Pertanian organik harus menguntungkan dan ekonomis, segala informasi dimanfaatkan untuk membuat perencanaan usaha, pemilihan metode dan
analisis untung ruginya. Setiap tanaman yang diproduksi harus dapat diketahui biaya produksinya, sehingga petani dapat memperhitungkan tingkat keuntungan
dengan harga yang tidak memberatkan.
2.4 Perbedaan Pertanian Organik dan Anorganik
Perbedaan antara sistem pertanian organik dengan sistem pertanian anorganik dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbedaan Antara Pertanian Organik dengan Pertanian Anorganik
No. Keterangan
Pertanian Organik Pertanian Anorganik
1. Benih
Berasal dari pertumbuhan tanaman yang alami
Berasal dari rekayasa genetik 2.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara minimum
Pengolahan tanah secara maksimum
3. Pertumbuhan
Bibit Terjadi secara alami
Dikembangkan dengan bahan sintetik seperti
pestisida
4. Penanaman
Penanaman secara rotasi dan kombinasi tanaman dalam
satu luasan Tidak dilakukan rotasi dan
pengkombinasian jenis tanaman
5. Harga Jual
Produk yang sehat dan alami membuat harga jual tinggi
Harga jual berdasarkan mekanisme pasar
Sumber : Siahainenia, 2001 dalam Pemilia, 2004
Dilihat dari segi hasil produksinya pun berbeda, sayuran organik mudah dikenali dibanding non-organik. Sayuran organik biasanya tidaklah mulus,
terdapat lubang pada bagian daun atau tanaman yang hal tersebut justru menunjukkan ciri sayuran sehat, karena biasanya sayuran yang mulus tanpa
cacat menunjukkan penggunaan pestisida yang berlebihan. Kelebihan produk organik antara lain ialah aman bagi kesehatan, relatif tahan lama, tidak mudah
busuk, rasanya yang lebih enak, fisik warna yang lebih alami dan harganya yang relatif lebih mahal.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai komoditi organik khususnya sayuran telah banyak dilakukan dengan menganalisis berbagai aspek seperti kelayakan, usahatani,
peramalan, pemasaran hingga analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan komoditi ini, sedangkan penelitian mengenai personal selling belum
banyak dilakukan. Penelitian ini menjadi berbeda dengan yang pernah dilakukan karena, penelitian ini menganalisis mengenai tingkat kepuasan konsumen dari
pelaksanaan personal selling dalam memasarkan sayuran organik. Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Beberapa Penelitian Terdahulu dan Terkait dengan Penelitian ini.
No. Judul Skripsi
Penulis Tahun
Alat Analisis
1. Analisis Kepuasan Konsumen
Bunga Potong Dalam Bentuk Rangkaian Pada Florist S, Bogor
Annisa Syarif
2005 Important
performance analysis dan Uji
Friedman
2. Analisis Proses Keputusan
Pembelian Dan Respon Konsumen Terhadap Atribut
Produk Organic Vegetables. Kasus Warung Organic
Vegetables Kemang, Jakarta Luthfi
Mahmudania Kahfi
2006 Analisis Deskriptif,
Analisis Kuadran Dan Costumer
Satisfication Index
3. Analisis Persepsi dan Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Sayuran
Organik Di Jakarta. Kasus Di Organic Vegetables, Healthy
Choice, dan Mega Surya Organik
Maria Galuh Kusumastuti
2005 Analisis Deskriptif,
Model Multiatribut Fishbean dan
Analisis Faktor
4. Analisis Prilaku Konsumen Dalam
Pembelian Sayuran Organik Studi Kasus Pada Swalayan Dan
Outlet Organik Di Kota Bogor Rena
Nurandani 2006
Analisis Deskriptif, dan
Analisis Faktor
5. Analisis Prilaku Konsumen
Restoran Buah dan Sayur “RESTO SEGAR” Taman Ria
Senayan dan Implikasinya pada Strategi Pemasaran
Chairuni Marlina
Hasibuan 2004
Important performance
analysis dan Costumer
Satisfication Index 6.
