14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Konsep Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan
a. Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dalam Jalur Pendidikan
Nonformal
Dalam keputusan rapat umum PBB tentang Dekade Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dituliskan bahwa
“education is a motor for change.
That is why in December 2002, the United Nations General Assembly, through its Resolution, declared a Decade of Education for Sustainable Development. It also
designated UNESCO as the lead agency for the promotion of this Decade” UNESCO, 2005: 4. Dari pemaparan di atas, diketahui bahwa dimensi
pendidikan menjadi media yang tepat sebagai upaya untuk mewujudkan misi pembangunan berkelanjutan. Pendidikan sebagai motor penggerak perubahan
mampu membawa misi pembangunan berkalanjutan sebagai model pemberdayaan masyarakat yang dapat dengan mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan untuk Pembangunan Berkalanjutan diterapkan di seluruh negara yang menjadi anggota PBB termasuk di Indonesia, implementasi tersebut
tidak lepas dari program internasional yang lebih dahulu dirintis seperti
Millenium Development Goals MDGs, Education For All EFA, United Nations Literacy
Decade UNLD.
Ketiga inisiatif global tersebut secara umum memiliki misi yang sama yakni pendidikan sebagai kunci untuk pembangunan berkelanjutan seperti
pemaparan oleh UNESCO sebagai berikut, “MDGs that centered on the reduction
15 of poverty; Education For All that focuses on the universal access to education;
and the UNLD that aimed to provide adults with education. All share a common
visions: education is the key to sustainable development” UNESCO, 2005: 6. Kajian teori mengenai pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
dalam penelitian ini menekankan pada konsep pendidikan nonformal yaitu pendidikan keaksaraan. Konsep pendidikan berwawasan lingkungan ini memiliki
tindak lanjut sehingga muncul dampak positif bagi masyarakat. Hal tersebut memiliki tujuan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan
penyelenggaraan pembangunan masyarakat. Lahirnya ESD
Education for Sustainable
Development dilatarbelakangi oleh adanya kondisi bahwa pendidikan formal, nonformal dan informal dipilih
karena merupakan instrumen kuat yang efektif untuk melakukan komunikasi, memberikan informasi, penyadaran, pembelajaran dan dapat untuk memobilisasi
massakomunitas, serta menggerakkan bangsa ke arah kehidupan masa depan yang berkembang secara lebih berkelanjutan Sudibyo, 2012: 3. Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 3 menyebutkan bahwa, pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemmapuan peserta didik. Berdasarkan pernyataan di atas, pendidikan keaksaraan
sebagai salah satu jenis pendidikan nonformal menjadi wadah untuk