Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian Hasil Uji Hipotesis

69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jarakan yang terletak di Jalan Bantul KM. 5, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. SD Negeri Jarakan mempunyai dua gedung yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, gedung yang pertama terletak di sebelah utara dan gedung yang ke dua terletak di sebelah selatan, jarak antara gedung satu dan gedung dua berkisar 10 meter. Penataan ruang kelas di SD Negeri Jarakan sudah sangat kondusifmendukung, dalam ruang kelas terdapat inventaris berupa papan tulis, meja guru, lemari, gambar presiden dan wakil presiden, gambar pancasila, karya- karya siswa, serta alat peraga untuk pembelajaran. Selain itu SD Negeri Jarakan dilengkapi dengan beberapa fasilitas yaitu: ruang tata usaha, laboratorium, perpustakaan, UKS, mushola, gudang, tempat parkir, kantin dan pos satpam. Semua ruang yang ada di sekolah tersebut digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing-masing. Peneliti memilih SDN Jarakan sebagai lokasi tempat penelitian karena memenuhi beberapa kriteria bahwa SDN Jarakan memiliki kelas yang paralel, populasi kelas IV C dan IV D yang seimbang, belum pernah menggunkana model pembelajaran PJBL, lokas dekat dengan domisili peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Jarakan tahun ajaran 20162017, yaitu kelas IV C dan IV D yang masing-masing terdiri dari 25 siswa, 70 sehingga populasinya sebesar 50 siswa. Dalam penelitian ini kelompok kontrol adalah kelas IV D dan kelompok eksperimen adalah kelas IV C.

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari penitian ini adalah data kuantitatif berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa dan data hasil observasi siswa pada saat pembelajarn. Perolehan hasil test dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperien. Test kemampuan berpikir kreatif siswa berupa 10 butir soal uraian essay yang telah diuji validasi oleh ahli menggunkan expert judgement sehingga instrumen ini layak digunakan dalam penelitian. Tes kemampuan berpikir kreatif digunaka untuk mengetahui seberapa kreatif siswa dalam menjawab soal-soal mata pelajaran IPA yaitu gaya dan gerak benda sebelum diajarkan dan telah diajarkan. Sementara itu, data observasi berisi tentang kriteria kemampuan berpikir kreatif yang dapat diamati pada saat proses pembelajaran. hasil observasi yang diperoleh akan dijadikan persentase seberapa besar aspek kemampuan berpikir kreatif yang muncul di kelas kontrol dan kelas eksperimen pada saat pembeajaran.

1. Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan sebelum pemeberian perlakuan, yaitu dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Mei 2017 jam pelajaran pertama dan kedua dikelas IVC dan IVD SD Negeri Jarakan. Pengukuran pretest dilakukan terhadap 25 siswa dengan mengerjakan soal berupa essay sebanyak 10 butir soal. 71 Hasil perhitungan statistika deskriptif pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut disajikan dalam tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Ekserimen. Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Populasi 25 25 Nilai Minimum 33 33 Nilai Maksimum 55 50 Mean 43,64 42,08 Modus 43 40 Median 43 40 Varian 25,90 21,99 Standar Deviasi 5,08 4,68 Dari tabel 7 di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah sampel yang sama antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu 25 menghasilkan nilai-nilai rata- rata kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen dalam hasil pretest kemampuan berpikir kreatif siswa. Meskipun perolehan hasil pretest pada kelas kontrol lebih tinggi dibanding kelas eksperimen, namun menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu dibawah kriteria kreatif. Hal ini dapat diamati dari nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 43,64 dengan varians 25,90 lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas eksperimen sebasar 42,08 dengan varians 21,99. Sehingga jika dilihat selisih rata-rata antara kelas kontrol dan kelas ekperimen yaitu 1,56 dengan selisih varians 3,91. Hasil pretest kedua kelompok 72 penelitian selengapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 185 dan lampiran 15 halaman186. Selanjutnya data pretest dari kedua kelas tersebut dihitung berdasarkan indikator masing-masing soal tes kemampuan berpikir kreatif yang diberikan. Penyajian data berdasarkan indikator berpiikir kreatif dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 8. Nilai Rata-rata Pretest Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif No Indikator Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Ktiteria 1 Fluency Berpikir Lancar 43,64 Kurang 42,08 Kurang 2 Flexibility Berpikir Luwes 3 Elaboration Berpikir merinci 4 Originality Berikir Orisinal Dari tabel 8, indikator pretest kemampuan berpikir kreatif di atas, dapat diamati bahwa nilai rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif anatara kedua kelompok tersebut mempunyai selisih yang tidak jauh berbeda, dimana nilai rata- rata kelas kontrol yaitu sebesar 43,64. Sedangkan nilai rata-rata indikator berpikir kreatif kelas ekspeimen yaitu sebesar 42,08. Masing-masing kedua kelompok tersebut memperoleh kriteria kurang kreatif.

