Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Program Pendidikan

99 memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya. Hasil penelitian menyatakan bahwa materi pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pembuatan jamu instan dengan tetap membelajarkan materi inti keaksaraan yakni membaca, menulis, dan berhitung. Materi tersebut disampaikan sebagai upaya pemberian pengetahuan dan keterampilan agar warga belajar mampu memberikan peningkatan kehidupan pribadi maupun kelompok. Penentuan materi pembelajaran tersebut sesuai dengan prinsip pembelajaran partisipatif yakni berorientasi pada tujuan kegiatan pembelajaran Sudjana, 2000: 173. Dimana materi yang dipilih merupakan upaya untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan belajar itupun disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan analisis masalah yang ada pada warga belajar. Selain itu, pemilihan materi belajar sesuai dengan latar kehidupan kehidupan setempat sesuai dengan prinsip pelaksanaan pembelajaran keaksaraan yakni konteks lokal dan desain lokal Kusnadi, 2005: 201. Dimana warga belajar akan berperan aktif dalam penentuan tema dan materi belajar kemudian disepakati oleh tutor ataupun nara sumber teknis.

b. Persiapan Pembelajaran

Kegiatan persiapan pembelajaran ini sebagai upaya penyatuan persepsi antara pengelola, tutor dan NST dalam menyampaikan materi pembelajaran 100 Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Selain itu persiapan pembelajaran juga melibatkan warga belajar untuk mengungkapkan kebutuhan belajar yang dirasakan tentang pengetahuan, keterampilan, dan atau nilai apa yang ingin dimiliki melalui kegiatan pembelajaran Sudjana, 2000: 155. Partisipasi pada tahap perencanaan adalah keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan dan prioritas masalah, sumber- sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran Sudjana, 2000: 155. Sesuai dengan pendapat di atas, perencanaan atau persiapan pembelajaran Pendidikan Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan melibatkan warga belajar didalamnya. Warga belajar di Paguyuban Aksara Green terlibat dalam tahap persiapan pembelajaran, dalam diskusi yang berlangsung, warga belajar menyampaikan keinginan dan gagasan mereka yang kemudian diidentifikasi oleh pengelola dan tutor sebagai sebuah kebutuhan. Gagasan dan keinginan yang telah diidentifikasi selanjutnya dianalisis sehingga menghasilkan sebuah tema dan belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sering disebut sebagai program yang memiliki arah bottom-up. Dimana program yang memiliki kebijakan bottom- up merupakan kegiatan yang benar-benar berasal dari masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian persiapan Pembelajaran Pendidikan Perempuan yang melibatkan warga belajar menjadi upaya nyata untuk membelajarkan masyarakat dan mengarahkan tujuan belajar tersebut ke arah pembangunan berkelanjutan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.