e. Unsur-unsur komik
Komik secara sepintas dipandang sebagai media visual yang hanya terdiri dari kumpulan gambar dan tulisan yang terjalin menjadi sebuah cerita.
Namun, bagi para komikus komik mempunyai unsur-unsur yang lebih besar artinya dari sekedar kumpulan gambar dan tulisan belaka. Unsur-unsur komik
terbagi atas sampul depan, sampul belakang, dan halaman isi. Pada halaman sampul depan biasanya terdapat komponen-komponen
sebagai berikut :
19
1 Judul cerita atau judul serial
Judul biasanya diambil dari tema cerita yang diangkat atau sang tokoh utama. Ukuran huruf dibuat kapital dan besar serta berwarna
mencolok sehingga mudah ditangkap oleh pembaca. 2
Credits Yaitu keterangan tentang pengarang komik.
3
Indicia Yaitu keterangan tentang penerbit maupun percetakan lengkap
dengan waktu terbitan dan pemegang hak cipta. Sedangkan pada halaman sampul belakang biasanya tertera ringkasan
cerita yang ada pada komik untuk memberikan gambaran sementara tentang isi komik kepada pembaca.
Halaman isi komik terdiri dari unsur-unsur berikut :
20
1. Panel
Merupakan unsur yang cukup berperan pada komik. Panel ini berfungsi sebagai ruang tempat diletakannya gambar-gambar sehingga
akan tecipta suatu alur cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca. Agar komik dapat tampil menarik dan sesuai dengan alur,
maka peralihan antara satu panel dengan panel lainnya harus mampu menuntun alur cerita yang dibawa.
19
Toni Masdiono, op.cit, h. 12.
20
Ibid, h. 13.
2. Gang
Gang pada komik berfungsi sebagai ruang waktu yang menjembatani antara satu panel dengan panel lainnya. Melalui gang
inilah imajinasi pembaca mengambil dua gambar yang terpisah dan mengubahnya menjadi gagasan.
3. Narasi
Penggunaan narasi pada komik cukup penting peranannya. Narasi berfungsi untuk menerangkan dialog suatu percakapan, waktu,
maupun tempat, dan kejadian. 4.
Balon kata dan Efek suara Balon kata dan efek suara merupakan suatu lambang yang
mengekspresikan suara dialog suatu percakapan. Penggunaan variasi bentuk huruf yang sering disesuaikan dengan bunyi-bunyi non verbal
.
f. Macam macam komik
Komik dengan media massa hadir dengan berbagai jenis dan materi sesuai denga kebutuhan khalayak atau konsumen. Dalam hal ini untuk komik
Indonesia Marcell Boneff membaginya kedalam beberapa jenis komik, yaitu : 1.
Komik Wayang Komik wayang bagi orang asing merupakan jenis asli komik
Indonesia, apalagi komik ini dimaksudkan untuk menyaingi komik
impor di pasar dan membatasi pengaruh negatifnya. Lakon pokok
karakter utama komik wayang adalah hasil tradisi lama yang lahir dari sumber Hindu, yang kemudian diolah dan diperkaya dengan
unsur lokal, beberapa diantaranya berasal dari Kesusteraan Jawa kuno seperti Mahabarata dan Ramayana.
2. Komik silat
Komik silat atau pencak berarti teknik beladiri, sebagaimana halnya karate dari Jepang, atau Kun Tao dari Cina. Komik silat ini
banyak mengambil ilham dari seni beladiri dan juga legenda-legenda rakyat. Pada umumnya kisah dalam komik silat berceritakan
petualangan para pendekar dalam membela kebenaran dan memerangi kejahatan, dan kebaikan yang akan memenangkannya.
3.
Komik Humor Komik humor dalam tampilannya selalu menceritakan hal yang
lucu dan membuat pembacanya tertawa. Baik karakter tokoh yang biasanya digambarkan dengan fisik yang lucu atau jenaka maupun
tema yang diangkat, dan dengan memanfaatkan banyak segi anekdotis, komik humor langsung menyentuh kehidupan sehari-hari
sehingga memudahkan orang untuk memahaminya.
4.
Komik roman Remaja Dalam bahasa Indonesia, kata roman jika digunakan sendiri
berarti kisah cinta, dan kata remaja digunakan untuk menunjukan bahwa komik ini ditunjukan bagi kaum muda, dimana ceritanya tentu
saja harus romantis. Adapun sumber ilhamnya bermacam-macam. Tema-tema yang diambil pun berkisar tentang kehidupan kaum muda
dan liku-liku kehidupannya. 5.