2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu kelas kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran 73 berbasis ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan, sedangkan kelas ekperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran PJBL, selanjutnya dilakukan pengumpulan data posttest. Data posttest yang terkumpul dari hasil soal tes kemampuan berpikir kreatif pada kelas kontrol dan kelas eksperimen kemudian dianalisis dan dilakukan perhitungan. Hasil perhitungan data posttest tersebut disajikan dalam table 9 berikut ini: Tabel 9. Hasil Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Statistik Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Jumlah Sampel 25 25 Nilai Minimum 50 73 Nilai Maksimum 78 90 Mean 63,48 83,6 Modus 58 83 Median 63 83 Varians 39,09 26,08 Standar Deviasi 6,25 5,10 Dari tabel 9 di atas, dapat dilihat bahwa dengan jumlah sampel yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu 25 menghasilkan rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dalam hasil posttest kemampuan berpikir kreatif. Hal ini dapat diamati dari nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 83,6 dengan varians 26,08 lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 63,48 dengan varians 39,09. Sehingga jika dilihat selisih rata-rata antara kelas kontrol dan kelas ekperimen yaitu 20,12 dengan selisih varians 13,01. Hasil posttest kedua kelas penelitian selengapnya dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 185 dan lampiran 15 halaman186. 74 Selanjutnya data posttest dari kedua kelas tersebut dihitung berdasarkan indikator masing-masing soal tes kemampuan berpikir kreatif yang diberikan. Penyajian data berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini. Tebel 10. Nilai Rata-Rata Posttest Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa No. Indikator Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol Kriteria Kelas Eksperimen Ktiteria 1 Fluency Berpikir Lancar 63,48 Cukup 83.6 Baik 2 Flexibility Berpikir Luwes 3 Elaboration Berpikir merinci 4 Originality Berikir Orisinal Dari tebel 10, indikator hasil posttest kemampuan berpikir kreatif di atas, dapat diamati bahwa nilai rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen tertinggi yaitu sebesar 83,6 dengan kriteria baik. Sedangkan nilai rata-rata indikator kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol yaitu sebesar 63,48 dengan kriteria cukup. Hal tersebut menunjuka hasil posttest yang cukup jauh berbeda antara kelas kontrol dan kelas eksperimen terhadap kemampuan berpikir kreatif, sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran PJBL dalam proses pembelajaran menghasilkan pengaruh yang positif terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. 75

3. Hasil Observasi

a. Hasil Observasi Siswa Kelas Kontrol Pada Pembelajaran.

