Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Karena guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan
menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa, akibatnya kegiatan belajar-mengajar menjadi pasif dan kurang efektif karena lebih menekankan
pada pengajaran bukan pembelajaran. Selain itu dalam proses belajar mengajar sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga
proses belajar mengajar tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan peserta
didik, kurangnya minat dan kegairahan dan sebagainya. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media secara integerasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan disamping
sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu
media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
Biologi sebagai bagian dari sains, menuntut kompetensi belajar pada ranah pemahaman tingkat tinggi yang komprehensif. Namun, dalam kenyataan
saat ini siswa cenderung menghafal daripada memahami, padahal pemahaman merupakan modal dasar bagi pengasaan selanjutnya.
7
Biologi sebagai salah satu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Salah
satu langkah yang dilakukan adalah dengan melaksanakan pengembangan pengajaran dan pembelajaran biologi, diantaranya dengan memusatkan
pembelajaran pada kebutuhan dan minat siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. Dengan demikian tercapailah fungsi
pendidikan yang diantaranya mengembangkan kecerdasan dan kreativitas siswa.
7
Made Wena, op.cit. h. 67.
Ada banyak faktor yang memperngarui keberhasilan siswa dalam belajar, baik dari dalam diri siwa itu sendiri maupun faktor dari luar. Salah
satu faktor yang mermengaruhi keberhasilan siswa yaitu cara penyajian materi.
Cara penyajian materi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus menjadi penentu keberhasilan siswa. Apakah
materi yang disajikan membuat siswa tertarik, termotivasi, kemudian timbul perasaan pada diri siswa untuk menyenangi materi dan adanya kebutuhan
terhadap materi tersebut atau sebaliknya. Seorang guru harus mampu menyampaikan materi dengan baik kepada anak didiknya. Selain itu, seorang
guru juga harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar
. Hakikat proses
belajar mengajar menurut Sadiman dalam Maifalinda Fatra adalah proses komunikasi yang merupakan proses menyampaikan pesan dari sumber pesan
melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan.
8
kegiatan belajar mengajar di kelas juga merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana
guru dan siswa saling bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian. Oleh sebab itu, komunikasi memegang peranan penting dalam
pembelajaran. Agar komunikasi antara siswa dan guru berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima oleh siswa, maka dalam
kegiatan belajar mengajar perlu menggunakan media pembelajaran. Berbagai media dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pada
penelitian ini peneliti tertarik pada media komik karena komik merupakan bacaan yang sangat familiar. Dalam pembelajaran biologi, komik merupakan
salah satu media yang dapat digunakan dalam proses belajar dan mengajar. Sifat komik yang menghibur dan ringan membuat siswa cenderung lebih
menyenangi bacaan tersebut dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk membaca buku pelajaran sekolah. Dibandingkan dengan buku
8
Maifalinda Fatra, Penggunaan KOMAT Komik Matematika Pada Pembelajaran Matematika di MI, Jurnal ALGORITMA Vol. 3 No. 1, Juni 2008, h. 60-61.
pelajaran sekolah pada umumnya, komik mempunyai beberapa kelebihan sehingga lebih memikat siswa untuk mau membacanya.
Menurut Sugiharta, kegiatan membaca komik dan cerita bergambar merupakan kegiatan yang menghibur dan menyenangkan dengan gambar-
gambar dan tulisan yang ringan serta dirangkai dalam suatu alur cerita bergambar membuat informasi mudah diserap. Teksnya membuatnya lebih
dimengerti dan alur membuatnya mudah untuk diikuti dan diingat, sehingga dari penampilannya akan membuat anak tertarik untuk melihat dan
membacanya. Hal tersebut menggambarkan bahwa bagi anak-anak sebagus apapun isi buku yang diberikan, bila tidak dikemas dengan penampilan yang
menarik dan menyenangkan, mereka tidak akan menyentuhnya. Selain itu, komik disajikan penuh dengan ilustrasi gambar membuat
orang yang membacanya tidak akan cepat merasa bosan. Sementara, buku pelajaran sekolah hanya menyajikan ilustrasi gambar dalam jumlah yang
terbatas. Komik diduga dapat meningkatkan hasil belajar yang sejalan dengan minat siswa pun meningkat. Seperti yang dikemukakan oleh Syaiful Hadi,
bahwa siswa menunjukkan respon positif dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik. Hal ini ditunjukkan dengan ; 1 siswa
merasa senang dengan cara pembelajaran yang dilakukan; 2 siswa merasa lebih santai dalam belajar tidak tegang; 3 siswa dapat bekerjasama dengan
kelompoknya; dan 4 siswa lebih memahami soal yang disajikan dalam bentuk komik.
