KETERKAITAN NERACA BAHAN MAKANAN TAHUN 2015 SEMENTARA
NBM 2015 Sementara halaman
57
gizi lain akan terpenuhi; 3 mutu gizi makanan yang dicerminkan oleh kombinasi makanan yang mengandung protein hewani, sayur dan buah;4 pertimbangan masalah
gizi dan penyakit yang berhubungan dengan gizi; 5 kecenderungan permintaan daya beli; 6 kemampuan penyediaan dalam konteks ekonomi dan wilayah.
Berdasarkan hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan tahun 2015 kondisi ketersediaan pangan di Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan angka yang jauh di
atas angka standar Nasional. Ketersediaan pangan sumber energi tercapai sebesar 3.677 kalorikapitahari, sedangkan ketersediaan pangan untuk sumber protein tercapai
112,27 gramkapitahari. Angka standar
nasional berdasarkan
WNPG 2012
ketersediaan pangan sumber energi adalah 2.400 kalorikapitahari, sedangkan untuk ketersediaan pangan sumber protein sebesar 63gramkapitahari. Dengan demikian
maka angka ketersediaan pangan sumber energi dan protein untuk tahun 2015 di Daerah Istimewa Yogyakarta telah melampaui standar nasional.
Rata-rata ketersediaan energi menurut kelompok pangan kkalkaphari pada tahun 2015 sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.814 kalkaphr; Kelompok
umbi-umbian sebesar 245 kalkaphr; Kelompok pangan hewani tahun 2015 sebesar 422 kalkaphr; Kelompok minyak dan lemak 433 kalkaphr; Kelompok buahbiji
berminyak tahun 2015 sebesar 102 kalkaphr; Kelompok kacang-kacangan sebesar 323 kalkaphr; Kelompok Gula tahun 2015 yaitu 211 kalkaphr; Kelompok sayur dan buah
sebesar 129 kalkaphr Tabel 9. Total skor PPH berdasarkan NBM tahun 2015 sebesar 96,8. Bila dilihat dari
sumbangan masing-masing kelompok bahan makanan terhadap ketersediaan energi maka peran padi-padian masih tetap dominan, kontribusinya melebihi angka PPH
nasional. Gambar 4. menunjukkan skor ketersediaan energi menurut kelompok bahan pangan berdasarkan hasil perhitungan NBM DIY Tahun 2015 dibanding dengan Skor
ideal, Kelompok padi-padian skor tahun 2015 sebesar 25 sama dengan skor ideal sebesar 25, demikian juga dengan umbi
– umbian sama dengan skor ideal yaitu 2,5,
NBM 2015 Sementara halaman
58
pangan hewani 24 sudah sesuai dengan skor ideal; minyak dan lemak 5 sesuai dengan skor ideal 5; buah biji berminyak sebesar 1 sudah sesuai dengan ideal 1;kacang
– kacangan sudah sama dengan skor ideal yaitu 10; skor kelompok gula sebesar 2,5sama
dengan skor idealnya sebesar 2,5; skor PPH sayuran dan buah 26,8 masih dibawah skor ideal 30.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas konsumsi berdasarkan angka ketersediaan bahan pangan sumber energi tahun 2015 telah
memenuhi, baik untuk dikonsumsi maupun angka standart nasional, namun secara kualitas masih belum memenuhi keseimbangan gizi masyarakat seperti yang
diharapkan, seperti untuk sayur dan buah yang masih sangat kurang. Tingkat konsumsi penduduk DIY berdasarkan angka konsumsi tahun 2014
sebesar 1.946 kkalkaphr, masih dibawah standar ideal sebesar 2.000 kkalkaphari WNPG 2008Lampiran 1. Sedangkan pola konsumsi sumber energi penduduk DIY
adalah sebagai berikut : Padi-padian 61,7, umbi-umbian 1,9, pangan hewani 10,8, minyak dan lemak 8,4, buah biji berminyak 2,1, kacang-kacangan 3,9, gula
4,9, sayur dan buah 4,8, dan lain-lain 1,8Lampiran 1. Ternyata kelompok pangan hewani, umbi-umbian,minyak dan lemak, kacang-kacangan, gula serta sayur
dan buah masih dibawah skor ideal. Artinya, konsumsi untuk kelompok pangan tersebut perlu untuk ditingkatkan.
Proyeksi ketersediaan pangan tahun 2016 tabel 16 dan lampiran 10 berdasarkan NBM adalah sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.691 kalkaphr
656.900 ton, kelompok umbi-umbian sebesar 224 kalkaphr 208.700 ton, kelompok pangan hewani sebesar 395 kalkaphr 302.800 ton, kelompok minyak dan lemak
adalah 91 kalkaphr 66.200 ton, kelompok buah biji berminyak sebesar 96 kalkaphr 61.400 ton, kelompok kacang-kacangan 85 kalkaphr 93.900 ton,
kelompok gula sebesar 70 kalkaphr 72.200 ton, kelompok sayur dan buah yaitu 132 kalkaphr 486.800 ton dan jenis pangan lain sebesar 14 kalkaphr 4.900 ton.
NBM 2015 Sementara halaman
59
Proyeksi ketersediaan pangan tahun 2017 tabel 16 dan lampiran 10 berdasarkan NBM adalah sebagai berikut : kelompok padi-padian 1.568 kalkaphr
611.400 ton, kelompok umbi-umbian sebesar 204 kalkaphr 195.300 ton, kelompok pangan hewani sebesar 369 kalkaphr 287.300 ton, kelompok minyak dan lemak
adalah 128 kalkaphr 60.500 ton, kelompok buah biji berminyak sebesar 90 kalkaphr 50.700 ton, kelompok kacang-kacangan 94 kalkaphr 85.600 ton,
kelompok gula sebesar 82 kalkaphr 67.100 ton, kelompok sayur dan buah yaitu 135 kalkaphr 463.900 ton dan jenis pangan lain sebesar 29 kalkaphr 9.900 ton.
Ditinjau dari potensi sumberdaya wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta, sumber daya alam di Daerah Istimewa Yogyakarta masih memiliki potensi ketersediaan
pangan yang beragam, baik sebagai sumber karbohidrat maupun protein dan lemak, yang berasal dari kelompok padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan
buah serta buah biji berminyak. Potensi sumber pangan tersebut belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal, pola konsumsi pangan rumah tangga masih banyak
didominasi oleh beras dan keanekaragaman konsumsi pangan dan gizi yang sesuai dengan kaidah yang seimbang belum terwujud.
Potensi sumberdaya wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta bila dimanfaatkan secara optimal diharapkan dapat segera mewujudkan Pemantapan
Ketahanan Pangan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dicirikan dengan setiap warga mengkonsumsi pangan yang cukup dalam jumlah, mutu, gizi, aman,
beragam dan terjangkau. Untuk itu, pengembangan konsumsi pangan dilakukan dengan berbasis pada keanekaragaman baik sumber bahan pangan maupun kelembagaan dan
budaya lokal perlu ditingkatkan.
NBM 2015 Sementara halaman
60