SISTEM RANTAI PASOK TINJAUAN PUSTAKA

5 Proses pengempaan buah merupakan proses pemisahan minyak dari sabut dan inti buah kelapa sawit. Menghasilkan hasil samping berupa fiber dan inti buah sawit yang diolah nantinya agar menghasilkan kernel yang dapat diolah menjadi minyak kernel sawit. Minyak yang dipisahkan kemudian dimurnikan pada proses klarifikasi minyak sawit sehingga dihasilkan CPO. Proses ini merupakan proses yang sangat kritis dimana proses ini menentukan mutu hasil olah yang diproses sehingga menentukan mutu PKS secara garis besar. Gambar 1. Diagram alir proses produksi CPO

B. SISTEM RANTAI PASOK

Istilah manajemen rantai pasok supply chain management dipopulerkan sebagai pendekatan manajemen persediaan yang ditekankan pada pasokan bahan baku. Isu ini terus berkembang sebagai kebijakan strategis perusahaan yang menyadari bahwa keunggulan bersaing dan pemenuhan kepuasan seluruh pemangku kepentingan berhubungan dengan aliran bahan atau barang dari pemasok hingga pengguna akhir. Rantai pasok adalah jejaring fisik dan aktivitas yang terkait dengan aliran bahan dan informasi didalam atau melintasi batas-batas perusahaan. Sebuah rantai pasok akan terdiri dari rangkaian proses pengambilan keputusan dan eksekusi yang berhubungan dengan aliran bahan, informasi dan uang. Proses dari rantai pasok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mulai dari proses produksi sampai konsumen akhir. Rantai pasok bukan hanya terdiri dari produsen dan pemasoknya tetapi mempunyai ketergantungan dengan aliran logistik, pengangkutan, penyimpanan atau gudang, pengecer dan konsumen itu sendiri. Dalam arti luas, rantai pasok juga termasuk pengembangan produk, pemasaran, operasi-operasi, distribusi, keuangan dan pelayanan pelanggan Vorst et.al, 2007 dalam Hadiguna, 2010. Rantai pasok sepintas terlihat sebagai deretan siklus-siklus yang bekerja sebagai interface bagi dua tahapan stages. Gambar 2 adalah deretan siklus-siklus yang menjadi rantai pasok yang diikat oleh sistem persediaan antar pelaku. 6 Gambar 2. Deret siklus pembentukan rantai pasok Vorst et.al, 2007 Cara pandang terhadap rantai pasok sebagai sebuah siklus menjadikan kategorisasi rantai pasok dalam tiga bentuk dasar yaitu rantai pasok internal, rantai pasok eksternal dan rantai pasok total atau keseluruhan. Rantai pasok internal adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi dalam unit bisnis korporasi dari pemasok sampai pelanggan dan kadang disebut logistik bisnis. Rantai pasok eksternal adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi di dalam unit bisnis korporasi yang melintasi antara pemasok langsung dan pelanggan. Rantai pasok total adalah aliran bahan dan informasi yang terintegrasi didalam unit bisnis yang melintasi secara majemuk antara pemasok langsung dan pelanggan. Efektifitas rantai pasok total akan dipengaruhi oleh rantai pasok eksternal dan demikian selanjutnya rantai pasok internal akan mempengaruhi efektifitas rantai pasok eksternal. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah memperbaiki kepercayaan dan kolaborasi sejumlah mitra rantai pasok sekaligus perbaikan persediaan yang terlihat dan kecepatan peningkatan persediaan. Titik awal dari manajemen rantai pasok adalah persediaan yang perlu disiasati sehingga kinerja sistem secara keseluruhan bisa lebih baik yang diukur dari berbagai sudut pandang para pemangku kepentingan. Kegiatan – kegiatan dari rantai pasok dapat dikelompokkan menjadi tiga tingkatan, yaitu strategis, taktis dan operasional. Tiga tingkatan inilah yang menjadi isu-isu kunci dalam penelitian manajemen rantai pasok. Menurut Simchi-Levi et.al dalam Hadiguna 2010, tingkatan strategis berhubungan dengan keputusan-keputusan yang mempunyai efek jangka panjang terhadap perusahaan diantaranya optimasi jejaring strategis, mitra strategis dengan pemasok, infrastruktur teknologi informasi, keputusan buat sendiri atau beli dan memperluas strategi organisasi secara keseleruhan dengan strategi pasokan. Tingkatan taktis termasuk keputusan-keputusan yang secara khas diperbaharui setiap kuartal sampai dengan setiap tahun sekali diantaranya pembelian, permintaan, produksi, prakiraan permintaan atau penjualan, kebijakan persediaan dan strategi transportasi. Tingkatan operasional berhubungan dengan keputusan-keputusan setiap hari diantaranya penjadwalan, penentuan rute transportasi, penentuan waktu ancang dan pembebanan truk. Setiap tingkatan mempunyai keterikatan baik bersifat top-down maupun bottom-up.

C. RANTAI PASOK AGROINDUSTRI