Perencanaan Tindakan Prosedur Tindakan pada Siklus II

54 dapat dengan mudah memahami materi pelajaran apabila terdapat anggota kelompok yang masih kesulitan dalam memahami materi menulis petunjuk, 4 guru menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan saat menulis petunjuk dengan menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Perbaikan-perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis petunjuk pada siklus berikutnya.

3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II

Prosedur tindakan pada siklus II juga dilakukan dalam empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini, peneliti memperbaiki dan menyempurnakan rencana pembelajaran sebelumnya pada siklus I. Dalam tahap ini, kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I diperbaiki. Peneliti menyiapkan kembali data nontes yang sudah diperbaiki. Tahap pelaksanaan siklus II ini meliputi: 1 menyempurnakan rencana pembelajaran pada siklus I, 2 memperbaiki pedoman observasi, 3 mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara, 4 mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk jurnal siswa, 5 mempersiapkan kembali contoh menulis petunjuk yang akan dihadirkan kepada siswa, 6 mempersiapkan dokumentasi. Peneliti juga berkolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa dan satra indonesia tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 55 Berbekal dari pengalaman menulis petunjuk pada siklus I. Siswa akan lebih terbiasa dan lebih mudah dalam menulis petunjuk walaupun dengan gambar berangkai yang berbeda. Perbedaan gambar berangkai yang dipakai akan bertujuan memperkaya kosa kata dan siswa akan lebih terbiasa dalam menuangkan ide yang ada digambar ke dalam bentuk kalimat. Selain itu pengalaman menulis yang sering diulang akan memupuk kemampuan menulis yang lebih bermutu baik dari segi ejaan, dan pilihan bahasa yang digunakan. Pada siklus II ini, indikator pencapaian yang akan dicapai adalah 70.

3.1.2.2 Tindakan

Pada tahap ini, kesalahan-kesalahan siswa dalam penulisan petunjuk dibahas kembali. Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan pada siklus I. Kegiatan siklus II meliputi pendahuluan, inti pembelajan proses pembelajaran dan evaluasi, dan penutup. 1 Pendahuluan Pada tahap ini, guru melakukan apersepsi. Guru mengondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran serta manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, dan membahas tentang kesalahan-kesalahan dalam penulisan petunjuk yang dibuat siswa. Selain itu, guru dapat memberikan motivasi kepada siswa agar lebih baik lagi dalam menulis petunjuk. 56 2 Inti Pembelajaran Pada tahap inti pembelajaran, guru menyediakan contoh petunjuk membuat mainan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Setelah contoh yang dihadirkan guru telah siap, proses pembelajaran pun dimulai. Langkah pertama, guru membuka tahap “Pendalaman Materi”. Tahap ini berisi tentang pendalaman materi menulis petunjuk termasuk juga aspek-aspek yang tidak boleh terabaikan dalam menulis petunjuk. Selanjutnya guru membuka tahap kedua yang berisi tentang contoh menulis petunjuk untuk memperjelas pemahaman siswa mengenal materi menulis petunjuk. Dalam pembelajaran ini, guru memberikan pengetahuan berupa strategi belajar yang dapat mempermudahkan proses pembelajaran. Strategi belajar peta konsep model rantai kejadian yang pernah diajarkan pada siklus I, dibahas dan diperdalam lagi sehingga siswa mampu dan dapat memahami pembelajaran menulis petunjuk dengan menggunakan strategi belajar peta konsep model rantai kejadian. Langkah berikutnya, guru membuka tahap “Latihan” yang didalamnya terdapat latihan menulis petunjuk. Latihan menulis petunjuk dalam siklus II ini terdiri atas soal latihan. Soal latihan ini berisi tentang gambar seri urutan membuat mainan. Setelah gambar seri terbuka, guru menjelaskan perintah mengenai cara pengerjaan soal latihan kemudian guru memberi kesempatan bagi siswa untuk mengerjakan soal. Dalam mengerjakan soal latihan, guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa. Hal ini bertujuan agar siswa dapat bertukar pikiran dan lebih mudah memahami materi. Pada saat siswa mengerjakan soal, guru 57 mengarahkan siswa agar memakai strategi belajar model rantai kejadian. Siswa diminta mengurutkan kejadian, dimulai dari kejadian awal, kemudian kejadian berikutnya dalam rantai itu, dilanjutkan sampai mencapai suatu hasil akhir yang dapat membantu siswa mengurutkan cara atau petunjuk membuat mainan. Setelah latihan selesai, setiap kelompok diwajibkan untuk mempresentasikan dan menguraikan hasil diskusi kelompok tentang soal latihan yang baru saja mereka kerjakan. Selain itu, kelompok lainnya diminta memberikan komentar tentang kekurangan dan kelebihan, sehingga dapat menjadi masukan untuk kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Hasil diskusi kelompok dikumpulkan dalam bentuk laporan tiap-tiap individu siswa itu sendiri. Pada bagian terakhir dari inti pembelajaran adalah evaluasi. Guru membuka tahap “Evaluasi” yang berisikan soal tes siklus II, yaitu rangkaian gambar seri yang menunjukan prosedur pembuatan mainan. 3 Penutup Setelah siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru membuka tahap tentang simpulan. Tahap ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang dijawab siswa secara lisan. Pertanyaan tersebut mengarah pada simpulan materi pembelajaran yang telah disajikan. Selanjutnya guru membuka tahap tentang refleksi. Tahap ini juga berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab siswa secara lisan. Namun bedanya, pertanyaan yang terdapat dalam tahap ini mengarah pada refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis petunjuk. 58

3.1.2.3 Observasi

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52