung lebih fleksibel dan demokratik untuk dilaksanakan. Guru berfungsi sebagai fasilitator dalam
kerja kelompok di ruang kelas. Sedangkan hasil belajar dapat diketahui secara akademik dan sosial, yaitu dapat diketahui berdasarkan
pemberian latihan maupun pengamatan. Model
TPS memiliki
karakteristik, keunggulan dan kelemahan, manfaat, serta tahapan sebagai berikut: