Tekanan berantai yang mengakibatkan kerentanan terhadap bencana

Tabel 2 Tekanan berantai yang mengakibatkan kerentanan terhadap bencana

Tabel ini meringkas temuan-temuan dari survei-survei pemantauan yang dilaksanakan oleh Pusat Tanggap Bencana Masyarakat (Citizens’ Disaster Response Center) di Mindanao dan Visayas di Filipina selama masa kekeringan tahun 1997-1998. Sebab-sebab kerentanan dipisahkan menjadi beberapa kategori mulai dari faktor yang paling langsung sampai ke yang mendasar; pengelompokan ini merupakan proses yang standar yang diambil dari Wisner dkk (2004).

Jenis bahaya: Elemen yang

Akar penyebab Kekeringan

Kondisi yang tidak aman Tekanan yang

berisiko (bencana)

dinamis

 El Niño  Panenan rusak

 Undang-undang  Penggundulan

 Pertanian tidak dapat

 Tekanan dari

yang tidak memihak hutan

sebelum masa tuai

mencukupi kebutuhan

‘sistem tebas dan

masyarakat pribumi  Memicu bencana

 Hilangnya

makan bagi keluarga

bakar”

 Distribusi pelayanan sekunder:

penghidupan

 Penghidupan yang tidak  Kegiatan

dan sumber daya epidemi, wabah,

 Hilangnya harta

stabil

penebangan hutan

yang tidak adil kebakaran

benda (dijual untuk  Satu kali panen jagung

dan penambangan

dengan bias yang  Anak-anak

makan)

pertahun melalui metode

di daerah aliran

kuat terhadap meninggal karena

‘tebas dan bakar’

sungai

masyarakat pribumi/ malaria dan

 Tidak memiliki tabungan  Tidak ada jaminan

suku asli campak

 Tidak ada fasilitas irigasi

hak kepemilikan

 Kepentingan  Orang meninggal

 Terasering curam yang

tanah bagi

nasional lebih karena memakan

rentan erosi dan tanah

masyarakat

dipentingkan tanaman liar yang

longsor

pribumi/suku asli

daripada hak- beracun

 Tidak adanya peralatan

 Penurunan kadar

hak masyarakat  Berkurangnya

pertanian dan binatang

kesuburan tanah

setempat lahan hutan karena  Banyak anak yang kurang

untuk mengolah tanah

 Migrasi keluar

 Krisis utang, kebakaran

buruh serabutan

program  Musim tanam

gizi

laki-laki,

 Tidak tersedianya

meninggalkan istri

penyesuaian

pelayanan mendasar

dan anak-anak

struktural,

 Suku asli tinggal di

dalam keadaan

Organisasi

tempat terpencil

ekonomi yang sulit

Perdagangan

 Hubungan yang

 Harta benda

Dunia (World Trade

lemah dengan aparat

berharga dijual,

Union/WTO) yang

pemerintah

dengan tidak

dahulu disebut

 Kesadaran yang rendah

mementingkan

GATT memaksa

tentang bagaimana

keberlangsungan

pemerintah untuk

mengurangi risiko

hidup di masa

mempromosikan

bahaya sekunder

datang

program-program

 Praktik-praktik yang

 Ketergantungan

yang tidak

dilakukan suku asli

pada rentenir (yang

menguntungkan

dalam mengatasi

mensyaratkan

kelompok-kelompok

bencana tidak lagi

bunga tinggi)

yang terpinggirkan

dimiliki oleh generasi

seperti suku asli

mudanya

Sumber: Informasi disediakan oleh A. Heijmans, Penelitian Bencana di Wageningen. VCA mempertimbangkan kapasitas, sumber daya, dan harta benda yang digunakan masyarakat untuk menolak,

mengatasi dan pulih dari bencana dan guncangan lain yang disebabkan oleh pihak luar yang mereka alami. Kapasitas adalah unsur kunci dalam memahami dan mengurangi kerentanan dan metodologi VCA harus dirancang untuk memperhitungkan unsur tersebut.

Catatan Panduan 9

2. Kapan analisis kerentanan dan kapasitas digunakan

Pada prinsipnya, VCA digunakan sebagai:  Perangkat diagnostik untuk memahami masalah-masalah dan sebab-sebab yang mendasarinya  Perangkat perencanaan untuk mengutamakan dan mengurutkan tindakan dan masukan  Perangkat pengkajian risiko untuk membantu mengkaji risiko khusus  Perangkat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat yang rentan.

