Buku suplemen sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan,
pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku suplemen diartikan buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya Pusat
Perbukuan, 2008, hal. 8. Menurut Pusat Perbukuan 2008, hal. 3 bahwa buku suplemen termasuk ke dalam jenis buku nonteks pelajaran. Buku
nonteks pelajaran adalah buku-buku yang berisi materi pendukung, pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai
bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar,
kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa buku suplemen adalah buku pelajaran yang dapat memperkaya wawasan
pembacanya dan digunakan untuk melengkapi materi pembelajaran.
2. Perbedaan Buku Suplemen dan Buku Teks
Berdasarkan karakteristiknya terdapat beberapa perbedaan antara buku teks pelajaran dengan buku suplemen. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Suplemen No Karakteristik
Buku Teks Buku Suplemen
1 Target
Terdiri dari materi yang ditulis dan harus
dipahami siswa dalam satuan pendidikan
Menambah pengetahuan siswa
dan guru dalam satuan pendidikan
2 Kegunaan dalam
satuan pendidikan Sumber utama
Bukan sumber utama, hanya
pelengkap
3 Kedudukan dalam
satuan pendidikan Wajib
Bukan sebagai sumber utama,
melainkan pendukung.
4 Kegunaan sebagai
alat pendukung Tinggi
Tidak tinggi
No Karakteristik Buku Teks
Buku Suplemen
5 Keterangan
penulisan Berkaitan dengan
kurikulum Tidak terkait
kurikulum mata pelajaran sains,
kebutuhan hidup, perencanaan atau
pertumbuhan zaman, pengalaman hidup
6 Bantuan guru
Wajib Tidak wajib
7 Anatomi buku
Selalu berisi pelajaran, diskusi, latihan, dan
evaluasi secara lengkap -
8 Pengguna
Mayoritas siswa Tidak didominasi
siswa 9
Tempat penggunaan
Kebanyakan di kelassekolah
Tidak didominasi dikelas sekolah
rumah, ruang tunggu, tempat
umum, dll
Maryam, 2012, hlm.46 Berdasarkan Tabel 2.3 menunjukkan bahwa buku suplemen termasuk
ke dalam buku nonteks yang memberikan banyak manfaat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa kurang dalam minat membaca buku
suplemen, sebaiknya seorang guru mengintegrasikan penggunaan buku suplemen dalam proses pembelajaran Maryam, 2012. Buku suplemen
memiliki sifat penyajian yang khas, berbeda dengan buku teks pelajaran. Buku suplemen dapat disajikan secara bervariasi, baik dengan menggunakan
variasi gambar, ilustrasi, atau variasi alur wacana. Buku suplemen bersifat mengembangkan dan meluaskan kompetensi siswa, baik dalam aspek
pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian.
3. Jenis-Jenis Buku Suplemen
Buku suplemen dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu buku suplemen pengetahuan, buku suplemen keterampilan, dan buku suplemen
kepribadian. Jenis-jenis buku suplemen terdapat pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Jenis-Jenis Buku Suplemen Jenis-Jenis Buku Suplemen
Pengertian dan karakteristik
Buku suplemen pengetahuan Buku-buku yang diperuntukkan bagi
pelajar untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik pengetahuan
lahiriyah
maupun pengetahuan
batiniyah. Buku jenis ini merupakan buku-buku yang diperlukan pelajar atau
pembaca pada umumnya agar dapat membantu
peningkatan kompetensi
kognitifnya. Buku suplemen keterampilan
Buku-buku yang memuat materi yang dapat memerkaya dan meningkatkan
kemampuan dasar para pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang
praktis dan mandiri. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat
meningkatkan, mengembangkan dan memerkaya
dalam kemampuan
menghitung, memberi
nama, menghubungkan,
dan mengkomunikasikan kepada orang lain
sehingga mendorong untuk berkarya dan bekerja secara praktis.
Buku suplemen kepribadian merupakan buku-buku yang dapat
meningkatkan kualitas
kepribadian, sikap, dan pengalaman batin pembaca.
Dari perspektif buku pendidikan, buku suplemen kepribadian diharapkan dapat
mendukung
pencapaian tujuan
pendidikan secara umum Pusat Perbukuan, 2008, hal. 11-15
4. Langkah-Langkah Mengembangkan Buku Suplemen
Pusat kurikulum dan perbukuan 2008, hal. 59-64 menyebutkan bahwa dalam menulis buku nonteks, penulis harus memerhatikan makna
buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara langsung pada standar kompetensi dalam Standar Isi. Ada beberapa tahapan
penulisan, yaitu: a.
Menyiapkan konsep dasar tulisan; Konsep dasar yang disiapkan berkaitan dengan jenis tulisan yang
akan disusun, contohnya suplemen pengetahuan, keterampilan,
kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau panduan pendidik. Dalam menulis buku nonteks, seorang penulis lebih leluasa dalam
mengembangkan isi atau materi buku. Penulis buku nonteks lebih bebas dalam menggunakan strategi, gaya, dan model penuangan
gagasan. Konsep dasar yang dimaksud harus sistematis, objektif, dan terbuka. Sistematis berarti bahwa materi yang disajikan itu merupakan
suatu kesatuan yang berhubungan dengan ilmu lain, baik dari sisi isi maupun wilayah garapannya. Objektif berarti bahwa materi yang
disajikan dapat dipertanggungjawabkan secara material. Terbuka berarti bahwa materi itu dapat dijelaskan secara ilmiah.
b. Memerhatikan proses kreatif
Menulis buku nonteks adalah sebuah proses kreatif. Bahan tulisan diperoleh dari hasil menggali, menghidupkan imajinasi, intuisi,
memunculkan potensi-potensi baru, membuka pandangan-pandangan yang menimbulkan kekaguman, serta dapat merangsang pikiran-
pikiran yang tidak terduga. Dalam menulis buku nonteks terbangun suatu aktivitas mental
penulis mulai dari merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks, tahap pengolahan informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan,
tahap memverifikasi berbagai gagasan yang dihubungkan dengan realitas.
c. Menetapkan aspek yang akan dikembangkan
Dalam menulis buku nonteks seharusnya dapat menetapkan aspek- aspek dari domain kognitif, afektif, atau psikomotorik yang dipandang
perlu dikembangkan dalam menulis buku nonteks pelajaran. Hal ini dikarenakan dalam buku teks pelajaran mengacu pada ketentuan dan
tuntutan Standar Isi, sementara ketiga aspek tersebut memerlukan pengembangan dan pendalaman materi, sehingga pembaca memeroleh
pegetahuan yang lebih luas, leih kaya, dan lebih menyeluruh.