Observasi terhadap aktivitas siswa kelompok kontrol dilaksanakan pada saat diberikan treatment. Berikut ini adalah data hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas IV D sebagai kelompok kontrol yang menunjukan kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini. Hasil perolehan skor aktivitas siswa kelompok kontrol dapat dilihat dalam tabel 11 berikut Tabel 11. Data Perolehan Skor Observasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Kontrol pada saat Pembelajaran. No. Aspek yang diamati Skor maksimal Kontrol 1. Rasa ingin tahu 25 9 2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik 25 5 3. Memberikan banyak gagasan 25 3 4. Bebas menyatakan suatu pendapat 25 2 5. Mempunyai pendapat sendiri 25 1 6. Daya imajenasi kuat 25 1 7. Dorongan dalam berprestasi, tidak suka mengaami kegagalan. 25 4 8. Senang mencoba hal baru 25 3 9. Mengembangkan gagasan. 25 1 10. Percaya diri 25 4 11. Tekun 25 4 12. Semangat tinggi 25 1 13. Pantang menyerah. 25 5 14. Pengetahuan tinggi 25 1 15. Keterampilan tinggi 25 2 16. Antusias 25 5 17. Tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain. 25 4 18. Kerja keras 25 4 19. Lancar menjawab pertanyaan. 25 4 Jumlah 475 63 Rata-rata skor 3,31 Skor terendah 1 Skor tertinggi 9 Persentase kreatif 13,26 Kriteria Cukup 76 Berdasarkan tabel 11, data perolehan skor observasi aktivitas siswa kelompok kontrol pada pembelajaran dapat disusun menjadi diagram batang pada gambar 3 sebagai berikut berikut. Gambar 3. Diagram Batang Perolehan Skor Observasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Kontrol pada saat Pembelajaran. Berdasarkan tabel 11 dan gambar 3, dapat diketahui bahwa observasi aktivitas siswa kelompok kontrol memperoleh 13,26 tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria keberhasilan cukup kreatif. Checklist keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok kontrol secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 172.

b. Hasil Observasi Siswa Kelompok Eksperimen Pada Pembelajaran.

Perolehan hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas IV C sebagai kelompok eksperimen yang menunjukan kemampuan berpikir kreatif dalam 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Sk or Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif 77 penelitian ini dapat dilihat pada skor aktivitas siswa kelompok eksperimen dalam tabel 12 berikut. Tabel 12. Data Perolehan Skor Observasi AspekKemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Eksperimen pada saat Pembelajaran. No. Aspek yang diamati Skor maksimal Eksperimen 1. Rasa ingin tahu 25 20 2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik 25 17 3. Memberikan banyak gagasan 25 15 4. Bebas menyatakan suatu pendapat 25 19 5. Mempunyai pendapat sendiri 25 16 6. Daya imajenasi kuat 25 12 7. Dorongan dalam berprestasi, tidak suka mengaami kegagalan. 25 16 8. Senang mencoba hal baru 25 20 9. Mengembangkan gagasan. 25 12 10. Percaya diri 25 18 11. Tekun 25 16 12. Semangat tinggi 25 18 13. Pantang menyerah. 25 17 14. Pengetahuan tinggi 25 11 15. Keterampilan tinggi 25 14 16. Antusias 25 25 17. Tidak mudah terpengaruh pendapat orang lain. 25 16 18. Kerja keras 25 18 19. Lancar menjawab pertanyaan. 25 17 Jumlah 475 317 Rata-rata skor 16,68 Skor terendah 12 Skor tertinggi 25 Persentase kreatif 66,73 Kriteria Sangat Baik 78 Berdasarkan tabel 12, data perolehan skor observasi aktivitas siswa kelompok eksperimen pada pembelajaran dapat disusun menjadi diagram batang pada gambar 4 sebagai berikut berikut. Gambar 4. Diagram Batang Perolehan Perolehan Skor Observasi Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelompok Eksperimen pada saat Pembelajaran. Berdasarkan tabel 12 dan gambar 4, dapat diketahui bahwa observasi aspek kemampuan berpikir kreatif siswa kelompok eksperimen memperoleh 66,73 tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa pada pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria keberhasilan sangat baik. Checklist keterlaksanaan aktivitas siswa kelompok eksperimen secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 173. 5 10 15 20 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Juml ah Si sw a Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif 79

c. Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Project Based

Learning untuk Menghasilkan Proyek. Perolehan hasi observsi keterlaksanaan sintaks model pembelajaran PJBL yang memperlihatkan munculnya keberhasilan pada saat proses aktivitas siswa membuat proyek. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini. Tabel 13. Hasil Observasi Rata-rata Perolehan Skor Melalui Proses Model Pembelajaran PJBL untuk Menghasilkan Produk. Tahap Kegiatan Skor Max Skor Perencanaan Mencarri ide berdiskusi dengan teman sejawat, observasi di lingkungan sekitar, melalui internet, dll, 125 103 Menyiapkan alat yang diperlukan Menyiapkan bahan yang sesuai Merancang alokasi waktu pengerjaan produk Menyusun rencana tahap pembuatan produk Pelaksanaan Memilih alat yang tepat alat sudah disediakan oleh guru 125 110 Mengguunakan alat dengan benar Menjaga kebersihan dan kerapian temat kerja Melaksanakan pekerjaan sesuai tahap yang direncanakan Semua siswa aktif bekerja dalam kelompoknya Hasil produk Kesesuaian produk dengan criteria 125 119 Dapat digunakan untuk media pembelajaran, menjelaskan suatu konsep materi, atau yang lain. Bermanfaat untuk sekolah dan untuk siswa sendiri Rapih Membantu mengatasi masalah pengetahuan mengenai gaya dan gerak benda Jumlah 375 332 Persentase keberhasilan maximum 100 Persentase keberhasilan yang dicapai 88,53 Kategori Sangat Baik 80 Berdasarkan tabel 13, data perolehan skor observasi keterlaksanaan model pembelajaran project based learning untuk menghasilkan produk dapat disusun menjadi diagram batang pada gambar 6 sebagai berikut berikut. Gambar 5. Diagram Batang Perolehan Skor Observasi Melalui Proses Model Pembelajaran PJBL untuk Menghasilkan Produk Dari tebel 13 dan gambar 5 diatas terlihat bahwa, persentase keseluruhan hasil observasi keterlaksanaan proses model PJBL untuk menghasilkan produk. proses tersebut memunculkan tingkat keberhasilan yang didapat pada saat membuat produk adalah sebesar 88,53 kategori sangat baik. Hal itu menunjukan bahwa keterlaksanaan proses model PJBL dapat dikatakan berhasil yang dilakukan pada kelas eksperimen, karena menghasilkan kategori yaitu sangat baik. Checklist penelitian selengapnya dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 174. 88.53 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Tingkat keberhasilan produk sint a k s P JBL 81

C. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran project based learning terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA di SDN Jarakan, sehingga dapat diketahui penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis. Pengujian hipotesis membandingkan rata-rata perolehan tes dan observasi kemampuan berpikir kreatif yang diperoleh oleh kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen serta rata-rata perolehan sintaks PJBL terhadap kemampuan berpikir kreatif pada kelompk eksperimen. Sebelum diberi perlakuan, siswa mengerjakan soal pretest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil analisis data pada pretest sebelum mendapatkan perlakuan treatment menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata yang hampir sama, yaitu kelompok kontrol 43,64 dan kelompok eksperimen 42,08. Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan yang dimiliki siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan treatment adalah relatif sama. Kondisi awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen relatif sama karena kedua kelompok menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan, dimana dalam penyampaikan materi tanpa melibatkan peran siswa dalam menemukan konsep dan menggali informasi. 82 Setelah melaksanakan pretest, pada pertemuan kedua dan ketiga kelompok kontrol diberi perlakuan yang sama yaitu menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan, sedangkan kelompok eksprimen pada pertemuan kedua dan ketiga menggunakan model pembelajaran project based learning. Hasil analisis data pada posttest setelah memperoleh perlakuan treatment menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai posttest pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan dengan nilai posttest pada kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran project based learning. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata, yaitu kelompok kontrol 63,48 dan kelompok eksperimen 83,6 yang jauh berbeda. Jika ditinjau dari hasil observasi kemampuan berpikir kreatif pada saat pembelajaran berlangsung, dapat dilihat perbedaan yang sangat jauh, yaitu kelompok kontrol 13,26 sedangkan kelompok eksperimen 66,73. Dari data observasi perolehan persentase kemampuan berpikir kreatif kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, penggunaan model pembelajaran project based learning mampu menciptaka suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menanggapi pembelajaran yang sedang berlangsung. Dibandingka dengan menggunakan metode pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Dengan demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran PJBL terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas IV SDN Jarakan. 83

D. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Ekosistem,

0 7 171

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

3 42 184

Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

2 28 218

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 1 14

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 2 16

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 3 47

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 6 40

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta.

0 1 204

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta

0 0 202

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

2 4 17