52 e.
Mengkomunikasikan Kegiatan mengkomunikasikan dilakukan melalui menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Pendapat ahli tersbut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik adalah 5M yaitu, mengamati, menanya, menalar, mencoba,
dan mengkomunikasikan. Tahapan-tahapan pendekatan 5M atau dapat disebut sebagai model pembelajaran 5M memiliki tujuan agar siswa dapat
berpartisipasi dan terlibat aktif selama pembelajaran. Namun, pada kenyataannya model 5M dilapangan tidak jarang menggunakan metode
ceramah saja, dimana materi yang seharusnya melibatkan aktivitas siswa secara langsung seringkali siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh
guru, hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara terhadap guru kelas IV C dan IV D di SDN Jarakan. Pada dasarnya penggunaan model 5M sangat
tergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan model pembelajaran. Penyajian metode ceramah pada model 5M yang dilakukan oleh guru yaitu
dengan cara memberikan penjelasan-penjelasan yang bersifat informasi dengan penyampaian secara lisan kepada peserta didik.
F. Kerangka Pikir
Kemampuan berpikir kreatif sangat penting dimiliki oleh siswa SD atau sederajat. Fakta dari SDN Jarakan menunjukan bahawa kemampuan berpikir
kreatif terutama berpikir lancer fluency, luwes flexibility, orisinal originality dan terperinci elaboration oleh siswa masih tergolong rendah. Hal ini,
53 diperlukan dorongan guru untuk menggali potensi kemampuan berpikir kreatif
siswa, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok. Model pembelajaran Project Based Learning PJBL merupakan salah satu model
pembelajaran yang cocok untuk menggali kemampuan berpikir kreatif siswa. Model pembelajaran PJBL merupakan salah satu model pembelajaran
yang menggunakan proyekkegiatan sebagai media dalam pembelajaran. Dengan model ini guru akan menugaskan siswa untuk mengeksplorasi, penilaian
interpretasi, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk kreatifitas belajar siswa. Pembelajaran ini menggunakan proyek sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan menginterpretasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Berdasarkan hal yang telah
diuraikan diatas, maka dengan menerapkan model pembelajaran PJBL pada pelajaran IPA akan menjadikan siswa lebih kreatif. Secara sederhana kerangka
pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1, yaitu sebagai berikut.
da
Gambar 1. Skema hubungan variabel bebas dan Variabel terikat Pada
Pembelajaran IPA.
Model Pembelajaran PJBL Sintaks:
1 Memperoleh ide 2 Merancang proyek
3 Menyetel proyek 4 Mmembuat proyek
5 Memamerkan proyek simulasi Kelebihan:
-
Meningkatkan motivasi siswa -
Membuat siswa lebih aktif -
Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
- Meningkatkan kemamuan bekerja sama
- Meningkatkan keterampilan mencari
informasi
Kemampuan Berpikir Kreatiif
Indikator: 1 Berpikir lancar
2 Berpikir luwes 3 Berpikir orisinal
4 Berpikir menrinci
54
G. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah: penggunaan model pembelajaran Project Based Learning mempengaruhi
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Jarakan.
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian terdiri dari dua jenis, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Arikunto 2006:10, mengungkapkan bahwa penelitian kuantitatif
banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan datanya Oleh karena itu, pembahasan
pada penelitian
ini menggunakan
perhitungan-perhitungan, kemudian
perhitungan-perhitungan tersebut direpresentasikan dalam bentuk tabel-tabel dan gambar diagram batang. Bilangan merupakan bahasa artifisial yang objektif dan
tanpa emosi, sehingga dipandang tepat untuk mewakili komunikasi penelitian yang menjunjung tinggi objektivitas Purwanto, 2008: 16. Pendapat ini yang
melandasi peneliti mengadakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
B. Desain Penelitian
Penelitian yang digunaan dalam penelitian ini adalah jenis quasi experiment. Quasi experiment adalah metode yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempenggaruhi pelasanaan eksperimen Sugiono. 2009: 77.
Desain penelitian ini menggunakan noniquivalent control group design, yang mana dalam penelitian ini subjek penelitian tidak dipilih secara random
namun penentuan eksperimen dan kelompok kontrol dipilih secara random dengan cara pengundian. Kelompok ekperimen diberi pembelajaran dengan metode