Hakekat Hasil Belajar 1. Hasil Belajar kognitif Biologi

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada banyak faktor penyebab yang dapat mempengaruhi hasil belajar, dan faktor itu digolongkan ke dalam dua macam, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal dan fa ktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut eksternal. 1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa internal yaitu : 32 a. Intelegensi Intelegensi merupakan suatu kemapuan dasar yang bersifat umum untuk memperoleh suatu kecakapan yang mengandung berbagai komponen. b. Bakat Merupakan potensi atau kemapuan yang jika dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. c. Minat dan perhatian Minat dan perhatian dalam belajar sangat berhubungan erat. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk selalu memperhatikan mata pelajaran yang diminatinya. Begitu juga jika seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara sadar maupun tidak pada objek tertentu biasanya akan membangkitkan minat pada objek tersebut. d. Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. e. Kesehatan jasmani Kondisi fisik yang baik akan sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Seseorang apabila 32 Kartini Kartono, “Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan tinggi”, CV. Rajawali, 2003, h.3. memiliki badan atau kondisi fisik sehat, maka ia akan mempunyai semangat dalam belajar. Namun sebaliknya, seseorang yang sedang dalam kondisi sakit, maka akan sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. f. Cara belajar Cara belajar yang efektif dan efisien akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam belajar. Ada beberapa cara belajar yang efisien, diantaranya: 1 Berkonsentrasi baik sebelum belajar ataupun pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 2 Mempelajari kembali materi pelajaran yang telah diterima. 3 Membaca denga teliti dan betul materi yang sedang dipelajari, dan berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya. 4 Mencoba menyelesaikan latihan-latihan soal dari materi yang telah diajarkan. 2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa tersebut eksternal. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga Yaitu faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan masyarakat. a. Faktor Lingkungan Keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. 33 b. Faktor Lingkungan Sekolah. Faktor sekolah yang yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, 33 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. IV, h. 60. standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 34 c. Faktor Lingkungan Masyarakat. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyarakat ini mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat contoh sebagai pengurus organisasi social dan keagamaan dan lain-lain, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat, yang kesemuanya mempengaruhi belajar. 35 Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap pribadinya. Namun jika terlalu banyak kegiatan dalam masyarakat, maka akan mengganggu belajarnya. Untuk itu perlu diatur waktunya.

b. Pengertian Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil product menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar merupakan proses seseorang untuk memperoleh kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat, seorang manusia akan selalu ada dan senantiasa belajar dimanapun dia berada. Kemampuan untuk berfikir melalui proses belajar merupakan ciri penting yang membedakannya dari makhluk lainnya. Kemampuan belajar itu memberi manfaat bagi individu dan juga masyarakat. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi didiri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada 34 Ibid, h. 64 35 Ibid., h. 69-70. perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari, dapat diketahui melalui tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. Hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya akibat belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajarinya. 36 Hasil belajar yang akan penulis bahas pada penulisan ini adalah hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang berkaitan degan produk. Tingkatan pada ranah kognitif, diantaranya: 37 1. Hafalan C1 Jenjang hafalan ingetan meliputi kempuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2. Pemahaman C2 Jenjang pemahaman meliputi kemampuan penangkap arti dari apa yang tersaji, kemampuan untuk menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain baik dalam bentuk kata-kata, angka, maupun interprestasi berbentuk penjelasan, ringkasan dan prediksi. 3. Penerapan C3 Yang termasuk jenjang penerapan adalah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi konkrit. 4. Analisis C4 Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas. 36 Usman Melayu, loc.cit. 37 Ahmad Sofiyan, Dkk, Evaluasi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta : UIN Jakarta Press, 2006, h. 15-17. 5. Sintesis C5 Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan merncanakan eksperimen menyusun karangan laporan praktikum, artikel, rangkuman menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa, dan informasi lainnya. 6. Evaluasi C6 Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangjan nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan riteria tertentu yang ditetapkan.

