Pola Dasar Perilaku Sistem

14 Pola hubungan antara dua variabel memiliki dampak pengaruh yang diberikannya. Pengaruh ters ebut dapat berupa pengaruh positif menguatkan, disimbolkan dengan huruf “R” reinforcement, artinya jika A meningkat maka B akan meningkat dan juga sebaliknya. Hubungan lain dapat berupa pengaruh negatif menyeimbangkan, disimbolkan huruf “B” balance, artinya jika A meningkat, maka B akan menurun, dan berlaku juga sebaliknya. Hubungan terakhir dapat berupa hubungan yang memberikan pengaruh tapi terdapat penundaan delay, artinya A menunda akibat pada B.

2. Pola Dasar Perilaku Sistem

Struktur sistem yang terbentuk dari beberapa gabungan simpal kausal dan dengan kombinasi pengaruh yang diberikan memberikan corak terhadap perilaku sistem. Perilaku sistem berbeda-beda, sehingga menghasilkan kinerja sistem yang telah dipelajari dan diidentifikasi oleh para ahli SD, yaitu : pertumbuhan eksponensial, mencari tujuan, bergelombang dan S-shaped growth. Interaksi dari keempat pola dasar dapat membentuk pola lagi yang lebih kompleks Rohmatulloh, 2007. Pola perilaku pertumbuhan eksponensial atau disebut juga pola bola salju dibangkitkan oleh dominasi pengaruh positif. Umpan balik positif memberi efek perubahan penguatan dengan banyaknya kejadian perubahan. Perubahan pertumbuhannya lambat kemudian bergerak cepat. Gambar 5 adalah contoh struktur sistem dan pola perilaku model simpanan uang di bank konvensional. Semakin besar saldo simpanan berpengaruh terhadap besarnya bunga yang diterima. Gambar 5. Pertumbuhan eksponensial Pola perilaku mencari tujuan dibentuk oleh umpan balik negatif yang simpalnya mencari tujuan keseimbangan dan statis. Simpal umpan balik negatif bekerja memberikan pengaruh terhadap sistem untuk mencapai tujuan atau keadaan yang diinginkan. Pola ini mirip seperti sistem tindakan koreksi dengan penundaan yang dibahas pada bagian pola gelombang. Gambar 6 adalah contoh struktur sistem dan pola perilaku pada pengaturan suhu temperatur. 15 Gambar 6. Mencari tujuan Pola perilaku bergelombang adalah mencari tujuan yang dibangkitkan oleh simpal umpan balik negatif tetapi dengan penambahan penundaan. Pola ini mempunyai perilaku tindakan perbaikan dengan penundaan. Kejadian antara yang diinginkan dan aktual menimbulkan kesenjangan. Untuk memecahkan masalah itu diperlukan tindakan koreksi tetapi mengalami penundaan, artinya koreksi tidak langsung menghasilkan sebuah perbaikan, sehingga masalah akan meningkat yang berakibat tindakan koreksi kedua lebih besar dari pertama. Kejadian ini berlanjut terus dan menimbulkan kejadian naik turun bergelombang. Gambar 7 adalah contoh struktur sistem dan pola perilaku pada jasa layanan. Gambar 7. Gelombang Pola batas pertumbuhan awalnya pertumbuhan eksponensial tetapi secara pelan dan lambat menuju pada kondisi pencapaian sistem yang berada pada keseimbangan, sehingga seperti membentuk huruf “S”. Pola yang disebut juga batas pertumbuhan merupakan kombinasi simpal positif dan negatif. Pola batas pertumbuhan memiliki empat unsur, yaitu kejadian aktual, kejadian diinginkan, kesenjangan dan tindakan koreksi. Kesenjangan kejadian diinginkan dengan aktual yang timbul untuk memecahkan masalah diperlukan tindakan koreksi yang pada awalnya besar dan makin lama kecil menuju nol. Jika terdapat penundaan, tindakan koreksi berikutnya akan melewati batas kejadian yang diinginkan selanjutnya menurun kembali. Demikian seterusnya jika batas adalah sumber yang dapat diperbaharui, maka terjadi gelombang pada keadaan tunak. Gambar 8 adalah contoh struktur dan pola perilaku pada kasus penjualan. 16 Gambar 8. Batas pertumbuhan

3. Stock Flow Diagrams SFD