9
Dengan demikian respon positif dari siswa menjadi modal yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan pelaksanaan pembelajaran di
kelas menjadi lebih terarah untuk membantu siswa memahami materi. Komik jelas mudah menarik perhatian anak karena tampilannya yang
penuh dengan gambar. Hal ini dapat membuat anak lebih mudah memahami isi dari suatu materi. Perpaduan gambar dengan sedikit teks juga tidak
membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan ceritanya. Tak heran
9
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, diaskes 9 September 2011.http :
www.puslitjaknov. org dats file makalah_peserta 57_Syaiful 20Hadi .pdf , h. 1.
bila komik menjadi bacaan yang populer, terutama di kalangan anak-anak. Tidak sedikit anak-anak yang rela menghabiskan waktunya untuk berkutat
dengan jenis bacaan yang satu ini. Komik begitu sederhana namun sangat menarik.
10
Selain itu, isinya diselingi dengan unsur humor juga merupakan keunggulan komik sehingga membacanya menjadi sangat menyenangkan dan
dapat meghilangkan stres. Komik juga merupakan media komunikasi visual dan lebih dari pada sekedar cerita bergambar yang ringan dan menghibur.
Sebagai media komunikasi visual, komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.
11
Jika keunggulan ini dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, maka komik dapat membantu menciptakan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan
dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar biologi. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan media komik sangat cocok diterapkan
pada siswa khususnya remaja, karena pada masa ini mereka memiliki kemampuan daya imajinasi yang tinggi dan positif yang akan membantu cara
proses berfikir mereka dalam belajar, khususnya dalam mempelajari konsep sistem pencernaan makanan. Pada konsep sistem pencernaan makanan banyak
didapatkan istilah-istilah yang sulit dipergunakan yang terkait dengan proses- prosesnya sehingga dibutuhkan proses berfikir dan pemahaman yang tinggi.
Komik adalah bacaan yang banyak digemari oleh banyak orang. Dalam tingkatan usia maupun tingkatan pendidikan yang berbeda. Isi dari komik
diselingi dengan unsur humor sehingga membacanya menjadi sangat menyenangkan dan dapat meghilangkan stress. Sehingga, berdasarkan hasil
survei di Philipina yang dikemukakan oleh Andre Rinanto menunjukkan bahwa sebagian besar data yang menyukai komik pada usia 17 sampai 19
10
Majalah Kidia, Komik Sahabat Anak?, Yayasan Pengembangan Media Anak, Edisi April- Mei 2009, h.3.
11
Heru Dwi Waluyanto, Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran,diaskes dari http:www.petra.ac.id~puslitjounalsdir.php?DepartmentID=DKV , Februari 2011, h. 51.
tahun dengan jenjang pendidikan sekolah lanjutan. Namun, penelitian serupa belum dilakukan di Indonesia.
12
Berdasarkan latar belakang tersebutlah masih kurangnya penelitian yang terkait dengan penggunaan media komik dalam pembelajaran biologi,
khususnya di sekolah lanjutan. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajian teoritis maupun praktis berdasarkan permasalahan yang
berjudul : “Pengaruh Penggunaan Media Komik terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan
”. B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah
yang timbul antara lain:
1. Kurangnya variasi media pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam
proses belajar mengajar biologi. 2.
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang masih sedikit. 3.
Konsep sistem pencernaan makanan pada pembelajaran Biologi banyak menggunakan istilah yang sulit dipergunakan khususnya pada materi yang
menjelaskan tentang sistem pencernaan dengan kata-kata yang bersifat naratif tanpa adanya gambaran, sehingga siswa sulit memahami konsep
tersebut. 4.
Siswa senang membaca komik daripada buku pelajaran biologi. 5.
Potensi komik sebagai media pembelajaran masih kurang dimanfaatkan.