Bobot Absolut Persyaratan Teknik Bobot Relatif Persyaratan Teknik

menjadi lebih baik lagi dari minuman isotonik Mizone. Persyaratan teknik rasa dan aroma produk serta warna produk perlu diubah karena minuman isotonik Fruitzi dinilai cukup baik sedangkan minuman isotonik Mizone dinilai baik, oleh karena itu CV. Fauzi menginginkan perbaikan yang yang lebih baik dari nilai minuman isotonik Mizone.

6.1.7.3. Bobot Absolut Persyaratan Teknik

Bobot absolut untuk setiap persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, dengan kepentingan bagi pelanggan untuk setiap persyaratan pelanggan, kemudian dijumlahkan. Bobot absolut berada di atas bobot relatif pada prioritas persyaratan teknik. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bobot absolut setiap persyaratan teknik, seperti yang tertera pada Tabel 59. Tabel 59. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Fruitzi Persyaratan Teknik Bobot Absolut Persentase Prioritas Penggunaan bahan baku 249 17,63 1 Penggunaan bahan pemanis 204 14,45 2 Penggunaan bahan kemas 153 10,84 3 Flavor produk 143 10,13 4 Warna produk 104 7,37 5 TPC 99 7,01 6 MPN Coliform 99 7,01 6 Cemaran logam berat 66 4,67 7 Volume produk perkemasan 63 4,46 8 Umur simpan produk 60 4,25 9 Kandungan vitamin C dan B 55 3,90 10 Kandungan mineral Ca dan Mg 55 3,90 10 Keasaman pH 40 2,83 11 Kandungan mineral Na dan K 22 1,56 12 Berdasarkan Tabel 59, diketahui urutan prioritas persyaratan teknik dalam pengembangan produk minuman isotonik berdasarkan bobot absolut. Urutan prioritas persyaratan teknik dimulai dari persyaratan teknik yang memiliki bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan teknik yang memiliki bobot absolut terkecil. Urutan prioritas persyaratan teknik dalam pengembangan minuman isotonik berdasarkan bobot absolut yaitu : 1. Penggunaan bahan baku selain pemanis 2. Penggunaan bahan pemanis 3. Penggunaan bahan kemas 4. Rasa dan aroma produk 5. Warna Produk 6. TPC dan MPN Coliform 7. Cemaran logam berat 8. Volume produk perkemasan 9. Umur simpan produk 10. Kandungan vitamin C dan B serta kandungan mineral Ca dan Mg 11. Keasaman pH 12. Kandungan mineral Na dan K

6.1.7.4. Bobot Relatif Persyaratan Teknik

Bobot relatif untuk setiap persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, dengan bobot absolut pada prioritas persyaratan pelanggan. Bobot relatif berada pada baris paling bawah dari prioritas persyaratan teknik. CV. Fauzi perlu memusatkan perhatian pada persyaratan teknik minuman isotonik yang memiliki nilai bobot absolut dan relatif lebih tinggi. Perbedaan utama antara bobot absolut dan relatif yaitu bobot relatif juga mencakup informasi tentang faktor skala kenaikan dan poin penjualan. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumber daya untuk perbaikan kualitas. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bobot relatif setiap persyaratan teknik seperti yang tertera pada Tabel 60. Tabel 60. Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Minuman Isotonik Fruitzi Persyaratan Pelanggan Bobot Relatif Persentase Prioritas Penggunaan bahan baku 392,4 17,36 1 Penggunaan bahan pemanis 334,2 14,79 2 Penggunaan bahan kemas 241,5 10,69 3 Rasa dan aroma produk 231,3 10,23 4 Warna produk 203,2 8,99 5 TPC 163,2 7,22 6 MPN Coliform 163,2 7,22 6 Cemaran logam berat 102,6 4,54 7 Volume produk perkemasan 95,7 4,23 8 Umur simpan produk 95,7 4,23 8 Kandungan vitamin C dan B 72,1 3,19 9 Kandungan mineral Ca dan Mg 69,7 3,08 10 Keasaman pH 57,9 2,56 11 Kandungan mineral Na dan K 37,3 1,65 12 Berdasarkan Tabel 60, diketahui urutan prioritas persyaratan teknik dalam pengembangan minuman isotonik berdasarkan bobot relatif. Urutan prioritas persyaratan teknik dimulai dari persyaratan teknik yang memiliki bobot relatif terbesar sampai dengan persyaratan teknik yang memiliki bobot relatif terkecil. Urutan prioritas persyaratan teknik dalam pengembangan minuman isotonik berdasarkan bobot relatif yaitu : 1. Penggunaan bahan baku 2. Penggunaan bahan pemanis 3. Penggunaan bahan kemas 4. Rasa dan aroma produk 5. Warna produk 6. TPC dan MPN Coliform 7. Cemaran logam berat 8. Volume produk perkemasan dan umur simpan produk 9. Kandungan vitamin C dan B 10. Kandungan mineral Ca dan Mg 11. Keasaman pH 12. Kandungan mineral Na dan K Setelah semua langkah- langkah mengimplementasikan metode QFD menyusun matriks HOQ selesai dilakukan, didapatkan matriks HOQ secara lengkap, seperti yang tertera pada Lampiran 40.

6.2. Penyusunan Matriks Design Deployment

Tahap selanjutnya setelah menyusun matriks house of quality adalah menyusun matriks design deployment atau part deployment. Matriks design deployment merupakan matriks yang bertujuan untuk mengidentifikasi desain yang mempengaruhi hasil akhir sebuah produk. Langkah- langkah untuk menyusun matriks design deployment meliputi menentukan spesifikasi part persyaratan teknis terpilih, menentukan part kritis, menentukan nilai kepentingan, mengembangkan matriks hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis, dan yang terakhir adalah menentukan bobot kepentingan.

6.2.1. Menentukan Spesifikasi Part

Persyaratan teknik yang terpilih dari matriks HOQ, pada matriks design deployment akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan teknik yang terpilih merupakan persyaratan teknik yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat kepentingan pelanggan yang paling berpengaruh pada produk yang disebut dengan spesifikasi part. Spesifikasi part diperoleh dari persyaratan teknik terpilih yang sudah diprioritaskan pada tahap house of quality. Persyaratan teknik yang terpilih untuk menjadi spesifikasi part pada matriks design deployment yaitu penggunaan bahan baku, penggunaan bahan pemanis, penggunaan bahan kemas, rasa dan aroma produk serta warna produk. Urutan prioritas persyaratan teknik yang menjadi spesifikasi part dapat dilihat pada Tabel 61.

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Integrasi Metode QFD (Quality Function Deployment) dan AHP (Analytic Hierarchy Process) untuk Meningkatkan Kualitas Produk Sabun Mandi Padat Antiseptik (Studi Kasus : di PT. Oleochem and Soap Industri)

9 100 164

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Perancangan Fasilitas Kerja Menggunakan Metode QFD (Quality Function Deployment) Dengan Pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) Dan Memperhatikan Prinsip Ergonomi Di PT. Carsurindo

7 83 212

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Analisis diversifikasi produk minuman pada cv Fauzi Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat(Menggunakan Metode Quality Function Deplopment

1 29 151