MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK

9 Perdana 2009 mengembangkan lima komponen pembentuk model rancangbangun manajemen rantai pasokan agroindustri yang efisien dan berkeadilan, yaitu struktur jaringan rantai pasokan, rekayasa kualitas, sistem produksi, inovasi kelembagaan dan sistem pengukuran kerja yang berimbang. Setiawan 2009 merumuskan strategi peningkatan kinerja rantai pasok sayuran, yaitu: 1 optimalisasi sistem penjadwalan baik dalam penanaman dan pemanenan dengan memperhitungkan aspek cuaca, 2 peningkatan kinerja responsifitas dan fleksibilitas untuk pemenuhan pesanan, 3 perlunya implementasi sistem manajemen mutu dan lingkungan ISO 9000 14000, Hazard Analysis Critical Control Point HACCP, Good Handling Practices dan Good Agricultural Practices GAP. Zee dan Vorst 2005 menerapkan teknik simulasi dalam menganalisis rantai pasok bahan pangan dan mengevaluasi beberapa alternatif rancangan skenario menggunakan simulasi kejadian diskrit untuk sistem rantai pasok eselon majemuk di Belanda. Model simulasi melibatkan variabel- variabel dari level strategis dan operasional, indikator kinerja dan entitas bisnis dari sistem.

