JAM KERJA SISTEM PENGUPAHAN

28

G. JAM KERJA

Jam kerja yang berlaku pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas dua bagian, yaitu : a. Bagian Kantor Untuk bagian ini hanya ada 1 shift dengan 7 jam per hari dan 40 jam per minggu adalah sebagai berikut:  Hari Senin sd Kamis Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 15.00 : kerja aktif  Hari Jumat Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 12.00 : kerja aktif  Hari Sabtu Pukul 06.30 – 09.30 : kerja aktif Pukul 09.30 – 10.30 : istirahat Pukul 10.30 – 13.00 : kerja aktif b. Bagian Pabrik Adapun jumlah operator yang dibutuhkan dalam satu shift seperti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah pekerja dalam satu shift di PKS Unit Adolina No. Stasiun Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Shift 1 Penerimaan TBS 4 2 2 Rebusan 8 2 3 Thresher 1 2 4 Hoisting Crane 2 2 5 Pressan 2 2 6 Klarifikasi 3 2 7 Refericarfing Kernel 4 2 8 Boiler Operator Pembantu Operator 1 3 2 2 9 Kamar Mesin 2 2 10 Water Treatment 1 2 11 Laboratorium 3 2 12 Limbah 2 2 Sumber: PKS Unit Adolina, 2010 Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift, yaitu :  Shift I Pukul 06.30 – 14.30  Shift II Pukul 14.30 – bahan baku habis 29

H. SISTEM PENGUPAHAN

Pembagian upah gaji karyawan PT Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dilakukan 2 kali setiap bulannya yaitu Remisi II yang disebut sebagai gajian besar dan Remisi I yang biasa disebut dengan gajian kecil. Jumlah upah gaji yang diberikan kepada karyawan disesuaikan dengan golongan I A sd IV D. Selain gaji bulanan, karyawan juga mendapat upah lembur dihitung luar jam kerja ditambah dengan setiap karyawan juga mendapat 15 kg beras setiap kali gajian. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan juga menyediakan fasilitas seperti:  Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang berada di lokasi perkebunan disekitar pabrik.  Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga.  Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan tunjangan hariannya.  Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan.  Tempat penitipan bayi.  Sarana pendidikan sekolah gratis bagi anak karyawan.  Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan.  Sarana olahraga.  Transportasi. 30

V. STRUKTURISASI SISTEM

A. DESKRIPSI PENILAIAN RISIKO MUTU CPO

Sumber-sumber risiko penurunan mutu pada rantai pasok minyak sawit kasar dapat diidentifikasi berdasarkan tahapan-tahapan mulai dari panen sampai dengan penimbunan di tangki timbun pabrik. Setiap kegiatan rantai pasok mempunyai potensi risiko penurunan mutu tetapi mempunyai tingkat risiko yang berbeda-beda. Model yang nantinya dikembangkan ini akan mempelajari perilaku dinamik faktor-faktor yang menyebabkan keragaman mutu minyak sawit kasar yang dihasilkan. Mata rantai dari empat elemen utama rantai pasokan minyak sawit kasar, yaitu kegiatan pasca-panen, transportasi panen, pengolahan di pabrik dan penimbunan minyak sawit kasar di tangki timbun pabrik menjadi faktor utama penyebab keragaman mutu minyak sawit kasar. Kegiatan-kegiatan pokok ini akan dipandang dalam satu pandangan sistem yang terintegrasi yang perlu dikelola untuk mengurangi terjadinya risiko dalam aktivitasnya.

1. Kegiatan Pasca-panen

Kegiatan pasca-panen dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang dilakukan setelah proses pemotongan tandan buah segar di setiap areal panen sampai tandan buah segar tepat akan diangkut ke pabrik untuk diolah. Pasca-panen sebagai faktor risiko dapat dinilai berdasarkan beberapa aktivitas yang berpengaruh seperti cara panen, jumlah dan lokasi panen, keterampilan pekerja panenm lama penumpukan di Tempat Pengumpulan Hasil TPH dan pengawasan panen serta jumlah tandan buah segar restan dengan penjelasan sebagai berikut.  Cara panen adalah prosedur panen yang meliputi penentuan buah matang panen dan proses memanen buah dari pohon.  Jumlah panen adalah jumlah panen pada area yang ditetapkan untuk dipanen pada hari tertentu dan digilir sesuai dengan aturan panen yang digunakan perusahaan.  Keterampilan pekerja panen adalah kemampuan pekerja dalam melakukan panen sehingga tidak salah dalam memotong buah yang layak panen dan tidak menyebabkan luka pada buah.  Waktu penumpukan di TPH adalah waktu yang terjadi mulai dari tandan buah segar dipanen, ditumpuk pada TPH dan siap diangkut dengan truk. Tandan buah segar yang telah dipanen akan mengalami peningkatan kadar asam lemak bebas seiring dengan lama waktu menunggu sebelum di proses.  Pengawasan panen adalah kegiatan memantau kegiatan panen oleh pengawas sehingga proses panen dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan prosedur baku.  Tandan buah segar TBS restan adalah buah yang telah dipanen dari pokok yang tidak langsung diolah 1x24 jam ke pabrik dalam kenyataannya di lapangan.

2. Kegiatan Transportasi Panen

Merupakan proses pengangkutan seluruh hasil panen tandan buah segar ke dalam pabrik untuk diolah. Transportasi hasil panen tandan buah segar dari lokasi TPH ke pabrik dapat dipengaruhi oleh beberapa aktivitas dalam kaitannya terhadap penurunan mutu minyak sawit kasar yang dihasilkan yaitu kondisi jalan, ketersediaan truk dan trip, waktu angkut serta pemuatan dan pembongkaran dengan penjelasan sebagai berikut :