Analisis Efektivitas Kebijakan Personal Selling Dalam
Meningkatkan Penjualan dan Keuntungan Studi Kasus UD
Boga Utama, Jatim Diana
Susanti 2002
Statistik Uji T dan Double Exponential
Smoothing
Penelitian yang dilakukan oleh Syarif 2005, pada Floris S bertujuan untuk mengetahui kepuasan serta atribut apa saja yang perlu diperhatikan
perusahan untuk meningkatkan penjualan. Hasil analisis dengan Important performance analysis diperoleh bahwa atribut yang menjadi prioritas bagi
perusahaan yaitu ketahanan dan kualitas bunga, harga dan kesesuaian rangkaian berdasarkan pesanan, sedangkan atribut yang kinerjanya harus
dipertahankan adalah keramahan dan kesopanan operator dan kecepatan pengantaran bunga. Analisis uji Friedman yang dimaksudkan untuk melihat
perbedaan nyata pada tingkat kepentingan atribut sehingga dapat dibuat peringkat dari atribut paling penting hingga yang tingkat kepentingannya terkecil,
didapatkan hasil dari kesebelas atribut, kecepatan pengantaran berada pada kategori sangat penting sedangkan yang kepentingannya paling kecil ialah
kombinasi bunga dalam satu rangkaian. Penelitian Kahfi 2006, pada Warung Organic Vegetables Kemang,
Jakarta dilakukan untuk mengetahui atribut produk yang menjadi prioritas utama dan bagaimana kepuasan konsumen terhadap atribut sayuran organik secara
menyeluruh. Penelitian dengan jumlah responden 50 orang ini memperoleh hasil bahwa dalam proses pengambilan keputusan pembelian pada tahap pengenalan
kebutuhan motivasi responden dalam mengkonsumsi sayuran organik ialah untuk memenuhi kandungan gizi, pada tahap pencarian informasi
bukumajalahsurat kabar menjadi bahan informasi responden. Pada tahap evaluasi alternatif, alasan mengkonsumsi sayuran organik ialah tidak adanya
kandungan bahan kimia, tahap keempat diketahui bahwa keluarga mempengaruhi dalam proses pembelian, pada tahap akhir sebagain besar
responden merasa puas setelah mengkonsumsi sayur organik. Berdasarkan analisis kuadran dengan memetakan setiap atribut
diperoleh atribut harga pada kuadran pertama. Pada kuadran kedua terdiri dari atribut kesegaran, kebersihan dan ketersediaan sayuran, kuadran ketiga ukuran
produk, kemasan, warna, merek, dan banyaknya lubang pada sayuran, pada kuadran keempat terdapat atribut rasa. Dari perhitungan Costumer Satisfication
Index menunjukan responden puas terhadap atribut sayuran organik pada Organic Vegetables secara keseluruhan dengan nilai 69,718 persen.
Penelitian Kusumastuti 2005 bertujuan melihat karakteristik, proses keputusan pembelian serta bagaimana persepsi konsumen terhadap produk
organik dibandingkan produk non organik. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian sayuran
organik, dengan jumlah responden 100 orang pada tiga gerai penjualan produk organik yaitu Organic Vegetables, Healthy Choice, dan Mega Surya Organik.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar konsumen sayuran organik ialah perempuan, berusia 31-40 tahun, bekerja atau ibu rumah tangga
dengan latar pendidikan sarjana, menikah dengan jumlah anggota keluarga 3-6 orang dan sebagian besar berpendapatan 7,5 juta keatas.
Berdasarkan proses keputusan pembelian pada tahap pengenalan kebutuhan, menjaga kesehatan keluarga karena nilai gizi yang lebih baik menjadi
alasan responden mengkonsumsi sayuran organik. Tahap kedua majalah, buku, internet dan teman merupakan sumber informasi responden, pada tahap evaluasi
alternatif ternyata konsumen juga mengkonsumsi produk pangan organik selain sayuran. Di tahap pembelian, umumnya konsumen sendiri dalam melakukan
pembelian, ditahap terakhir diperoleh bahwa responden mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap produk sayuran organik.
Berkaitan dengan persepsi konsumen, didapat bahwa persepsi konsumen menunjukan produk non-organik lebih baik dari segi harga, warna,
tekstur, ketersediaan, dan keanekaragaman jenis, sedangkan sayuran organik unggul dalam hal rasa, kesegaran, kebersihan, kemasan, merek dan daya tahan.
