Definisi Media pembelajaran Hakekat Media Pembelajaran

terdapat komunikasi antara sasaran atau penerima pesan dengan sumber penyalurnya lewat media tersebut. Proses terjadinya komunikasi melalui penggunaan media dalam pembelajaran divisualisasikan oleh Berto yang dikutip dari R.Raharjo dalam Saimon Ar, yaitu sebagai berikut 10 : SU Sa B Gambar 2.1. Proses Terjadinya Komunikasi Melalui Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Dalam visualisasi diatas terlihat, bahwa pesan yang disampaikan lewat media M oleh sumber penyalur SU akan dapat dikomunikasikan kepada sasaran pesan Sa apabila terdapat daerah lingkup pengalaman yang sama antara si sumber dengan si penerima. Pada lingkup pengalaman pada visualisasi ditandai dengan berbagai arsiran, namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balikan yang disimbolkan dengan B. dalam hal ini sasaran Sa berubah fungsinya menjadi sumber SU. Media yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu dapat merangsang timbulnya “dialog internal” dalam diri siswa. Maka kita dapat mengatakan bahwa proses kegiatan belajar terjadi, media berhasil membawakan pesan belajar bila kemudian terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. 10 Saimon Ar, Hubungan pemanfaatan media dengan hasil belajar IPS siswa di madrasah ibtidaiyah Nahdatul Ulama MINU III Pontianak, Mimbar Pendidikan dalam Jurnal Pendidikan No.3 Tahun 2006 h. 76. M

b. Fungsi Media

Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar yang diyakini berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang komplek dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami. Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. 11 Pada saat ini media pengajaran mempunyai fungsi 12 : 1. Membantu memudahkan belajar bagi siswa mahasiswa dan memudahkan mengajar bagi guru dosen. 2. Memberikan pengalaman lebih nyata yang abstrak dapat menjadi konkrit 3. Menarik perhatian siswa lebih besar jalannya pelajaran tidak membosankan. 4. Semua indera murid dapat diaktifkan. Kelemahan suatu indera dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya. 5. Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar. 6. Dapat membangkitkan dunia teori dengan realita Selain membangkitkan motivasi, fungsi media tidak hanya lagi sebagai alat peragaalat bantu, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pengajaran terhadap siswa. Di dalam kegiatan belajar mengajar, media pendidikan secara umum mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif siswa serta 11 Azhar Arsyad, op.cit., h.15. 12 Asnawir - M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran ,Ciputat Pers; Cet.1- Jakarta, Juni 2002., h. 24-25. mempersatukan pengamatan mereka. 13 Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Dengan demikian media dapat mempertinggi daya serap dan retensi anak terhadap materi pelajaran, sehingga memudahkan guru dalam mengajar. Media juga dapat berfungsi menarik perhatian dan minat siswa sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

c. Manfaat Media

Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu 14 : 1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; 2. Bahan pembelajarannya yang lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; 3. Metode belajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 4. Siswa dapat lebih melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain. Selain itu manfaat media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan infomasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, lalu media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungannya. 13 Ibid, h. 24. 14 Azhar Arsyad, op.cit., h. 24-25.

B. Pengertian Media Komik 1.

Definisi Komik Kata komik berasal dari bahasa perancis yaitu comique, yang sebagai kata sifat artinya lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak atau badut. Comique sendiri berasal dari bahasa yunani yaitu komukos. Dalam bahasa inggris, komik sekali muat atau bersambung dalam penerbitan pers disebut comic strip atau strip cartoon. Komik yang diterbitkan dalam bentuk buku disebut comic book, tapi secara umum seluruhnya disebut comics ” Media komik menurut Rohani merupakan media yang mempunyai sifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal sehingga berfungsi informatif dan edukatif. 15 komik juga merupakan suatu bentuk media komunikasi visual yang mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur cerita bergambar membuat informasi lebih mudah diserap. 16 Selain itu komik dapat didefinisikan suatu kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembacanya. Menurut Masdiono komik umumnya berbentuk rangkaian gambar, masing-masing dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. 17 Gambar-gambar itu biasanya dilengkapi dengan balon-balon yang berisi ucapan dan ada kalanya masih disertai dengan narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai cerita bersambung dalam majalah atau surat kabar atau diterbitkan sebagai buku. 15 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, h. 21. 16 Heru Dwi Waluyanto, Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, Jurnal NIRMANA Vol.7 No.1, Januari 2005, h. 1. 17 Toni Masdiono, 14 Jurus Membuat Komik, Jakarta: Creativ Media, 2007, h. 9. Pada umumnya orang membaca komik sebagai hiburan semata, tetapi karena semakin luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk media pembelajaran. Selain itu komik juga dapat menimbulkan imajinasi dan mempersiapkan stimulus berfikir kreatif. Komik juga dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan, mengembangkan proses berfikir kognitif, ungkapan perasaan dan meningkatkan kepekaan seni. Di Indonesia sendiri sudah ada yang memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran, walaupun belum banyak yang mengenalnya. Komik ini dapat digunakan dalam pelajaran fisika, matematika, agama, bahkan seni rupa juga pelajaran lainnya. Komik merupakan suatu bacaan dimana peserta didik membacanya tanpa harus dibujuk. Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca. 18 Selain itu, Komik sebagai media berperan sebagai alat yang mempunyai fungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara pembelajar siswa dan sumber belajar dalam hal ini komik pembelajaran. Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas, runtut, dan menarik. Selain itu peranan pokok dari komik dalam pembelajaran adalah kemampuan dalam menciptakan minat siswa dalam belajar agar tercipta tujuan belajar yang optimal serta hasil belajar siswa pun meningkat. penggunaan komik dalam pembelajaran sebaiknya dipandu dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif.

d. Sejarah Komik

Walaupun komik telah menjadi bahan bacaan yang merata di seluruh dunia dan penggemarnya boleh dikatakan berada pada semua tingkat usia, 18 Ahmad Rohani, op.cit, h. 79.