Konsep Teater Tradisional Kelas 08 SMP Seni Budaya Guru

141 Seni Budaya Buku Guru

Bab 7 - Buku Siswa Semester 2

Pada pembelajaran ini guru bersama siswa dapat melakukan identii- kasi melalui aktivitas menanya, mengeksplorasi tentang sumber cerita teater tradisional daerah setempat. Guru dapat membagi siswa dalam kelompok kecil. Peserta didik setelah melakukan identiikasi kemudian diteruskan dengan melakukan veriikasi terhadap naskah teater yang berkembang di daerah setempat. Peserta didik dapat mengomunikasi dalam bentuk profotolio kerja kelompok. Seni Budaya Kurikulum 2013 93

C. Sumber Cerita Teater Tradisional

Teater Tradisional hidup dan berkembang di tengah masyara- kat pendukungnya. Secara turun temurun kekayaan estetika teater tradisional diwariskan dari generasi ke ge nera- si, kemudian dipertahankan dan keberadaannya disesuaikan dengan kemajuan zaman. Teruji oleh waktu yang panjang bukti bahwa teater tra- di sional memiliki nilai-nilai yang tinggi, baik nilai estetis maupun nilai moral. Kalian se ba- gai generasi penerus sudah sepatutnya untuk terus melestarikan dan mengembangkan teater tradisional. Teater tradisional yang lahir dari kebersa- ma an dalam masyarakat maka tidak dikenal karya individu, tidak di temu kan pengarang cerita dalam cerita rakyat, legenda dan dongeng, semua cerita anonim. Teater tradisional mempunyai sifat yang spontan dan di- lakukan secara improvisatoris. Hal ini karena teater tradi sio nal lahir bertitik tolak dari sastra lisan. Bentuknya se derhana, cara penyampaiannya mudah dicerna oleh masyara kat lingkungannya. Kebertahanan suatu teater tradisional di tengah masyarakat tentunya didukung oleh banyak faktor, selain karena bentuk pementasannya yang unik, juga didukung oleh sumber cerita yang baik dan menarik ketika dipentaskan. Teater tradisional bisanya mengambil sumber cerita dari karya sastra lama, atau tradisi lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat, atau cerita-cerita daerah lainnya. Nilai dramatik dalam alur cerita, tidak dibedakan antara tragedi dan komedi. Umumnya merupakan perpaduan antara komedi dan tragedi, secara emosional cerita selalu bersamaan antara sedih dan gembira, antara menangis dan tertawa. Cerita selalu bersifat komis dan tragis, karenanya sering jadi melodrama. Dalam penyajian cerita, kebanyakan dilakukan dalam bentuk melodrama, dan gaya “humor” menempati sebagian besar porsi selama pertunjukan berlangsung. Pertunjukan disusun terdiri dari beberapa puluh adegan, dan selalu diselingi dengan “dagelan” adegan yang bersifat lucu dan menghibur lelucon adegan tari atau nyanyi yang digemari penonton dan sering para penonton pun ikut serta dalam tarian atau nyanyian yang sedang berlangsung. Berikut ini akan kita bahas beberapa sumber cerita teater tradisional diantaranya: 1. Cerita Ramayana dan Mahabarata, kisah ini merupakan karya sastra dari India yang begitu populer di masyarakat seni Indonesia. Secara garis besar Ramayana mengisahkan tentang kisah kasih antara Prabu Rama dan Dewi Shinta dengan segala ujian kesetiaan cinta mereka, termasuk godaan dari Raja Rahwana yang sangat menginginkan Dewi Shinta sampai menculiknya. Rama dengan dibantu Hanuman si kera putih berusaha membebaskan dewi Shinta. Berhasil atau tidak Sumber gambar: Internet Gambar 7.8 Pertunjukan Wayang Beber Pacitan dengan mengambil cerita Panji Jawa Timur.