Perubahan Tabel NBM PENYEMPURNAAN NERACA BAHAN MAKANAN NBM

NBM 2015 Sementara halaman  32 kedelai dan minyak ikan pada tahun 2007 sedang mulai tahun 2008 tidak terdapat jenis tersebut. - Pangan Hewani : Untuk jenis bahan makanan daging, susu dan telur tidak terdapat perbedaan, sedangkan untuk ikanmulai tahun 2008 terdapat 18 jenis ikan sedang tahun sebelumnya dikelompokkan menjadi ikan darat dan ikan laut. Mulai pada tabel 2008 seharusnya tidak terdapat jenis ikan lele dan nila, namun karena jenis tersebut merupakan bahan makanan unggulan dari DIY maka perlu untuk dicantumkan. Dan mulai tahun tahun 2010 terdapat satu tambahan komoditi ikan yaitu Gurameh, sedangkan pada tahun 2011 ditambahkan jenis ikan Grasscarp karena di DIY sangat potensial dan pada tahun 2013 terdapat penambahan ikan patin . NBM 2015 Sementara halaman  33

BAB IV ANALISIS KETERSEDIAAN PANGAN TAHUN 2015 SEMENTARA

A. Situasi Ketersediaan Pangan Tahun 2013-2015 Sementara

Ketersediaan setiap bahan pangan untuk dikonsumsi berasal dari produksi, stok net impor, kemudian dikurangi penggunaan pakan, bibit, industri dan tercecer. Pada Tabel 2, terlihat bahwa Ketersediaan energi tahun 2013 sebesar 3.699 kalkaphari lebih rendah dibandingkan tahun 2014 3.701 kalkaphari dan protein sebesar 107,23 gramkaphari lebih rendah dari tahun 2014 111,75 gramkaphari. Ketersediaan energi dan protein tahun 2014 Tabel 4 lebih tinggi dibanding tahun 2013 Tabel 2. Ketersediaan energi tahun 2015 sementara sebesar 3.677 kalkaphari lebih rendah dibanding tahun 2014 3.701 kalkaphari dikarenakan beberapa komoditi bahan pangan mengalami penurunan produksi serta impor. Jumlah penduduk tahun 2015 bersumber dari proyeksi SP 2010 yaitu 3.679.200 jiwa. Keragaman ketersediaan per-kelompok bahan pangan tahun 2013- 2015 sementara secara rinci seperti diuraikan berikut ini :

1. Kelompok Padi-padian

Ketersediaan kelompok padi – padian tahun 2013 sebesar 2.108 kalkaphari lebih tinggi dibanding tahun 2014 1.944 kalkaphari, hal ini dikarenakan penurunan produksi GKG dari tahun 2013 921.824 ton menjadi 919.573 ton tahun 2014. Penurunan produksi padi disebabkan turunnya produktivitas akibat tingginya curah hujan utamanya di SR3 yang berakibat pada gangguan penyerbukan padi, gangguan OPT dan keterlambatan pemupukan khususnya di Kabupaten Sleman yang terjadi pada padi sawah. Produktivitas padi sawah tahun 2014 sebesar 57,53 Ku Ha sedangkan tahun 2013 sebesar 57,88 Ku Ha. Penurunan produktivitas padi turun dikarenakan curah hujan yang NBM 2015 Sementara halaman  34 relatif tinggi utamanya pada SR3 yang berakibat pada gangguan penyerbukan padi, gangguan OPT dan keterlambatan pemupukan khususnya di Sleman. Ketersediaan padi – padian tahun 2015 berdasarkan angka sementara sebesar 1.814 kkalkaphari lebih rendah dibanding tahun 2014 1.944 kkalkaphari. Hal ini dikarenakan menurunnya produksi jagung pada tahun 2015 dibanding tahun 2014. Pada komoditi Padi meningkat dalam hal produksi, dikarenakan produktivitas padi sawah pada tahun 2015 sebesar 66,07 kuha atau naik 3,89 kuha 6,26 dari tahun 2014. Hal itu karena penerapan GP PTT Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu di Kulonprogo, Bantul dan Sleman yang hasilnya dirasakan pada sub round 3. Teknologi yang diterapkan terdiri atas : jarak tanam jajar legowo sisipan, bantuan benih varietas Ciherang dan Pepe di Kulonprogo, Ciherang, IR64 dan Inpari di Bantul dan pemupukan berimbang ada bantuan pupuk NPK. Peningkatan provitas juga disebabkan oleh dampak positif kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier RJIT 16.000 ha, GP PTT 5.000 ha. Produksi padi sawah pada tahun 2015 sebesar 746.810 ton atau naik sebesar 27.616 ton 3,84 dari tahun 2014. Karena produktivitas padi yang naik mengakibatkan produksi padi sawah 2015 naik dari 2014. Ketersediaan Jagung tahun 2014 sebesar 322 kkalkaphari lebih rendah dari tahun 2013 370 kkalkaphari, walaupun bila dilihat dari sisi produksi tahun 2014 312.236 ton lebih tinggi dibanding tahun 2013 289.5880 ton, namun karena pada tahun 2014 penyediaan dalam negeri lebih tinggi dibanding tahun 2013 sehingga ketersediaan energinya juga lebih rendah. Ketersediaan Jagung pada tahun 2015 sebesar 152 kalkaphari lebih rendah dibanding dengan ketersediaan jagung pada tahun 2014 322 kalkaphari, hal ini dikarenakan terjadi penurunan produksi jagung pada tahun 2015, penyebabnya adalah luas panen jagung pada tahun 2015 sebesar 65.485