Penentuan Objek Penelitian Penentuan Subjek dan Objek Penelitian

51 Guba dan Lincoln 1981: 191-193 dalam Moleong 2012: 174-175 menyatakan beberapa alasan mengapa perlu memanfaatkan pengamatan dalam penelitian : a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. c. Peneliti dapat mencatat perilaku dan situasi yang berkaitan dengan penelitian d. Mencegah terjadinya bias dilapangan. Dalam teknik observasi partisipatif, peneliti melakukan pengamatan dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh sumber data dan ikut merasakan setiap prosesnya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak Sugiyono, 2012: 64. Observasi dilakukan pada aspek kondisi fisik dan non fisik yang berkaitan dengan Implementasi Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Paguyuban Aksara Green. Kondisi fisik berupa tata letak dan ruang pelaksanaan program, serta sarana dan prasarana pembelajaran. Sedangkan kondisi non fisik adalah jalannya pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan, yakni kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di Paguyuban Aksara Green. 2. Wawancara Salah satu teknik pengumpulan data kualitatif adalah wawancara mendalam, instrumen yang digunakan disini yaitu pedoman wawancara Sudarwan Danim, 2002: 138. Menurut Esterberg 2002 dalam Sugiyono 2012: 52 72 mendefinisikan interview sebagai berikut, a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg 2002 dalam Sugiyono 2012: 73 juga mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam penelitian ini, menggunakan wawancara semiterstruktur karena merupakan kategori wawancara in-depth interview yang bertujuan untuk mendapatkan informasi secara lebih terbuka, dimana pihak yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya tentang Implementasi Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan di Paguyuban Aksara Green dalam upaya pemberdayaan perempuan. 3. Dokumentasi Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif Sugiyono, 2012: 82. Hasil pengumpulan data dari teknik observasi dan wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik. Dokumentasi digunakan untuk menggali informasi dalam kaitannya dengan arsip atau catatan yang ada, proses pembelajaran oleh tutor dan nara sumber teknis, metode penyampaian yang diterapkan, evaluasi program pelatihan serta foto-foto kegiatan, fasilitas, dan sarana serta catatan kejadian yang dapat membantu menjelaskan kondisi yang akan digambarkan oleh peneliti.