D. Hakikat Biologi

Biologi secara etimologi berasal dari kata bios yaitu makhluk hidup dan logos yaitu ilmu. Sedangkan secara terminologi ilmu biologi bearti ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Belajar biologi bukan hanya untuk penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Para pakar dari pendidikan tinggi, khususnya yang terkait dengan biologi berhadapan dengan sebuah kenyataan betapa pentingnya memahami hakikat biologi. Di dalamnya tercakup kemungkinan-kemungkinan yang dapat muncul, keterbatasan, dan perannya di dalam masyarakat. Dengan pemahaman seperti ini, maka ketika biologi dan metodenya diperkenalkan kepada masyarakat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, kita selalu dapat memulai dari titik yang paling dasar: biologi adalah hasil karya manusia demi kemanusiaan itu sendiri. Selanjutnya biologi merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam, merupakan ilmu yang mempelajari tentang hidup, makhluk hidup, dan kehidupan. Maka, konsep dasar biologi merupakan abstrak dari fenomena visual, sehingga biologi sebagai ilmu dapat dilihat sebagai gambar yang merupakan hakikat utama. 38 Berdasarkan hakikat tersebut, terdapat tiga aspek biologi yang dikenal, yaitu: a. Biologi untuk mengenal diri. Pemahaman ini meliputi pemahaman tentang proses-proses yang berlaku di dalam diri, menyadari potensi dan kemampuan diri serta peranan manusia sebagai pengurus alam b. Biologi untuk mengenal alam sekitar. Karena manusia berada dan hidup dalam suatu komunitas, merupakan hal yang wajar jika ia memahami tentang enda-benda hidup dan proses yang berada di sekelilingnya. Hal ini menjadikan manusia menghargai peranannya dalam kehidupan. c. Biologi untuk memahami interaksi diantara diri dengan alam sekitar. Ini berarti bahwa manusia dan alam sekitarnya mempunyai hubungan yang berarti antara satu dengan yang lainnya demi kekekalan keseimbangan alam. Sebagaimana halnya IPA, biologi dapat dipandang sebagai: a. Semua pengetahuan tentang makhluk hidup sebagai bangunan ilmu. b. Metode ilmiahlogik yang dipergunakan oleh biologi untuk menambah pengetahuannya. Mengingat hal tersebut, biologi bukanlah ilmu pengetahuan yang statis, tetapi sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis. Biologi merupakan pengetahuan fisik yang tidak dapat secara utuh dipindahkan dari pukiran guru ke pikiran siswa dengan kata lain tidak dapat diteruskan dalam bentuk jadi. Setiap siswa harus membangun sendiri pengetahuan-pengetahuan itu dan mengalaminya secara langsung. 38 Tim Penulis PEKERTI bidang MIPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran Biologi di Perguruan Tinggi, Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka, 2001, h. 11. Pada proses belajar biologi harus dikembangkan ketrampilan proses IPA, hal ini dikarenakan biologi merupakan bagian dari IPA. Sehingga proses belajar lebih berfokus pada ketrampilan intelektual. Ketrampilan proses merupakan sejumlah ketrampilan yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari biologi, seperti observasi, klarifikasi, interpretasi, merancang percobaan, dan aplikasi.

E. Hasil Penelitian yang relevan

Pada penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai berikut : a. Pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks di SMAN-87 Jakarta oleh Zulkifli. Menyimpulkan bahwa: terdapat pengaruh yang signitifikan terhadap hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan media komik pada konsep reaksi redoks. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan yang signitifikan rata-rata hasil kelas kontrol, dibuktikan dengan hasil p erhitungan uji ”t” yang telah dilakukan yaitu t hitung t tabel 4,16852,0000. 39 b. Sri Mulyani, Hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai melalui media pembelajaran komik dan media gambar. Sebuah penelitian Eksperimen di SMPN 2 Balaraja. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai melalui media komik dan media gambar. 40 c. Maulana, Matematikomik berpengaruh signifikan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Dari hasil penelitiannya dapat 39 Zulkifli, “Pengaruh penggunaan media komik terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep reaksi redoks di SMAN-87 Jakarta , ” Skripsi pada Sekolah Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 68. 40 Mulyani, Hasil belajar siswa pada konsep energi bernuansa nilai melalui media pembelajaran komik dan media gambar. Sebuah penelitian Eksperimen di SMPN 2 Balaraja, Skripsi pada Sekolah Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005. disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara peningkatan motivasi dengan prestasi belajar siswa sebagai pengaruh penggunaan matematikomik. Selain itu, siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan komik. 41

F. Kerangka Berfikir

Penerapan suatu model, strategi, atau media dalam pembelajaran biologi, merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan siswa secara konstruktif dan mengarah kepada penguasaan materi, karena itu dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, metode dan media pembelajaran yang tepat, efektif, efisien, dan mengenai pada tujuan yang diharapkan salah satunya dapat melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, mengembangkan motivasi siswa, sehingga tentunya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini siswa menganggap bahwa pelajaran biologi adalah suatu pelajaran yang sulit karena cenderung bersifat menghafal dan memerlukan tingkat pemahaman yang tinggi untuk menguasai suatu materi. Sehingga dari sifat inilah menyebabkan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan membuat siswa semakin malas, tidak berminat belajar biologi. Jika keadaan ini bertahan terus menerus dalam waktu yang panjang, maka tentu saja akan sangat mempengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran biologi. Sikap dari keadaan siswa yang seperti ini akan mebuat hasil belajar akan menurun. Dengan digunakan media komik sebagai media pengajaran biologi, diharapkan siswa mempunyai minat yang tinggi terhadap pelajaran biologi dan kesan negatif dalam pelajaran biologi dapat dihilangkan. Sehingga hasil belajar siswa pun dapat meningkat. Selain itu, isinya diselingi dengan unsur 41 Maulana, Matematikomik sebagai Alternatif Media dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa. Sebuah Penelitian Riset pada SMUN 3 Bandung pada Universitas Pendidikan Indonesia, 2009.