Faktor Pendukung dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Perempuan

98 disampaikan oleh Atkinson di atas bahwa tingkat lokal merupakan lingkup utama yang memerlukan pemberdayaan untuk pembangunan berkelanjutan. Alasan yang melatarbelakangi diselenggarakannya Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan berasal dari dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Pertama, faktor internal adalah 1 kepentingan lembaga untuk melakukan tindak lanjut program, 2 memberikan pembelajaran keaksaraan tingkat mandiri untuk warga belajar. Kedua, faktor eksternal adalah 1 kebutuhan masyarakat yang gemar melestarikan lingkungan, 2 lingkungan yang kaya dengan sumber daya alam berupa pertanian dan peternakan. Pendidikan keaksaraan tidak semata-mata memberikan pembelajaran baca, tulis, dan hitung melainkan sebuah upaya pendidikan yang memberikan pemberdayaan untuk masyarakat. Hasil penelitian menyatakan bahwa proses pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan berlangsung sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif yang dikemukakan oleh Sudjana 2000: 172-174 antara lain, 1 berdasarkan kebutuhan belajar, 2 berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran, 3 berpusat pada peserta didik, 4 berangkat dari pengalaman belajar. Pembahasan mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran oleh tutor dan nara sumber teknis dijabarkan dalam poin-poin berikut ini :

a. Materi Pembelajaran

Pembekalan materi pengetahuan dan keterampilan dalam proses pemberdayaan masyarakat sesuai dengan pendapat Parsons, et.al 1994 dalam Edi Suharto 2010: 58-59 yakni pemberdayaan menekankan bahwa orang 99 memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Hasil penelitian menyatakan bahwa materi pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pembuatan jamu instan dengan tetap membelajarkan materi inti keaksaraan yakni membaca, menulis, dan berhitung. Materi tersebut disampaikan sebagai upaya pemberian pengetahuan dan keterampilan agar warga belajar mampu memberikan peningkatan kehidupan pribadi maupun kelompok. Penentuan materi pembelajaran tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran partisipatif yakni berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran Sudjana, 2000: 173. Dimana materi yang dipilih merupakan upaya untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan belajar itupun disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah yang ada pada warga belajar. Selain itu, pemilihan materi belajar sesuai dengan latar kehidupan kehidupan setempat sesuai dengan prinsip pelaksanaan pembelajaran keaksaraan yakni konteks lokal dan desain lokal Kusnadi, 2005: 201. Dimana warga belajar akan berperan aktif dalam penentuan tema dan materi belajar kemudian disepakati oleh tutor ataupun nara sumber teknis.

b. Persiapan Pembelajaran

Kegiatan persiapan pembelajaran ini sebagai upaya penyatuan persepsi antara pengelola, tutor dan NST dalam menyampaikan materi pembelajaran