Komik Didaktis Komik didaktis merujuk kepada komik yang bermaterikan
ideologi, ajaran-ajaran agama, kisah-kisah pejuangan tokoh dan materi-materi lainnya memiliki nilai-nilai pendidikan bagi para
pembacanya. Komik memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi hiburan, dan juga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak
langsung untuk tujuan edukatif pendidikan.
g. Kelebihan dan Kekurangan Komik
Sebagai media visual, komik mempunyai kelebihan maupun kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik, disamping sifat-
sifat komik yang khas, harus diakui efektivitas media dalam pembelajaran
merupakan segi yang menguntungkan dalam pendidikan. Menurut Hurlock menjelaskan argumen yang menguntungkan komik adalah :
21
1. Komik membekali dengan kemampuan membaca yang
menyenangkan. 2.
Komik dapat digunakan untuk memotivasi siswa mengembangkan keterampilan membaca.
3. Prestasi pendidikan yang dicapai siswa yang sering membaca komik
hampir identik dengan mereka yang jarang membacanya. 4.
Siswa diperkenalkan dengan kata-kata yang luas, banyak kata yang dijumpainya lagi dalam bacaan lain.
5. Buku komik menyediakan teknik bagus untuk menyebarluaskan
propoganda yang menentang prasangka. 6.
Komik memberi siswa sumber katarsis emosional bagi emosi yang tertahan.
7. Siswa mungkin mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh buku
komik yang memiliki sifat yang dikaguminya. Berdasarkan uraian diatas, bahwa media komik efektif digunakan oleh
siswa, sehingga dapat mengembangkan minat baca dan dapat melatih daya imajinasinya agar kelak menjadi manusia yang kreatif.
Sebaliknya bagi kelompok yang menentang komik mengatakan mencurahkan waktu bermain secara berlebihan untuk membaca komik tidak
saja kurang baik melainkan juga merupakan sumber yang dapat merugikan secara psikologis, adapun argumen yang menentang komik menurut Hurlock
dalam Syaiful Hadi, adalah :
22
1. Komik mengalihkan perhatian anak dari bacaan lain yang lebih
berguna;
21
Elizabet B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2005, h. 339
22
Syaiful Hadi, Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik, diaskes 9 September 2011.,
http:www.puslitjaknov.orgdatsfilemakalah_peserta57_Syaiful20Hadi.pdf , h. 9.
2. Terdapat sedikit atau bahkan tidak ada kemajuan pengalaman
membaca dalam komik; 3.
Lukisan, cerita dan bahasa komik kebanyakan bermutu rendah; 4.
Cerita yang berkaitan dengan seks, kekerasan dan ketakutan merangsang dan sering menakutkan anak;
5. Komik menghambat anak melakukan bentuk bermain lainya;
6. Dengan menggambarkan perilaku antisosial, komik mendorong
timbulnya agresivitas dan kenakalan remaja; 7.
Komik menjadikan kehidupan sebenarnya membosankan dan tidak menarik;
8. Komik menimbulkan stereotype terhadap orang-orang dan ini
mendorong timbulnya prasangka. Dengan demikian, buku-buku komik selain berfungsi sebagai media
hiburan, juga dapat dipergunakan secara efektif dalam upaya membangkitkan minat baca, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan
membaca serta dapat dijadikan media efektif untuk tujuan pembelajaran. Untuk pembelajaran disekolah tentu dipilih komik yang dapat mendidik,
dapat menimbulkan gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu dan komik yang dikenal oleh anak-anak yang disesuaikan dengan dunianya.
h. Penggunaan komik sebagai media pembelajaran
Komik sebagai media visual diasumsikan dapat memberikan pengaruh terhadap perolehan pengetahuan sebagai hasil belajar, karena mampu menarik
inat dan perhatian dalam menyampaikan informasi. Komik mempunyai keunggulan dapat berinteraksi dengan siswa secara individual, memberikan
pengalaman, menunjang kecepatan belajar, sesuai dengan pesan atau informasi yang menghendaki urutan tetap, untuk keperluan menjelaskan,
memungkinkan pengulangan, penghafalan, dan menarik perhatian sehingga dimungkinkan siswa tertarik untuk mempelajari konsep-konsep biologi.
Penggunaan komik menurut De Porter, Reardon dan Nourie dalam Maulana yaitu sebagai media dalam pembelajaran yang memiliki peran
penting untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena penyajian komik membawa siswa ke dalam suasana yang penuh kegembiraan, sehingga
menciptakan kegembiraan pula dalam belajar.
