38. Pada usia atau tahap tersebut umumnya anak memiliki sifat:

18 alam semesta tempat hidupnya, memberikan keterampilan yang berguna untuk siswa, mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. Dengan tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar agar dapat terwujud serta dapat dirasakan oleh siswa, maka guru sebagai pengajar harus menerapkan model pembelajaran yang baik dan tepat serta menyesuaikan usia siswa SD agar siswa dapat terbentuk secara utuh, sehingga siswa mendapat pengalaman langsung dalam mengungkap objek dan persoalan IPA serta hasil belajar yang akan diperoleh pun lebih optimal.

B. Kajian tentang Karakteristik Siswa SD

Perkembangan kognitif anak dapat dibedakan antara beberapa tahap sejalan dengan usianya. Mengingat pada umumnya anak mulai masuk Sekolah Dasar pada usia 6 sampai dengan 7 tahun dan rentang waktu belajar di SD selama 6 tahun maka usia anak Sekolah Dasar bervariasi antara 6 sampai 12 tahun Asy’ari,

2006: 38. Pada usia atau tahap tersebut umumnya anak memiliki sifat:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang kuat. 2. Senang bermain atau suasana yang menggembirakan. 3. Mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi situasi sehingga suka mencoba- coba. 4. Memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi, tidak suka mengalami kegagalan. 5. Belajar dengan cara bekerja dan suka mengerjakan apa yang ia bisa pada temannya. 19 Namun bila dicermati anak yang berada di kelas rendah dan kelas tinggi memiliki kekhasan berbeda. Oleh karena itu pembelajaran di Sekolah Dasar perlu ada perbedaan strategi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik masing- masing. Siswa kelas tinggi memiliki intelektual tingkat operasional konkret. Kemampuan yang dimiliki oleh siswa SD akan mempengaruhi seluruh kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru. Pengembangan kemampuan berpikir haruslah disesuaikan dengan biopsikologi siswa yang dijadikan tolak ukur dalam pembelajaran Majid, 2014: 6-9. Diungkapkan oleh Asy’ari 2006: 42, siswa yang berada di kelas tinggi atau kelas 4 sampai kelas 6 pada umumnya memiliki usia anatar 9 sampai 12 tahun, sehingga berbeda klasifikasi perkembangan. Pada tahap ini memiliki kekhasan atara lain: a dapat berpikir reversibel atau bolak-balik, b dapat melakukan pengelompokan dan menentukan urutan, c telah mampu melakukan operasi logis tetapi pengalaman yang dipunyai masih terbatas. Mengenai karakteristik anak sekolah dasar. Ciri-ciri pada masa kelas tinggi yaitu minat terhadap kehidupan praktis dan konkrit, mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar secara realistik, minat terhadap mata pelajaran tertentu, membutuhkan guru dan orang dewasa untuk menyelesaikan tugasnya pada umur kurang dari 11, saat lebih dari 11 tahun sudah berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri, sudah menganggap ukuran prestasi sekolah dengan nilai raport, gemar bermain dan membentuk kelompok sebaya dan menciptakan peraturan dalam permainan sendiri, dan peran manusia idola sangat penting, pada umumnya orang 20 tua dan kakak-kakaknya dianggap sebagai manusia idola yang sempurna, karena itu guru sering dianggap sebagai manusia yang serba tahu Samatowa, 2006: 7-8. Perkembangan akan perlu diperhatikan seiring berjalannya waktu, membahas ciri-ciri perkembangan baik kognitif, bahasa, dan afektif sangatlah penting. Ciri-ciri karakteristik secara ringkas mengenai anak sekolah dasar. Ciri pada siswa kelas tinggi adalah sudah mulai mandiri, sudah ada rasa tanggung jawab pribadi, penilaian terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain, dan sudah menunjukkan sikap kritis dan rasional Samatowa, 2006: 11. IPA sebagai disiplin ilmu selain mempunyai ciri umum juga mempunyai ciri khususkatakteristik sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Adapun ciri umum daru suatu ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan suatu dengan lannya. Ciri-ciri khususkarakteristik tersebut seperti yang dipaparkan berikut: a. IPA mempunya nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan kembali oleh seorang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan oleh penemu terdahulu. b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. c. IPA merupakan pengetahuan teoritis, teori IPA diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus dengan berulang kali melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyususnan teori dan demikian seterusnya kait mengait atara cara yang satu dengan cara yang lain untuk membuktikan 21 bahawa teori tersebut benar. Hal ini dilakukan karena pengetahuan bersifat tentatif. d. IPA merupakan suatu ringkasan konsep yang saling berkaitan , bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi dapat bermanfaat untuk meksperimentasi dan observasi lebih lanjut. e. IPA meliputi empat unsur yaitu, produk, proses, aplikasi, dan skap. Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses merupakan prosedur pemechan masaah melalui metode ilmiah, metode imiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perencanaan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui eksperimen, evaluasi pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang objek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. Dengan memperhatikan karakteristik anak Sekolah Dasar diatas dapat diatrik kesimpulan bahwa siswa sekolah dasar dibagi dalam dua fase, yaitu fase kelas rendah dan fase kelas tinggi. anak kelas tinggi mempunyai ciri-ciri yaitu konkrit dan praktis, membuat peraturan sendiri dalam kelompok bermain, ralistik, rasa ingin tahu dan keinginan belajar tinggi, minat pada mata pelajaran tertentu, dapat mengerjakan tugas sendiri, sudah berpikir kritis. dengan karakteristik yang dimiliki siswa kelas tinggi tersebut dalam melakukan pembelajaran guru dapat 22 menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sehingga siswa akan dapat lebih mengkuti kegiatan pembelajaran.

C. Kajian tentang Berpikir Kreatif

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Ekosistem,

0 7 171

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMA

3 42 184

Pengaruh model pembelajaran experiential learning terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

2 28 218

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 1 14

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 2 16

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 3 47

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.

0 6 40

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta.

0 1 204

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta

0 0 202

PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING BERBANTU INSTAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 SURAKARTA.

2 4 17