117
Seni Budaya Buku Guru
Pada pembelajaran pembelajaran ini guru dapat membagi peserta didik dalam kelompok kecil. Guru dapat mengembangkan pola lantai yang
digunakan pada masing-masing kelompok. Penggunaan iringan dengan kaset dapat membantu peserta didik dalam berlatih dan membuat komposisi
tari dengan baik dan benar.
Bab 6 - Buku Siswa Semester 2
Seni Budaya
Kurikulum 2013
75
1. Gerak Berjalan
a Hitungan satu-dua tangan kiri lurus ke depan dan tangan kanan lurus ke belakang
jalan di tempat b Hitungan tiga-empat tangan kanan lurus
ke depan dan tangan kiri lurus ke belakang jalan di tempat
c Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua dan hitungan tujuh-delapan
sama dengan hitungan tiga-empat d Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan
2. Gerak Diagonal
a Hitungan satu-dua tangan kanan di- angkat ke atas dan tangan kiri lurus
ke bawah membentuk diagonal kaki kanan melangkah ke depan
b Hitungan tiga-empat tangan kiri lurus ke atas dan tangan kanan ke bawah
membentuk diagonal dan kaki kiri me- langkah
c Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua dan hitungan
tujuh-delapan sama dengan hitungan tiga- empat
d Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan
3. Gerak Lurus
a Hitungan satu-dua tangan kanan dan kiri lurus ke depan jalan di
tempat b Hitungan tiga-empat tangan kiri
lurus ke samping kiri dan tangan kanan lurus ke samping kanan
c Hitungan lima-enam gerakan sama dengan hitungan satu-dua
dan hitungan tujuh-delapan sama dengan hitungan tiga-empat
d Lakukan sebanyak 2 x 8 hitungan
118
SMPMTs Kelas VIII
Pengayaan Pembelajaran
Pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik. Pengayaan materi diberikan secara horizontal yaitu lebih memperdalam dan memperluas
pengetahuan serta keterampilan. Guru dapat mencari materi pengayaan dari media dan sumber belajar lain. Guru juga dapat meminta siswa untuk
mencari materi pengayaan sesuai dengan topik dan materi yang dipelajari. Di bawah ini merupakan pengayaan untuk guru tetapi dapat pula diberikan
kepada siswa berdasarkan dari materi ini.
Autard 1996: 32 menjelaskan arti bentuk form sehubungan penataan dengan komposisi tari, menurut Autard proses penataan atau
pembentukan sebuah komposisi tari menghasilkan bentuk keseluruhan. Kata bentuk atau form digunakan pada bentuk seni manapun untuk
menjelaskan sistem yang dilalui oleh setiap proses pekerjaan karya seni tersebut. Ide ataupun emosi yang dikomunikasikan sang penciptanya
tercakup di dalam bentuk tersebut. Bentuk merupakan aspek yang secara estetis dievaluasi oleh penonton di mana penonton pada umumnya tidak
melihat setiap elemen karya seni yang ditampilkan tetapi memperoleh kesan secara keseluruhan dari karya tersebut.
John Martin menjelaskan bahwa bentuk dapat dideinisikan sebagai hasil dari penyatuan berbagai elemen tari, yang dipersatukan
secara kolektif sebagai kekuatan estetis, yang tanpa proses penyatuan ini bentuk tersebut tidak akan terwujud. Keseluruhan atau kesatuan
bentuk itu, menjadi lebih bermakna dari pada beberapa bagiannya yang terpisah. Proses menyatukan, untuk memperoleh bentuk itu, dinamakan
komposisi.
Susanne Langer dalam bukunya Feeling and Form 1953: 55-57 menjelaskan konsepsinya tentang bentuk, yang merupakan penyatuan
dari elemen-elemen dalam sebuah bentuk atau komposisi seni. Dalam menjelaskan konsepsinya mengenai bentuk, Langer pertama-tama
menguraikan konsepsi Prall, seorang ahli ilsafat estetika, mengenai bentuk form.
Menurut Langer, pendekatan ilsafat yang dilakukan oleh Prall terhadap seni, sangat tegas berorientasi kepada teknis, Prall
memperlakukan setiap karya seni sebagai suatu struktur. Tujuannya adalah untuk memandu seseorang memahami bentuk yang berhubungan
dengan pancaindera itu dengan cara yang logis.
Bentuk berhubungan dengan gaya tari. Gaya style dalam hal ini gaya tari menurut Autard 1996: 73 dapat merupakan 1. Gaya