. Penyusunan Persyaratan Pelanggan What

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Penyusunan Matriks House of Quality HOQ

Quality Function Deployment merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen voice of customer menjadi sebuah produk yang nyata ya ng diciptakan oleh perusahaan. Oleh karena itu dengan menggunakan alat ini, maka diharapkan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga tidak banyak keluhan dari pelanggan. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam QFD adalah House of Quality HOQ. HOQ adalah matriks berbentuk rumah yang menghubungkan keinginan dari pelanggan what dan bagaimana suatu produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan how. Matriks HOQ ini dapat digunakan dalam perencanaan pengembangan minuman isotonik. Langkah- langkah untuk menyusun matriks HOQ pada pengembangan produk minuman isotonik di CV Fauzi yaitu menyusun persyaratan pelanggan what, menyusun persyaratan teknik how, mengembangkan matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif, mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan tingkat kepentingan pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut dan mengembangkan prioritas persyaratan teknik derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut dan bobot relatif persyaratan teknik.

6.1.1 . Penyusunan Persyaratan Pelanggan What

Implementasi metode QFD dalam pengembangan produk minuman isotonik di CV Fauzi dimulai dengan penyusunan atribut mutu ya ng diinginkan pelanggan persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan merupakan kriteria apa saja what yang diinginkan pelanggan terhadap sebuah produk. Untuk mengetahui persyaratan pelanggan terhadap sebuah produk dimulai dengan membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai APA yang dibutuhkan oleh pelanggan terhadap sebuah produk. Daftar persyaratan pelanggan terdiri dari dua yaitu persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Daftar persyaratan pelanggan primer ini biasanya bersifat umum. Sedangkan persyaratan pelanggan sekunder biasanya bersifat khusus yang mempengaruhi terhadap persyaratan pelanggan primer. Persyaratan pelanggan didapat dari hasil pengisian kuisioner oleh 40 responden yang dipilih. Kriteria persyaratan pelanggan minuman isotonik berdasarkan pada karakter dan sifat minuman isotonik yang sudah ada di pasaran. Persyaratan pelanggan akan menyusun rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ. Dari hasil pengamatan dan survei maka di dapat kriteria persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Persyaratan pelanggan primer terdiri dari kemasan, volume, kesehatan, sensori, safety, dan harga. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam kemasan yaitu jenis kemasan sedangkan persyaratan sekunder untuk volume yaitu volume produk per penyajian. Persyaratan sekunder yang termasuk ke dalam kesehatan yaitu kandungan vitamin, kandungan mineral dan jenis pemanis. Persyaratan sekunder yang termasuk ke dalam sensori yaitu mouthfeel, flavor, rasa dan warna minuman. Persyaratan sekunder yang termasuk ke dalam safety yaitu cemaran kimia dan cemaran mikroba, dan yang terakhir yaitu kriteria harga yang diinginkan responden. Dari kriteria-kriteria tersebut lalu dibuat sebuah kuisioner yang harus diisi oleh responden untuk mengetahui persyaratan pelanggan yang diinginkan. Berdasarkan survei terhadap 40 responden, maka diketahui kriteria apa saja yang diinginkan responden terhadap minuman isotonik. Hasil survei dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi, dimana dari setiap kriteria minuman isotonik yang memiliki frekuensi responden terbanyak merupakan kriteria yang diinginkan responden. Dari total 40 responden, 15 responden 37,50 menyatakan bahwa responden menginginkan minuman isotonik dengan menggunakan kemasan kaleng, 25 responden lagi 62,50 menyatakan bahwa responden menginginkan minuman isotonik dengan menggunakan kemasan botol plastik. Adapun alasan responden memilih kemasan kaleng karena konsumen menganggap bahwa dengan kemasan kaleng lebih praktis, selain itu juga mereka berpendapat bahwa dengan menggunakan kemasan kaleng terlihat lebih menarik dan elegan. Sedangkan alasan responden yang memilih menggunakan kemasan botol plastik, yaitu dengan menggunakan botol plastik, mereka tidak harus menghabiskan semua minumannya saat itu juga karena bisa disimpan dulu dan diminum lagi. Selain itu kemasannya bisa digunakan lagi untuk keperluan lain, sehingga dapat bermanfaat. Kriteria kemasan pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kriteria Kemasan Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kriteria Kemasan Jumlah orang Persentase Kaleng 15 37,50 Botol Plastik 25 62,50 Cup Plastik 0,00 Total 40 100,00 Dari total 40 responden, 21 responden 52,50 menyatakan bahwa responden menginginkan volume minuman isotonik sebesar 500 mililiter, hal ini dikarenakan dengan volume tersebut maka responden dapat menghilangkan rasa dahaga mereka dengan maksimal karena isinya banyak. Adapun alasan lainnya yaitu dengan volume besar maka bisa disimpan dulu dan nanti diminum lagi. Sebanyak 13 responden 32,50 menginginkan volume kemasan sebesar 330 mililiter. Alasannya responden menganggap dengan volume tersebut maka membawanya cukup praktis karena tidak memakan tempat jika dibawa dalam tas, dan mereka menganggap dengan volume tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan akan cairan dan rasa dahaga mereka. Sebanyak lima responden 12,50 memilih untuk tidak mempertimbangkan besarnya volume kemasan, dan sisanya satu responden 2,50 memilih volume lebih dari 500 mililiter. Kriteria volume kemasan pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Kriteria Volume Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kriteria Volume Jumlah orang Persentase 330 mililiter 13 32,50 500 mililiter 21 52,50 500 mililiter 1 2,50 Tidak mempertimbangkan volume 5 12,50 Total 40 100,00 Hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 31 responden 77,50 menyatakan bahwa responden menginginkan minuman isotonik dengan penambahan vitamin C dan vitamin B. Hal ini dikarenakan bahwa dengan adanya penambahan kedua vitamin tersebut maka diharapkan selain dapat menghilangkan rasa dahaga juga dapat memenuhi kebutuhan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh. Sedangkan sebanyak tujuh responden 17,50 memilih minuman isotonik dengan penambahan vitamin C saja. Adapun alasannya yaitu dengan penambahan vitamin C maka diharapkan dapat membantu dalam daya tahan tubuh, sehingga mereka memilih vitamin yang fungsinya mereka ketahui. Sisanya yaitu satu responden 2,50 memilih untuk tidak mempertimbangkan kandungan vitamin yang akan ditambahkan pada minuman isotonik dan satu responden lagi 2,50 lagi memilih untuk adanya penambahan vitamin B saja. Kriteria penambahan vitamin pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kriteria Vitamin Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kandungan Vitamin Jumlah orang Persentase Vitamin C 7 17,50 Vitamin B 1 2,50 Vitamin C dan B 31 77,50 Tidak mempertimbangkan kandungan vitamin 1 2,50 Total 40 100,00 Dari total 40 responden, sebanyak 28 responden 70,00 menyatakan bahwa responden menginginkan adanya penambahan mineral kalsium dan magnesium. Adapun alasannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan mineral dalam tubuh, sehingga minuman isotonik yang akan dibuat berfungsi ganda yaitu selain menghilangkan rasa dahaga juga berguna dalam kesehatan tubuh. Sebanyak 11 responden 27,50 memilih hanya ada kandungan mineral kalsium saja, dan satu orang responden 2,50 tidak mempertimbangkan kandungan mineral selain Na dan K pada minuman isotonik yang akan dibuat. Kriteria kandungan mineral pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kriteria Kandungan Mineral Selain Na dan K Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kandungan Mineral Jumlah orang Persentase Kalsium Ca 11 27,50 Magnesium Mg 0,00 Kalsium dan Magnesium 28 70,00 Tidak mempertimbangkan kandungan mineral selain Na dan K 1 2,50 Total 40 100,00 Hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 30 responden 75,00 menyatakan bahwa responden menginginkan jenis pemanis gula untuk minuman isotonik. Menurut responden, jenis pemanis tersebut adalah yang biasa mereka konsumsi. Selain itu dengan menggunakan jenis pemanis gula maka energi yang hilang akan cepat tergantikan. Sebanyak enam responden 15,00 memilih jenis pemanis glukosa, sisanya yaitu enam responden 10,00 menyatakan bahwa pemanis yang diinginkan responden adalah jenis fruktosa, mereka menyatakan bahwa dengan menggunakan jenis pemanis ini maka dapat mengurangi resiko penyakit diabetes, karena responden tahu bahwa jenis pemanis ini adalah gula buah. Kriteria jenis pemanis pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Kriteria Jenis Pemanis Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Jenis Pemanis Jumlah orang Persentase Gula sukrosa 30 75,00 Fruktosa 4 10,00 Glukosa 6 15,00 Total 40 100,00 Dari total responden sebanyak 40, sebanyak 22 responden 55,00 menyatakan bahwa kesan di mulut saat produk diminum mouthfeel yang diinginkan responden yaitu mantap. Sebanyak 14 responden 35,00 menyatakan bahwa responden menginginkan kesan ringan di mulut, dan sisanya yaitu empat responden 10,00 menginginkan kesan di mulutnya ringan. Adapun alasannya yaitu mereka menginginkan rasa seperti minum air putih saja. Kriteria kesan di mulut mouthfeel pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Kriteria Kesan di Mulut Mouthfeel Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kesan di Mulut Mouthfeel Jumlah orang Persentase Mantap 22 55,00 Sedang 14 35,00 Ringan 4 10,00 Total 40 100,00 Dari total responden 40, sebanyak 27 responden 67,50 menyatakan bahwa responden menginginkan flavor jeruk untuk minuman isotonik. Adapun alasan dipilihnya flavor jeruk karena responden menginginkan rasa segar dan sedikit asam sehingga dapat menyegarkan rasa dahaganya. Sebanyak 10 responden 25,00 menyatakan bahwa responden memilih flavor grapefruit yaitu sama dengan flavor Pocari Sweat. Sebanyak dua responden 5,00 menyatakan bahwa flavor yang diinginkan yaitu rasa guava jambu biji dan sisanya satu responden 2,50 memilih flavor leci untuk minuman isotonik. Kriteria jenis flavor buah pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Kriteria Jenis Flavor Buah Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Jenis Flavor Buah Jumlah orang Persentase Grapefruit seperti Pocari Sweat 10 25,00 Jeruk 27 67,50 Leci 1 2,50 Guava Jambu Biji 2 5,00 Total 40 100,00 Hampir seluruh responden, yaitu sebanyak 34 responden 85,00 menyatakan bahwa dalam memilih rasa minuman isotonik, responden memilih sesuai flavor untuk rasanya. Sebagai contoh, jika flavornya jeruk maka rasanya jeruk juga. Sebanyak empat responden 10,00 menyatakan untuk memilih rasa manis untuk minuman isotonik. Sisanya yaitu sebanyak dua responden 5,00 memilih rasa asam. Adapun alasannya memilih rasa asam yaitu karena dapat menyegarkan. Kriteria rasa pada minuman isotonik yang diinginkan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Kriteria Rasa Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Rasa Jumlah orang Persentase Manis 4 10,00 Asam 2 5,00 Sesuai Flavor 34 85,00 Total 40 100,00 Dari total 40 responden, yaitu sebanyak 24 responden 60,00 menyatakan bahwa responden lebih memilih warna bening untuk minuman isotonik. Adapun alasannya yaitu karena responden menganggap bahwa jika suatu minuman atau makanan berwarna, maka produk tersbut menggunakan bahan pewarna sehingga bisa membahayakan bagi kesehatan mereka. Oleh karena itu warna bening identik dengan bebas bahan pewarna. Sebanyak 13 responden 32,50 memilih warna sesuai flavor buah pada minuman isotonik. Alasannya yaitu karena jika warna sesuai flavor maka lebih menarik. Contohnya jika flavor yang dipilih adalah jeruk, maka warna minuman identik dengan warna jeruk yaitu orange dan jika yang dipilih rasa leci maka identik dengan warna putih. Dan sisanya yaitu tiga responden 7,50 menyatakan untuk tidak mempertimbangkan warna dalam memilih minuman isotonik. Alasannya mereka lebih mementingkan rasanya daripada warna. Kriteria warna pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Kriteria Warna Minuman Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Warna Minuman Jumlah orang Persentase Bening 24 60,00 Warna sesuai flavor buah 13 32,50 Tidak mempertimbangkan warna minuman 3 7,50 Total 40 100,00 Hampir seluruh responden yaitu sebanyak 34 responden 85,00 menyatakan bahwa responden dalam memilih suatu minuman isotonik menginginkan tidak adanya cemaran mikroba. Adapun alasannya yaitu karena responden menganggap bahwa dengan adanya cemaran mikroba maka dapat menyebabkan suatu penyakit sehingga dapat membahayakan kesehatan. Sebanyak empat responden 10,00 memilih menyatakan untuk ada sedikit cemaran mikroba dalam minuman isotonik, tetapi masih dalam batas normal. Sisanya yaitu dua responden 5,00 menyatakan tidak mempertimbangkan cemaran mikroba. Kriteria kandungan cemaran mikroba pada minuman isotonik yang diinginkan responden dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Kriteria Kandungan Cemaran Mikroba Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kandungan Cema ran Mikroba Jumlah orang Persentase Tidak ada cemaran mikroba 34 85,00 Sedikit cemaran mikroba 4 10,00 Tidak mempertimbangkan cemaran mikroba 2 5,00 Total 40 100,00 Dari total 40 responden, hampir seluruhnya yaitu sebanyak 36 responden 90,00 menyatakan bahwa responden tidak menginginkan adanya cemaran kimia pada minuman isotonik. Adapun alasannya yaitu responden tidak mau cemaran kimia yang terkandung dalam minuman isotonik dapat membahayakan kesehatan bagi tub uh mereka. Sebanyak tiga responden 7,50 memilih adanya sedikit cemaran mikroba dan sisanya yaitu satu responden 2,50 menyatakan tidak mempertimbangkan cemaran kimia pada minuman isotonik. Hal ini dikarenakan karena responden tidak terlalu peduli dengan masalah tersebut. Kriteria kandungan cemaran kimia pada minuman isotonik yang diinginkan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Kriteria Kandungan Cemaran Kimia Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Kandungan Cemaran Kimia Jumlah orang Persentase Tidak ada cemaran kimia 36 90,00 Sedikit cemaran kimia 3 7,50 Tidak mempertimbangkan cemaran kimia 1 2,50 Total 40 100,00 Dari total 40 responden, 29 responden 72,50 menyatakan bahwa responden menginginkan harga antara Rp 1.500 - Rp 2.500 untuk minuman isotonik. Adapun alasannya yaitu karena responden melihat minuman isotonik yang beredar sekarang harganya lebih dari Rp 2.500, sehingga sebagian dari konsumen merasa berat untuk membelinya. Namun dengan harga tersebut konsumen menginginkan fungsi dan kandungan vitamin dan mineral yang lengkap. Sedangkan sebanyak 11 responden 27,50 menyatakan bahwa responden menginginkan harga antara Rp 2.500- Rp 3.500 untuk minuman isotonik. Hal ini dikarenakan responden berpendapat bahwa dengan harga tersebut maka mereka mendapatkan produk yang bermutu dan terjamin. Sisanya yaitu satu responden 2,50 memilih harga di atas Rp 3.500. Alasannya yaitu bahwa semakin harganya mahal maka identik dengan semakin bagus dan terjamin kualitas suatu produk, sehingga kecil kemungkinannya untuk menyebabkan dampak yang negatif bagi tubuh mereka. Kriteria harga pada minuman isotonik yang diinginkan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Kriteria Harga Pada Minuman Isotonik yang Diinginkan Responden Harga Jumlah orang Persentase Rp 1.500 – Rp 2.500 29 72,50 Rp 2.500 – Rp 3.500 11 27,50 Rp 3.500 0,00 Total 40 100,00 Berdasarkan penjelasan diketahui kriteria-kriteria untuk minuman isotonik yang diinginkan konsumen persyaratan pelanggan, yaitu jenis kemasan botol plastik, volume produk 500 mililiter, ada kandungan vitamin C dan vitamin B, adanya kandungan mineral selain Na dan K yaitu kalsium dan magnesium, jenis pemanis gula, kesan di mulut mouthfeel mantap, flavor buah jeruk, rasa sesuai flavor, warna minuman bening, tidak adanya cemaran mikroba, tidak adanya cemaran kimia, dan harganya antara Rp 1.500 - Rp 2.500. Persyaratan pelanggan tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu terdiri dari persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Persyaratan pelanggan primer yaitu kemasan, volume, kesehatan, karakteristik sensori, keamanan dan harga. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam kemasan yaitu jenis kemasan botol plastik sedangkan persyaratan pelanggan sekunder untuk volume yaitu volume produk 500 mililiter. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam kesehatan yaitu adanya kandungan vitamin B dan C, adanya kandungan mineral kalsium dan magnesium, serta jenis pemanis gula. Persyaratan pelanggan sekunder ya ng termasuk ke dalam karakteristik sensori yaitu kesan di mulut mantap, jenis flavor jeruk, rasa sesuai flavor dan warna minuman bening. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam keamanan yaitu kandungan cemaran mikroba dan cemaran kimia tidak ada. Persyaratan pelanggan harga yaitu antara Rp 1.500- Rp 2.500. Persyaratan pelanggan terhadap minuman isotonik dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Persyaratan Pelanggan terhadap Minuman Isotonik Pesyaratan Pelanggan Persyaratan Sekunder Kemasan Kemasan botol plastik Volume Volume Produk 500 ml Kesehatan Ada kandungan vitamin C dan B Ada kandungan kalsium dan magnesium Jenis pemanis gula Sensori Mouthfeel produk mantap Flavor jeruk Karakteristik rasa sesuai flavor Warna minuman bening Keamanan Tidak ada cemaran mikroba Tidak ada cemaran kimia Harga Harga Rp 1.500 – Rp 2.500

6.1.2. Penyusunan Persyaratan Teknik How

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Analisis diversifikasi produk minuman pada cv Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat(Menggunakan Metode Quality Function Deplopment

1 29 151