commit to user 21
21 Pada saat melakukan kegiatan membaca dalam hati, yang digunakan hanya
ingatan visual visual memory sehingga yang aktif adalah mata pandangan dan penglihatan dan ingatan.
Sedangkan saat membaca nyaring, Moulton dalam Henry Guntur Tarigan 1994:22 menyebutkan
“selain penglihatan dan ingatan seperti saat membaca dalam hati masih diperlukan keaktifan ingatan pendengaran
auditory memory dan ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita motor memory
”. Heru Subrata 2009 menjelaskan
“menurut tatarannya, membaca dibagi menjadi dua macam, yaitu membaca permulaan dan membaca lanjut
”. Membaca permulaan merupakan suatu proses keterampilan kognitif. Proses
keterampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-
lambang fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata atau kalimat. Membaca permulaan diberikan di kelas I dan II dengan tujuan agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk membaca lanjut. Sedangkan dalam
membaca lanjut dibutuhkan pemahaman dan penerapan dalam kehidupan sesuai keadaan. Biasanya membaca lanjut diberikan pada siswa kelas tinggi
yaitu kelas III SD hingga pendidikan yang tertinggi. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan jenis-jenis
membaca harus dilihat dari segi tinjauannya. Dari segi terdengar atau tidaknya suara si pembaca sewaktu membaca, yaitu: membaca nyaring, membaca
bersuara, membaca lisan, dan membaca dalam hati.
c. Pengertian Membaca Pemahaman
Kegiatan membaca merupakan suatu proses untuk memahami serta mengetahui pikiran yang terkandung dalam bacaan. Menurut Lado dalam Henry
Guntur Tarigan 1994:9 “kegiatan membaca ialah memahami pola-pola bahasa
dari gambaran tertulisnya ”. Seseorang yang melakukan kegiatan membaca
pemahaman harus menguasai bahasa serta tulisan agar memahami isi bacaan
commit to user 22
22 tersebut. Sejalan dengan pendapat Lado, Henry Guntur Tarigan 1994:43
menjelaskan “membaca pemahaman sebagai sejenis kegiatan membaca yang
berupaya menafsirkan pengetahuan dan pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan yang telah diketahui, serta menemukan jawaban pertanyaan-
pertanyaan kognitif dari bahan bacaan tertulis ”.
Pemahaman atau komprehensi dalam membaca merupakan kemampuan membaca untuk mengerti ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian.
Hal itu seperti yang diung kapkan oleh Soedarso 2008:58 “dalam pemahaman
diperlukan: 1 menguasai perbendaharaan katanya, 2 akrab dengan struktur dasar dalam penulisan kalimat, paragraf, dan tata bahasa
”. Henry Guntur Tarigan 1994:56 juga menyatakan membaca pemahaman
reading for understanding adalah jenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
“1 standar-standar atau norma-norma kesastraan literary standars 2 resensi kritis critical review
3 drama tulis printed drama 4 pola-pola fiksi patterns of fiction”.
Menurut Goodman dalam Slamet 2003:78 menerangkan “membaca
pemahaman adalah suatu proses merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca
”. Sedangkan Heilman dalam Noldy Pelenkahu 2006:879 berpendapat: “Reading comprehension is a process of making sense of written
ideas through meaningful interpretation and interaction with language ”, yang
artinya membaca pemahaman merupakan suatu proses mencari makna dari gagasan-gagasan tertulis melalui interpretasi bermakna dan interaksi dengan
bahasa. Sebagai pembaca yang baik harus memahami apa yang dibacanya,
sehingga dalam kegiatan membaca pemahaman dituntut perhatian atau konsentrasi, suatu kemampuan yang erat sekali berhubungan dengan maksud.
Pemahaman sangat dibantu oleh refleksi atau pemikiran terhadap apa yang dibaca. Pemahaman merupakan kegiatan penting dalam membaca karena dengan
pemahaman kita dapat mengetahui informasi dari bacaan secara keseluruhan.
commit to user 23
23 Selanjutnya keterampilan membaca pun dapat meningkat. Girgin 2006:68
mengatakan bahwa: Reading comprehension is the process of combining the cue systems of the
language, namely, syntax, semantics, pragmatics and graphophonics with the prior knowledge and experiences. If readers have a purpose to read and
if the material interests them, they involve their background knowledge in the process, too, which facilitates reading comprehension.
Menurut pendapat Girgin di atas membaca pemahaman adalah suatu proses yang mengkombinasikan isyarat atau sistem bahasa yang meliputi
sintaksis, semantik, dan grafem serta pengalaman sebelumnya. Jika seseorang pembaca mempunyai tujuan dan melibatkan pengetahuan yang telah mereka
miliki maka seseorang tersebut akan lebih mudah dalam membaca pemahaman. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman adalah kemampuan yang memerlukan perhatian, konsentrasi, serta pemikiran untuk menafsirkan pengetahuan dan pengalaman, menghubungkan
informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki, dan menemukan pertanyaan- pertanyaan kognitif dari suatu bacaan.
d. Pengertian Kemampuan Membaca Pemahaman