23
Kegembiraan dalam belajar merupakan luapan emosi yang mengaktifkan saraf otak untuk dapat merekam
pelajaran dengan lebih mudah. Hal ini senada dengan pendapat Goleman yaitu penelitian menyampaikan kepada kita bahwa tanpa keterlibatan emosi
kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa
masih memiliki gaya belajar visual daripada cenderung mengaktifkan ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata.
24
Komik juga dapat diinteraksikan dengan karakter siswa kelas XI SMA, sebab komik merupakan bacaan dunia yang disukai oleh anak-anak dan
kalangan remaja. Kegemaran merupakan salah satu bentuk motivasi belajar. Media pembelajaran berbentuk komik merupakan sesuatu yang tidak biasa
sehingga menarik bagi siswa.
C. Hakekat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar kognitif Biologi
a. Pengertian Belajar
Setiap manusia di dalam kehidupannya pasti belajar, baik itu secara formal maupun balajar non formal. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam bentuk perubahan
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku, serta perubahan-perubahan aspek lain yang dialami individu dalam belajar.
Belajar juga merupakan proses pengumpulan atau penghafalan suatu fakta
23
Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa, Penelitian Riset pada SMUN 3 Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia, 2009, h.2.
24
Ibid.
dalam bentuk informasi atau materi pelajaran, demikianlah sebagian orang menafsirkan arti belajar.
25
Ada pula yang menyebutkan bahwa belajar merupakan latihan seperti kegiatan membaca dan menulis.
26
Dari pernyataan tersebut makna belajar terlihat kurang lengkap. Untuk menghindarinya maka
beberapa ahli dalam dunia pendidikan mencoba untuk merumuskan definisi belajar sebagai berikut.
Belajar menurut Hilgrad dan Bower seperti yang dikutip oleh purwanto berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang.
27
Sementara Witting seperti dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam
segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
28
Pada definisi yang dikemukakan oleh Witting menekankan pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek Psikofisik organisme yang
didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriyah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu
tidak dapat diobservasi langsung.
29
Sedangkan menurut Anita E. Woolflok belajar adalah suatu proses yang terjadi dari pengalaman atas suatu percobaan
yang relative dalam suatu bidang pengetahuan atau tingkah laku.
30
Ketiga definisi yang dikemukakan oleh Hilgrad, Witting dan Anita E. Woolflok menekankan bahwa proses belajar mengharuskan perubahan pada
25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010, h.64.
26
Ibid.
27
Ngalim Purwanto, “Psilkologi Pendidikan”, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, h.84
28
Muhibin Syah, op.cit., h. 65-66.
29
Muhibbin Syah, op.cit.,h. 66.
30
Usman Melayu, Hakikat Minat dan Hasil Belajar. Berita STMT TRISAKTI: Edisi 084, Januari 1999, h.55.
individu. Tiga ahli ini menekankan pada perubahan tingkah laku individu melalui pengalaman.
Belajar juga dapat diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, dan proses belajar telah terjadi di dalam diri anak
setelah terjadi perubahan. Perubahan dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses balajar, jika perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Jadi, belajar ditandai oleh dua faktor, yaitu adanya pengalaman dan perubahan.
Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui proses latihan atau pengalaman, sehingga terjadi perubahan yang lebih baik
dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku. Perubahan pengetahuan kognitif berpengaruh pada perilaku.
Perilaku belajar seseorang dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil. Dengan demikian kegiatan belajar akan menimbulkan
hasil belajar. Namun, baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan
serta perubahan perilaku yang terjadi pada individu bersangkutan. Oleh karena itu, hasil belajar dipengaruhi dari kegiatan belajar untuk memperoleh
pengetahuan dan perubahan perilaku kearah tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar menjadi tiga ranah, yakni :
31
1. Ranah Kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan observasi.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap.
31
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grafindo, 2009, h. 273-274
3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan
kemampuan bertindak. Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi hasil belajar,
dan faktor itu digolongkan ke dalam dua macam, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal dan fa
ktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut eksternal.
1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal yaitu :
32
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan suatu kemapuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung
berbagai komponen. b.
Bakat Merupakan potensi atau kemapuan yang jika dikembangkan
melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. c.
Minat dan perhatian Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat.
Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran
yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu
biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut. d.
Motivasi Motivasi
merupakan dorongan
yang mendasari
dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. e.
Kesehatan jasmani Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila
32
Kartini Kartono, “Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan tinggi”, CV. Rajawali, 2003, h.3.