pada bagian bawah matriks. Berdasarkan survei terhadap CV Fauzi, diketahui hubungan antara part kritis terpilih dengan rencana proses. Contoh hubungan kuat
yang terjadi adalah part kritis terpilih jenis gula dengan rencana proses kondisi penyimpanan bahan baku. Contoh hubungan sedang yang terjadi adalah jenis air
dan kondisi penyimpanan bahan baku. Contoh hubungan lemah yang terjadi adalah hubungan antara warna botol dengan penutupan botol. Sedangkan contoh
tidak ada hubungan yang terjadi adalah jenis asam dengan penyaringan air mikro. Untuk matriks hubungan antara part kritis terpilih dengan rencana proses serta
matriks process planning dapat dilihat pada Lamp iran 42.
6.3.5. Menentukan Bobot Kepentingan
Langkah terakhir dalam penyusunan matriks process planning adalah menetukan bobot kepentingan proses. Nilai bobot kepentingan proses diperoleh
dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif part kritis terpilih dengan nilai hubungan antara part kritis terpilih dengan rencana proses. Hasil perhitungan
bobot kepentingan proses dapat dilihat pada Tabel 68. Tabel 68. Bobot Kepentingan Proses
Rencana Proses Bobot Kepentingan
Proses Bobot
Relatif Prioritas
Kondisi penyimpanan bahan baku 319,34
0,12 1
Pencampuran flavor dan vitamin 307,55
0,12 2
Pencampuran semua bahan 306,73
0,12 3
Pencampuran bahan mayor 266,74
0,10 4
Pengisian ke botol 212,86
0,08 5
Penyimpanan air di tangki simpan 157,78
0,06 6
Penyaringan air karbon 157,78
0,06 6
Penyaringan air mikro 157,78
0,06 6
Pemindahan air ke tangki masak 157,78
0,06 6
Pemanasan air 157,78
0,06 6
Pengiriman bahan baku ke produksi
143,97 0,05
7 Penimbangan bahan baku
136,35 0,05
8 Pemindahan ke tangki isi
55,08 0,02
9 Pendinginan
55,08 0,02
9 Kondisi penyimpanan botol
18,66 0,01
10 Penutupan botol
18,66 0,01
10 Pemasangan segel
18,66 0,01
10 Pemasangan label
0,00 0,00
11 Pemasukan dalam box
0,00 0,00
11 Pengiriman ke gudang
0,00 0,00
11 Total
2648,59 1,00
Berdasarkan Tabel 68, diketahui urutan prioritas rencana proses yang harus diperhatikan oleh CV Fauzi dalam pengembangan minuman isotonik Fruitzi
berdasarkan bobot kepentingan proses. Urutan prioritas rencana proses dimulai dari rencana proses yang memiliki bobot kepentingan proses terbesar sampai
denga n rencana proses yang memilki bobot kepentingan proses terkecil. Setelah urutan prioritas semua rencana proses dilakukan kemudian pihak CV Fauzi
memprioritaskan lagi beberapa rencana proses yang hanya memiliki bobot kepentingan proses terbesar. Rencana proses itu nantinya akan menjadi rencana
proses terpilih pada matriks production planning. Dari hasil penyusunan prioritas tersebut maka didapatkan rencana proses terpilih yang diprioritaskan yaitu kondisi
penyimpanan bahan baku, pencampuran flavor dan vitamin, pencampuran semua bahan, pencampuran bahan mayor serta pengisian kedalam botol.
6.4. Penyusunan Matriks Production Planning