D. MANAJEMEN RISIKO RANTAI PASOK

Risiko muncul dari adanya suatu ketidakpastian. Ketidakpastian akan kejadian yang terjadi di internal maupun eksternal perusahaan mengakibatkan timbulnya semacam ancaman yang dapat mengakibatkan kerugian baik dari segi operasional maupun finansial pada perusahaan. Rantai pasok yang digambarkan sebagai suatu sistem yang kompleks yang terdiri dari berbagai jejaring elemen atau entitas rantai pasok tentunya sangat sensitif akan timbulnya risiko tersebut. Secara mudah, manajemen risiko rantai pasok merupakan suatu tools atau metode dalam mencegah dan menanggulangi timbulnya risiko serta ketidakpastian yang terjadi dalam setiap jalur rantai pasokan suatu perusahaan. Risiko rantai pasok adalah distribusi kemungkinan hasil kegiatan yang hilang dari perbedaan keluaran outcomes rantai pasok yang mungkin sehingga mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Risiko rantai pasok terdiri dari perbedaan dalam hal informasi, aliran bahan dan produk, yang berasal dari pemasok awal sampai dengan pengiriman kepada pengguna akhir Gaonkar dan Viswanadham, 2006. Risiko rantai pasok pada dasarnya merujuk kepada kemungkinan dan efek dari ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan Zsidisin dan Ritchie, 2011. Selanjutnya, konsekuensi risiko dapat diasosiasikan dengan keluaran spesifik rantai pasok seperti biaya atau kualitas. Berdasarkan hal ini, maka dikenal bangunan dasar manajemen risiko rantai pasok yaitu sumber risiko, konsekuensi risiko, probabilitas risiko dan strategi mitigasi risiko. Manajemen risiko rantai pasok fokus pada bagaimana memahami dan menanggulangi pengaruh berantai ketika suatu kecelakaan yang besar dan kecil terjadi pada suatu titik dalam jaringan pasokan. Selanjutnya hal yang paling penting adalah memastikan bahwa ketika gangguan terjadi, perusahaan mempunyai kemampuan untuk kembali kepada keadaan normal dan melanjutkan bisnisnya Suharjito et.al , 2011. Menurut Cavinato 2004 pada dasarnya ada lima aliran yang bisa dianalisa dalam manajemen risiko rantai pasok, yaitu : risiko operasional, risiko finansial, risiko informasi, risiko relasional dan risiko inovasional. Dalam kegiatan sebuah perusahaan pasti terjadi proses perpindahan dari sebagian atau semua aliran tersebut. Perpindahan tersebut bisa terjadi diantara sebuah aktivitas dalam satu perusahaan, beberapa aktivitas dalam satu perusahaan, aktivitas dalam dua perusahaan dan aktivitas dalam lebih dari dua perusahaan supplier’s supplier atau customer’s customer. Manajemen risiko rantai pasok umumnya fokus pada risiko operasional. Misalnya, risiko dalam penerimaan order, risiko dalam pembelian barang, risiko dalam persediaan, risiko dalam produksi, risiko dalam 10 perencanaan, risiko dalam hubungan antara agen serta prinsipal dan beberapa kejadian lain yang sangat banyak dalam sebuah proses bisnis suatu perusahaan. Risiko dipicu dari ketidakpastian, maka risiko rantai pasok adalah ketidakpastian atau tidak terprediksi suatu kejadian yang memberi pengaruh pada rantai pasok yang mengarah pada kerugian. Lee 2002 memandang ketidakpastian dalam rantai pasok bersumber dari dua sisi yaitu permintaan dan pasokan. Ketidakpastian permintaan berkaitan dengan kemampuan prediksi permintaan produk. Tingkat risiko rantai pasok agroindustri akan tergantung dari jenis komoditasnya. Komoditas yang mempunyai diversifikasi yang sangat tinggi dari sisi pasokan dan sebaliknya. Kompleksitas semakin tinggi pada saat komoditas pertanian yang menjadi bahan baku sangat rendah produktivitas panennya dan terbatas sumber pasokannya. Manajemen risiko rantai pasok agroindustri sangat membutuhkan penanganan berbasis teknologi dan operasional. Ketersediaan teknologi sangat membantu dalam mengurangi tingkat risiko, sedangkan manajemen operasi dan produksi akan mengakomodir risiko sebagai bagian dari upaya efisiensi. Santoso 2005 membahas secara mendalam akan manajemen risiko agroindustri buah- buahan. Generalisasi yang didapatkan dan kemudian dikaitkan akan rantai pasok agroindustri minyak sawit kasar adalah perspektif dalam mengelompokkan resiko ke dalam tiga bagian yaitu risiko pengadaan bahan baku, risiko proses pengolahan dan risiko pemasaran. Risiko pengadaan bahan baku meliputi aspek kuantitas, kualitas, waktu dan biaya. Aspek-aspek risiko tersebut sangat tergantung pada produktivitas kebun dan manajemen pengelolaan kebun. Menurut Austin 1992 risiko kualitas dapat diminimasisasi dengan memenuhi spesifikasi bahan baku yang disyaratkan melalui pengembangan standar spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan, penentuan kapasitas produksi bahan baku dan penyediaan insentif bagi produsen yang mampu memenuhi standar produksi dan pengiriman. Risiko dalam proses pengolahan antara lain tidak tepatnya pemilihan jenis proses pengolahan, kerusakan peralatan dan mesin pengolahan mesinperalatan, faktor kualitas keahlian dan perilaku sumberdaya manusia. Adanya risiko proses pengolahan dapat menyebabkan terjadinya variasi proses atau bahkan produksi berhenti. Upaya meminimisasi risiko variasi proses dapat dilakukan melalui tahapan kegiatan melalui pengujian kemampuan produksi, variasi proses dan penentuan alternatif perbaikan untuk menurunkan variasi proses. Risiko utama pemasaran agroindustri adalah tidak tercapainya target penjualan akibat beberapa faktor yang bersumber dari internal dan eksternal. Elemen utama yang perlu dipertimbangkan dalam analisis dan manajemen risiko pemasaran agroindustri adalah analisis konsumen yang meliputi analisis kebutuhan konsumen, segmentasi pasar, proses penualan dan riset pemasaran. Kedua, analisis lingkungan kompetisi meliputi analisis struktur pasar, dasar kompetisi dan kendala kelembagaan. Ketiga, perencanaan program pemasaran dengan mendefinisikan dan menentukan elemen disain produk, harga, distribusi dan promosi yang secara terintegrasi merupakan strategi pemasaran perusahaan Austin, 1992. Identifikasi sumber-sumber risiko menjadi langkah awal yang sangat penting sehingga manajemen risiko dapat dilaksanankan dengan efektif. Sumber – sumber risiko dalam sistem rantai pasok dapat diidentifikasi berdasarkan kegiatan-kegiatan pokok yang dilaksanakan secara rutin. Kegiatan-kegiatan rutin mempunyai standar kerja yang dirumuskan sesuai dengan tujuannya. 11

E. ENTERPRISE RISK MANAGEMENT