commit to user 17
17 4 Menulis
Menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks serta berapresiasi sastra dalam berbagai jenis dan
bentuk melalui kegiatan menulis hasil sastra.
Ruang lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk anak tunagrahita 2006:50 adalah
sebagai berikut: 1 Mendengarkan
Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita, dongeng, wawancara, dan pembacaan puisi.
2 Berbicara Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman melalui kegiatan
berbicara, menyampaikan pengumuman, kegiatan menanggapi, cerpen, dan bertelepon.
3 Membaca Memahami ragam teks sastra dan non sastra dengan berbagai cara
membaca, memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif. 4 Menulis
Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi, mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi, pesan
singkat, dan kegiatan menulis kreatif puisi.
Berdasarkan dua sumber di atas maka dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1 Mendengarkan 2 Berbicara
3 Membaca 4 Menulis
2. Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan atau dalam bahasa inggris disebut ability. Ana Retnoningsih dan Suharso 2005:308 menjelaskan bahwa
“mampu berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada dan kaya. Sedangkan kemampuan merupakan
kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan kekayaan ”. Kemampuan dapat diartikan
commit to user 18
18 sebagai suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan
mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Hal ini sependapat dengan Chaplin 2000:34 yang mengemukakan
“ability kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan sesuatu perbuatan
”. Menurut Robbins 2000:46
“kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek
”. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang untuk melakukan sesuatu.
b. Pengertian Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi
sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Menurut Hodgson dalam Henry Guntur Tarigan 1994:7
Membaca merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan
agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Adapun Soedarso
dalam Mulyono
Abdurrahman 2003:200
mengemukakan bahwa ”membaca merupakan aktivitas kompleks yang
memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat
membaca tanpa menggerakkan mata dan menggunakan pikiran ”. Relevan dengan
pendapat Soedarso, Nababan dalam Slamet 2003:77, menjelaskan bahwa ”membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks karena sangat bergantung
pada tingkat penalaran membaca dan keterampilan berbahasanya ”.
Bond dalam Mulyono Abdurrahman 2003:200 menjelaskan bahwa ”membaca adalah pengenalan simbol-simbol bahasa tulis yang merupakan
stimulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk
commit to user 19
19 membangun suatu pengertian melalui pengalaman yang telah dimiliki
”. Makna lain dalam membaca adalah menduga, memperhitungkan, dan memahami.
Berdasarkan arti membaca tersebut, pengertian membaca mencakup dua hal. Pengertian yang pertama yaitu membaca teks-teks yang terurai dari huruf demi
huruf kemudian membentuk kata lalu terangkai dalam kalimat dan padu dalam paragraf. Yang kedua yaitu membaca fenomena-fenomena yang terjadi di alam
semesta. Anderson dalam Henry Guntur Tarigan 1994:8 menjelaskan bahwa:
Membaca sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.
Tingkatan hubungan antara makna yang hendak dikemukakan oleh penulis dan penafsiran atau interpretasi pembaca turut menentukan ketepatan
membaca. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi terletak pada pikiran membaca. Sehingga makna itu akan berubah, karena setiap
pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Pressley 2000:547 mengatakan bahwa ”Reading is often thought of as a
hierarchy of skills, from processing of individual letters and their associated sounds to word recognition to text processing competencies
” Apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
membaca sering disebut sebagai keterampilan sesungguhnya dari seorang individu dalam memproses huruf dan bunyi yang dihubungkan ke dalam pengenalan kata
dan kemampuan untuk memproses suatu teks. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan suatu aktivitas yang kompleks yaitu melibatkan aspek berpikir, mengingat, memahami, dan mengaplikasikan hal-hal yang terdapat dalam bacaan.
Membaca tidak hanya sekedar memahami makna teks bacaan, tetapi juga mencakup implikasi-implikasi di balik makna tersebut.
1 Tujuan Membaca
Kegiatan membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang membaca dengan suatu tujuan akan lebih memahami dibandingkan dengan
orang yang t idak mempunyai tujuan. Syafi‟ie dalam Hairuddin 2007:33
menyatakan bahwa melalui membaca siswa diharapkan, antara lain:
commit to user 20
20 “1 memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal, 2
mencari sumber, menyimpulkan, menyaring, dan menyerap informasi dari bacaan, serta 3 mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan menarik
manfaat dari bacaan ”.
Tujuan membaca menurut Blanton, dkk dan Irwin dalam Burns, dkk yang dikutip Farida Rahim 2008:11 meliputi:
a kesenangan b menyempurnakan membaca nyaring
c memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik d mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
e memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis f mengkonfirmasikan atau menolak prediksi
g menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks
h menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Menurut
Henry Guntur Tarigan 1994:9 “tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,
dan memahami makna bacaan ”. Makna atau arti erat sekali kaitannya dengan
maksud, tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai tujuan membaca dapat
disimpulkan kegiatan membaca mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1 kesenangan
2 mencari serta memperoleh informasi tertentu dari suatu bacaan 3 memahami makna bacaan
4 mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki 5 menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
2 Jenis-jenis Membaca
Kegiatan membaca dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Ketika membicarakan tentang jenis-jenis membaca, kita harus melihat dari segi
tinjauannya. Henry Guntur Tarigan 1994:22 mengemukakan “jenis membaca
ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca sewaktu dia membaca, yaitu 1 membaca nyaring reading aloud, membaca bersuara
oral reading, membaca lisan dan 2 membaca dalam hati silent reading ”.
commit to user 21
21 Pada saat melakukan kegiatan membaca dalam hati, yang digunakan hanya
ingatan visual visual memory sehingga yang aktif adalah mata pandangan dan penglihatan dan ingatan.
Sedangkan saat membaca nyaring, Moulton dalam Henry Guntur Tarigan 1994:22 menyebutkan
“selain penglihatan dan ingatan seperti saat membaca dalam hati masih diperlukan keaktifan ingatan pendengaran
auditory memory dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita motor memory
”. Heru Subrata 2009 menjelaskan
“menurut tatarannya, membaca dibagi menjadi dua macam, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut
”. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan kognitif. Proses
keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-
lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat. Membaca permulaan diberikan di kelas I dan II dengan tujuan agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. Sedangkan dalam
membaca lanjut dibutuhkan pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sesuai keadaan. Biasanya membaca lanjut diberikan pada siswa kelas tinggi
yaitu kelas III SD hingga pendidikan yang tertinggi. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan jenis-jenis
membaca harus dilihat dari segi tinjauannya. Dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca sewaktu membaca, yaitu: membaca nyaring, membaca
bersuara, membaca lisan, dan membaca dalam hati.
c. Pengertian Membaca Pemahaman