Kelompok Makanan Berpati Situasi Ketersediaan Pangan Tahun 2013-2015 Sementara

NBM 2015 Sementara halaman  36 tahun 2013 menjadi 5.237 ton tahun 2014. Namun demikian terjadi penurunan produksi ubi kayu yaitu pada tahun 2013 1.013.565 ton menjadi 884.931 ton tahun 2014,hal ini dikarenakan adanya penurunan luas panen LP ubi kayu di Gunung Kidul sebagai sentra produksi utama ubi kayu LP ubi kayu di DIY. Luas panen tahun 2014 sebesar 56.120 Ha, sedangkan tahun 2013 sebesar 58.777 Ha turun 2.657 Ha-4,52. Penurunan LP terjadi pada SR3, disebabkan oleh kurangnya ketersediaan benih bermutu utamanya di Gunungkidul. Namun demikian ada fenomena yang menarik, di Gunungkidul ubi kayu ditanam tumpang sari dengan tanaman jagung, dan kacang tanah. Di Gunungkidul terjadi pengurangan tanaman tumpangsari pada ubi kayu di kecamatan Wonosari, Ponjong, Karangmojo dan Playen.Produktivitas ubi kayu secara umum turun 14,75 kuha -8,55 dari angka tetap ATAP 2013. Penurunan ini disebabkan adanya hujan di bulan Mei sampai dengan Juli yang menyebabkan ubi menjadi muda lagi dan busuk,serta kurangnya ketersediaan benih unggul. Ketersediaan energi kelompok makanan berpati tahun 2015 sebesar 242 kalkapitahari lebih rendah bila dibanding tahun 2014 345 kalkapitahari, hal ini karena penurunan luas panen ubi kayu pada tahun 2015 sebesar 55.626 atau turun -494 ha -,088 dari tahun 2014. Hal itu karena petani beralih ke tebu dan sebagian karena ditanam tumpang sari karena penjarangan tanaman utamanya di Gunungkidul. Produktivitas ubi kayu pada tahun 2015 sebesar 157,01 kuha atau turun -0,68 kuha -,043 dari tahun 2014. Hal itu karena petani lebih memperhatikan tanaman kacang tanah dan palawija lainnya. Produksi ubi kayu pada tahun 2015 sebesar 873.362 ton atau turun sebesar - 11.569 ton -1,31 dari tahun 2014. Karena luas panen yang turun dan produktivitas yang turun mengakibatkan produksi ubi kayu 2015 turun. Walaupun bila dilihat untuk produksi Ubi jalar tahun 2015 lebih tinggi bila NBM 2015 Sementara halaman  37 dibanding tahun 2014, hal ini karena Produktivitas ubi jalar pada tahun 2015 sebesar 149,14 kuha atau naik 21,10 kuha 16,48 dari tahun 2014. Hal itu karena pemeliharaan tanaman yang lebih baik di sentra produksi ubi jalar di Kabupaten Bantul. Produksi ubi jalar pada tahun 2015 sebesar 6.070 ton atau naik sebesar 833 ton 15,91 dari tahun 2014. Karena luas panen yang turun namun produktivitas yang naik mengakibatkan produksi ubi jalar 2015 naik.

3. Kelompok Gula

Ketersediaan energi kelompok gula tahun 2014 sebesar 152 kalkapitahari menurun bila dibanding tahun 2013 179 kalkapitahari, dikarenakan penurunan produksi gula pasir pada tahun 2014 31.429 ton dibanding tahun 2013 57.940 ton, hal ini dikarenakan dari PT. Madu Baru tidak memproduksi gula yang berasal dari eks raw sugar. Ketersediaan energi kelompok gula tahun 2015 sebesar 211 kalkapita hari lebih tinggi dibanding tahun 2014 152 kalkapitahari, dikarenakan terjadi peningkatan produksi gula pasir tahun 2015 sebesar 31.524 ton dan 2014 31.429 ton, selain juga terjadi peningkatan produksi gula merah tahun 2015 sebesar 4.549 ton sedangkan tahun 2014 2.395 ton

4. Kelompok Buah Biji Berminyak

Ketersediaan energi kelompok makanan buah biji berminyak tahun 2014 sebesar 383 kalkapitahari Tabel 4 lebih tinggi bila dibanding tahun 2013 374 kalkapitahari Tabel 2. Namun bila dilihat per komoditinya masih terdapat beberapa komoditi yang turun dalam hal produksinya seperti kacang tanah dan kedelai. Produktivitas kacang tanah 2014 secara umum turun 0,18 kuha -1,67 dari 2013 yang disumbang oleh Kabupaten Kulonprogo, Bantul dan Sleman. Penurunan provitas ini terkait dengan kurangnya pasokan air pada SR1 dan SR2. Dan untuk produksi komoditi kacang hijau pada 2014 NBM 2015 Sementara halaman  38 diperkirakan turun 57 ton -17,92 dari ATAP 2013, dikarenakan penurunan LP. Produksi kacang hijau 2014 sebesar 261 ton biji kering. Untuk komoditi Kedelai, luas panen LP ATAP 2014 total DIY turun 6.953 ha -29,85 dari ATAP 2013, dikarenakan penyediaan benih untuk MH II terlambat dan benih kedelai bermutu bersertifikat tak tersedia. Penurunan LP juga disebabkan oleh perbaikan saluran irigasi Kalibawang sehingga sentra produksi kedelai di kecamatan Nanggulan tidak bisa tanam kedelai, sedangkan di Bantul karena lahan yang biasanya ditanami kedelai, beralih ke penanaman melon dan semangka dengan alasan lebih menguntungkan petani. Sedangkan di Gunungkidul dikarenakan program SLPTT tidak dilaksanakan dan terdapat pergeseran ke tanaman jagung. Ketersediaan energi kelompok buah biji berminyak tahun 2015 sebesar 423 kalkaphari lebih tinggi dibanding tahun 2014 383 kalkapitahari. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan produksi kacang tanah tahun 2015 sebesar 83.300 ton lebih tinggi disbanding tahun 2014 71.582 ton selain itu peningkatan ketersediaan juga dikarenakan peningkatan impor kelapa tahun 2015 sebesar 18.745 ton sedangkan tahun 2014 5.845 ton, walaupun bila dilihat dari sisi produksi beberapa komoditi terlihat mengalami penurunan pada tahun 2015 diantaranya komoditi kedelai tahun 2014 sebesar 19.579 ton menurun pada tahun 2015 18.822 ton; kacang hijau tahun 2014 sebesar 261 ton menurun pada tahun 2015 230 ton; produksi kelapa tahun 2014 sebesar 51.369 ton menurun pada tahun 2015 50.383 ton dan kacang mete tahun 2014 sebesar 420 ton menurun pada tahun 2015 112 ton. Penurunan produksi beberapa komoditi diantaranya dikarenakan komoditi kedelai yaitu karena luas panen tahun 2015 sebesar 13.886 ha atau turun -2.451 ha -15 dari tahun 2014. Hal itu karena bergeser ke komoditi kacang tanah karena alasan harga jual kedelai yang tidak menarik. Pada komoditi kacang hijau bila ditinjau dari luas panen tahun 2015 sebesar 394 ha