Pengolahan dengan analisis faktor terhadap 28 variabel awal ternyata dapat dikelompokan dalam tujuh faktor utama yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, yakni ; faktor keunggulan produk, situasi pembelian, tampilan fisik produk, pengaruh internal-eksternal, kemasan dan promosi, pengaruh pribadi
dan pengaruh lokasi. Penelitian yang dilakukan oleh Nurandani 2006 pada tiga gerai
penjualan sayuran organik dikota Bogor dimaksudkan untuk melihat karakteristik konsumen, proses pembelian mereka, serta faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar konsumen ialah wanita berusia 29-38 tahun, berpendidikan sarjana sebagai ibu rumah tangga
dengan jumlah anggota keluarga 1-4 orang dan besar pengeluaran khusus produk organik Rp 100.000bulan.
Tahap proses keputusan pembelian, kebutuhan untuk memenuhi gizi keluarga dan menjaga kesehatan menjadi alasan awal konsumen memilih produk
organik. Teman dan keluarga menjadi bahan masukan informasi bagi responden, pada tahap pembelian atribut fisik produk menjadi indikator kualitas dari sayuran
organik yang akan dipilh konsumen, hingga umumnya responden merasa sudah cukup puas terhadap sayuran organik yang mereka konsumsi.
Variabel-variabel dominan yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli sayuran organik ialah usia, harga, pendapatan, pengaruh teman,
keluarga, penjual, dan gangguan kesehatan. Sedangkan faktor dominan yang
dipertimbangkan ialah faktor pribadi, ekonomi, usia, ketersediaan produk serta pengaruh eksternal.
Hasibuan 2004 melakukan penelitian yang dilakukan pada Restoran Buah dan Sayur Resto Segar di kawasan Senayan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode convinience sampling dengan sample sebanyak 80 orang. Hasil pengolahan dengan Important Performance Analysis didapat empat atribut pada
kuadran prioritas utama yakni ; kebersihan, kenyamanan ruang luas restoran, kebersihan wastafel, dan aroma. Tiga belas atribut pada kuadran pertahankan
prestasi yaitu ; sarana parkir yang cukup, kemudahan mencapai lokasi, sikap dan pengetahuan pramusaji, kecapatan dalam penyajian dan transaksi, kebersihan
dan kenyamanan ruang dalam restoran, respon pihak restoran terhadap keluhan, variasai menu, harga, kehigienisan produk, rasa, perlengkapan makan dan cita
rasa buah pada produk. Sepuluh atribut pada kuadran prioritas rendah, antara lain : akses transportasi umum, jumlah pelayan, display produk, lokasi wastafel,
dekorasi ruangan, layout produk, porsi makanan, iklan, serta kepraktisan dan kebersihan kemasan bawa pulang. Dan dua atribut pada kuadran prioritas
berlebihan yaitu jumlah porsi minuman yang disajikan serta penempilan dari promusaji. Berdasarkan nilai Costumer Satisfication Index didapat bahwa nilai
CSI sebesar 76,02 persen atau berada pada range 0,66 – 0,80 yang berarti keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk resto segar dapat dikatakan
telah dapat memuaskan kepuasan konsumen. Penelitian mengenai Personal Selling baru dilakukan oleh Susanti 2002,
pada UD Boga Utama. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan personal selling pada perusahaan, mengetahui efektivitasnya
dengan membandingkan antara tingkat penjualan dan keuntungan yang terjadi, dan meramalkan volume penjualan perusahan untuk tahun berikutnya.
Hasil analisis dengan Uji-t diperoleh hasil ternyata Personal Selling lebih efektif dibandingkan sistem penjualan dengan distributor bila dilihat dari segi
volume penjualan dan tingkat keuntungan rata-rata per bulan. Hasil analisis peramalan menunjukan bahwa peluang pasar agribisnis gula meningkat. Saran
yang diberikan penulis, sebaiknya perusahaan lebih banyak memberikan pengetahuan mengenai produknya dan memberikan pelatihan keterampilan
kepada tenaga penjualnya. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tersebut berguna
bagi penelitian ini sebagai informasi awal mengenai prilaku konsumen atau secara khusus mengenai kepuasan konsumen. Keterkaitan antara penelitian ini
dengan yang telah dilakukan ialah penelitian sebelumnya membantu dalam penentuan atribut yang akan dianalisis, seperti atribut ; harga, kualitas produk,
keramahan pemasar, ketepatan pelayanan dan lainnya.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN