Metode dan Media Belajar Evaluasi Belajar
106 tersebut selanjutnya didistribusikan ke warung-warung kecil yang ada disekitar
lokasi Paguyuban Aksara Green maupun ketempat lain yang memiliki prospek konsumen pupuk kompos dan jamu instan namun masih dalam skala penjualan
oleh kelompok karena sasaran pasarnya masih sangat sedikit. Hasil pembelajaran
Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan yang diterapkan di Paguyuban Aksara Green diharapkan mampu
memberikan pemberdayaan bagi perempuan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hal tersebut diwujudkan melalui penyampaian materi yang berkaitan
dengan wawasan pembangunan berkelanjutan seperti pengolahan sampah dan pengolahan tanaman obat. Keadaan di atas sesuai dengan fungsi dan manfaat
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan yakni terbangunnya kapasitas komunitas atau bangsa yang mampu membangun, mengembangkan, dan
mengimplementasikan rencana kegiatan yang mengarah kepada
sustainable development,
yaitu kegiatan yang mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan dengan mempertimbangkan ekosistem Sinaga, 2009.
Jadi dapat diketahui bahwa dengan adanya program Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan ini dapat memberdayakan
perempuan dalam bentuk antara lain : 1 peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah sumber daya lokal dilihat dari kemampuan warga
belajar untuk mengolah tanaman obat menjadi jamu instan, 2 peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk melestarikan lingkungan melalui pengolahan
sampah organik menjadi pupuk kompos, 3 peningkatan pendapatan dari pembagian hasil usaha penjualan produk pupuk kompos dan jamu instan sebagai
107 tambahan pemasukan untuk ekonomi keluarga, 4 warga belajar memperoleh
kesempatan menuangkan tulisan tentang proses belajarnya dalam Koran Ibu “Melati”.
Penerapan hasil pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan terdapat kelemahan yang muncul dalam pendistribusian produk
pupuk kompos. Hal tersebut terjadi dikarenakan jumlah permintaan dari konsumen sangat rendah dan kebanyakan masyarakat telah beralih ke pupuk yang
lebih modern. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu “SB” selaku penyelenggara program,
“Tapi baru bisa usaha kelompok belum individu untuk jualnya, pupuk komposnya juga begitu.”
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu “Nt” salah satu warga belajar, “sudah dapat manfaat dari jamu instant pas praktik masak, bikin jamu terus
disetorkan ke warung-warung bisa nambah penghasilan keluarga. Kalau tentang pupuk itu hanya untuk wawasan karna pupuk itu sudah banyak.”
Dari hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
kelemahan dalam penerapan hasil pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan yakni terbatasnya wilayah distribusi produk hasil
pembelajaran praktik. Namun hal demikian bukan menjadi kendala berarti dalam implementasi Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan karena
pada dasarnya tujuan program sendiri adalah meningkatkan motivasi dan kesadaran peserta didik untuk untuk melakukan pengelolaan lingkungan yang
berkelanjutan tanpa merusak keseimbangan alam.
108