Cara Penulisan dan Pembulatan Angka

NBM 2015 Sementara halaman  18 Contoh : 14,490 dibulatkan 14 26,518 dibulatkan 27 17,5 dibulatkan 18 18,50 dibulatkan 18 Bilangan pecahan dua desimal Semua bilangan yang desimal ketiga dan keempat kurang dari 50, desimal kedua dibulatkan ke bawah. Semua bilangan yang desimal ketiga dan keempat lebih dari 50 dibulatkan ke bawah. Semua bilangan yang desimal ketiga dan keempat sama dengan 50 dan desimal kedua ganjil, maka desimal kedua dibulatkan ke atas, dan apabila desimal keduanya genap, maka dibulatkan ke bawah. Contoh : 11,1549 dibulatkan 11,15 27,1763 dibulatkan 27,18 15,1350 dibulatkan 15,14 17,1850 dibulatkan 17,18 Di dalam pengisian kolom, agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Jika data tidak tersediatidak ada hendaknya diisi dengan notasi strip - b. Jika data tersedia tetapi besarnya kurang dari 500 kg hendaknya diisi dengan notasi nol 0, namun jika ada pertimbangan lainnya sosial, ekonomi, kemasyarakatan tetap dapat diperhitungkan.

C. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data

Untuk keperluan penghitungan Neraca Bahan Makanan ini, data ketersediaan bahan makanan diperoleh dari berbagai sumber data, dengan melibatkan petugas pengumpul data dari berbagai DinasInstansi Tingkat Provinsi terkait, antara lain : Dinas Pertanian - Dinas Kelautan dan Perikanan - Dinas NBM 2015 Sementara halaman  19 Kehutanan dan Perkebunan – Dinas Perindagkop dan UKM - Bappeda DIY - Bulog - Dinas Perhubungan dan BPS. Selain berupa data sekunder dari masing- masing dinasinstansi terkait, data juga diperoleh dari hasil wawancara langsung ke berbagai distributor dan pedagangpengecer bahan makanan dari pasar, pabrik maupun toko swalayan supermarket yang ada di wilayah D.I.Yogyakarta. Pengolahan dan analisa data hingga penyelesaian akhir, dilaksanakan oleh tim penyusunan Neraca Bahan Makanan NBM, yang koordinasi pelaksanaannya oleh Badan Ketahanan Pangandan Penyuluhan Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbagai data yang masuk, selanjutnya dikompilasikan menurut jenis komoditinya dan dihitung jumlah ketersediaan masing-masing bahan makanan tersebut untuk per kapita per tahun. Sedang untuk mengetahui nilai gizi bahan makanan tersebut, maka dari angka ketersediaan pangan per kapita per hari, diterjemahkan ke dalam satuan energi, protein dan lemak. Akhirnya, dari angka ketersediaan pangan hasil penghitungan Neraca Bahan Makanan yang terdiri dari 12 kelompokjenis bahan makanan tersebut diringkas lagi menjadi 9 sembilan kelompokjenis bahan makanan untuk keperluan analisa guna dibandingkan dengan angka konsumsi yang didasarkan pada pendekatan Pola Pangan Harapan. Tabel NBM menyajikan gambaran menyeluruh tentang penyediaan supply dan penggunaan utilization pangan di suatu wilayah dalam periode tertentu dalam kurun waktu satu tahun. Komoditas bahan makanan yang disajikan dalam bentuk Tabel NBM terdiri dari komoditas utama asal dan komoditas produk turunan yang tersedia untuk dikonsumsi penduduk. Penyediaan supply suatu komoditas bahan makanan diperoleh dari jumlah produksi dikurangi dengan perubahan stok, ditambah dengan jumlah yang diimpor dan dikurangi dengan jumlah yang diekspor. Ini berarti, komponen – komponen penyediaan terdiri atas produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Bentuk persamaan penyediaan adalah sebagai berikut :