ke dalam standarisasi yaitu pengecekan sensori produk, pengecekan mikrobiologi, pengecekan kimiawi, standarisasi bahan baku, standarisasi bahan kemas dan
standarisasi label dan segel. Rencana produksi minuman isotonik Fruitzi dapat dilihat pada Tabel 70.
Tabel 70. Rencana Produksi Minuman Isotonik Fruitzi
Rencana Produksi Primer Rencana Produksi Sekunder
Sanitasi ruang dan alat Kebersihan tangki mixing
Kebersihan tangki isi Kebersihan ruangan pencampuran
Kebersihan ruangan pengisian Kebersihan ruang penimbangan bahan
Kebersihan timbangan Material alat
Bahan tangki pencampur Bahan tangki pengisian
Lay out Lay out ruangan
Proses pemasakan Suhu pemanasan air
Suhu pencampuran bahan Suhu pencampuran flavor dan vitamin
Lama waktu pencampuran Pengisian
Suhu pengisian ke botol Standarisasi
Pengecekan sensori produk Pengecekan mikrobiologi
Pengecekan kimiawi Standarisasi bahan baku
Standarisasi bahan kemas Standarisasi label dan segel
6.4.3. Menentukan Nilai Kepentingan
Nilai kepentingan rencana proses terpilih menempati posisi disebelah kanan matriks production deployment. Nilai kepentingan digunakan untuk usaha
prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan rencana proses terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk
yang sesuai dengan rencana produksi. Nilai kepentingan rencana proses terpilih diperoleh dari rasio antara bobot kepentingan proses dengan total bobot
kepentingan proses pada matriks process planning. Nilai bobot relatif rencana proses terpilih diperoleh dari persentase tiap bobot kepentingan proses dari
rencana proses terpilih dengan total bobot kepentingan proses. Nilai kepentingan rencana proses dapat dilihat pada Tabel 71.
Tabel 71. Nilai Kepentingan Rencana Proses
Rencana Proses Terpilih Nilai
Kepentingan Bobot
Kepentingan Proses
B. Relatif Proses
Terpilih
Kondisi penyimpanan bahan baku 0,1
319,34 22,6
Pencampuran flavor dan vitamin 0,1
307,55 21,8
Pencampuran semua bahan 0,1
306,73 21,7
Pencampuran bahan mayor 0,1
266,74 18,9
Pengisian ke botol 0,1
212,86 15,1
Total
1413,22 100,0
6.4.4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi
Langkah selanjutnya dalam penyusunan matriks production planning adalah membandingkan antara proses terpilih dengan rencana produksi, kemudian
menentukan hubungan mereka masing- masing. Setiap proses terpilih mungkin mempengaruhi lebih dari satu rencana produksi, dan sebaliknya. Dalam
menentukan hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi digunakan matriks hubungan. Matriks hubungan ini menyusun bagian tengah dalam matriks
production planning. Hubungan yang terjadi proses terpilih dengan rencana produksi dapat
merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi. Untuk
menunjukkan derajat hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi, digunakan simbol sebagai berikut :
= Sebuah lingkaran penuh menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
= Sebuah lingkaran kosong menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
= Sebuah segitiga menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan yang terjadi. Bobot ini akan digunakan nanti dalam menentukan situasi trade-off untuk
karakteristik yang bertentangan dan menentukan sebuah bobot kepentingan produksi pada bagian bawah matriks. Berdasarkan survei terhadap CV Fauzi,
diketahui hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi. Contoh
hubungan kuat yang terjadi adalah proses terpilih pengisian ke dalam botol dengan rencana produksi kebersihan ruangan pengisian. Contoh hubungan sedang
yang terjadi adalah kondisi penyimpanan bahan baku dengan kebersihan ruanga n pencampuran. Contoh hubungan lemah yang terjadi adalah hubungan
pencampuran bahan mayor dengan kebersihan tangki mixing. Contoh tidak ada hubungan yang terjadi adalah antara pengisian ke dalam botol dengan pengecekan
kimiawi. Untuk matriks hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi serta matriks production planning dapat dilihat pada Lampiran 43.
6.4.5. Menentukan Bobot Kepentingan