Dalam proyek-proyek pembangunan, tujuan utama VCA adalah menyediakan data analisis untuk mendukung rancangan proyek dan keputusan perencanaan, terutama dalam memastikan bahwa risiko masyarakat rentan berkurang akibat dilaksanakannya proyek. VCA dapat diterapkan dalam berbagai konteks (misalnya, dalam penanggulangan kemiskinan, pembangunan sektoral, manajemen bencana, penyesuaian terhadap perubahan iklim), dan pada tingkatan yang berbeda (dari tingkat nasional atau tingkat program sampai ke masyarakat dan rumah tangga). VCA dapat menjalankan berbagai macam fungsi: pencakupan (scoping) atau penyaringan (sreening), rancangan program dan proyek, riset, penelitian acuan data, dan pemantauan serta evaluasi. Meskipun terdapat pengakuan yang semakin besar akan nilainya, VCA masih belum secara sistematis menjadi faktor dalam proses- proses perencanaan proyek pembangunan, ataupun bahkan ke dalam pengkajian risiko.

Organisasi yang berkecimpung dalam usaha pengurangan bencana terutama menggunakan VCA untuk mengidentifikasi masalah-masalah (pengurangan bencana tetap menjadi ajang penerapan yang paling umum). Dalam kegiatan pembangunan, pemerintah, organisasi multilateral, lembaga keuangan internasional (international financial institutions/IFIs) dan organisasi nonpemerintah (non-governmental organisations/NGOs) telah memanfaatkan VCA terutama dalam penilaian proyek atau dalam fase persiapan (lihat Catatan Panduan 5). Di sini, VCA umumnya

membentuk bagian dari analisis risiko 2 atau penilaian sosial, dengan mengambil fokus pada wilayah atau sektor geografis tertentu. Pencakupan yang secara umum atau VCA tingkat nasional (lihat Bagian 3) bisa menjadi bagian dari prastudi kelaikan selama fase identifikasi proyek.

Perangkat-perangkat perencanaan proyek pembangunan yang lain, misalnya, analisis sosial dan pengkajian dampak sosial, dan terutama pendekatan-pendekatan penghidupan yang berkelanjutan, menjawab masalah-masalah yang sama. Perangkat yang lain mungkin menggunakan metode pengumpulan dan pengkajian data yang sama; hasil yang diperoleh dapat diumpanbalikkan ke dalam VCA dan, pada gilirannya mereka juga bisa menggunakan temuan- temuan VCA (lihat Catatan ke 10 dan 11).

Banyak metode VCA yang telah dikembangkan. Para akademisi dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu menggunakan beragam konsep dan definisi kerentanan, yang mengarah pada metode pengkajian yang berbeda dan juga fokus pada aspek kerentanan dan risiko yang berbeda.

3. Langkah-langkah dasar

Bagian ini memberikan panduan yang umum tentang langkah-langkah dasar VCA, dengan memberi gambaran khusus tentang dimasukkannya bahaya alam dan risiko bencana terkait ke dalam proses pengkajian proyek.

Kerentanan sangat khusus berhubungan dengan waktu, tempat dan ancaman bahaya tertentu dan sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu, masing-masing VCA sebaiknya direncanakan sebagai kegiatan yang berbeda, sesuai dengan tujuannya dalam siklus manajemen proyek dan sifat dari proyek yang bersangkutan. Ini juga akan berpengaruh pada gabungan keterampilan yang diperlukan dalam tim proyek, dan penting kiranya untuk mendapatkan tim yang tepat pada saat dimulainya proses tersebut.

2 Hal yang berhubungan dengan pengkajian bahaya, yang hendaknya mengidentifikasi bahaya utama untuk difaktorkan dalam VCA (lihat Catatan Panduan 2).

126 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Risiko Bencana

Gambar 1 Langkah-langkah mendasar di VCA

1. Pilih kerangka kerja analisis untuk merumuskan pemahaman bersama yang jelas tentang apa

yang perlu dianalisis dan apa peranan VCA

2. Seleksi satuan/tingkatan analisis untuk mempermudah perencanaan jangkauan dan fokus

dari VCA dan seleksi metodologi

3. Identifikasi pemangku kepentingan untuk menyediakan pengetahuan pakar dan memastikan

kepemilikan temuan

4. Menyeleksi pendekatan bagi pengumpulan dan analisis data yang tepat bagi skala,

jangkauan, dan tujuan VCA

5. Mengumpulkan data dengan menggunakan serangkaian metode pengumpulan data untuk

membangun bukti

6. Analisis data dengan tujuan untuk menautkan berbagai dimensi yang berbeda dalam keren- tanan untuk menyajikan gambaran yang lengkap dan mengungkap adanya pertalian sebab-akibat

7. Pengambilan keputusan dan tindakan : masukkan temuan-temuan ke dalam pengkajian risiko dan rancangan proyek, serta lakukan modifikasi yang tepat untuk mengurangi kerentanan

Langkah 1. Memilih kerangka kerja bagi analisis

Langkah awal adalah dengan merumuskan pemahaman bersama yang jelas tentang apa yang akan dianalisis (hal ini berhubungan dengan tujuan proyek dan peranan VCA dalam siklus proyek). Hal ini membutuhkan suatu bentuk kerangka kerja yang konseptual atau analitis. Rancangan dan seleksi kerangka kerja tersebut merupakan kunci dalam proses pengkajian.

Apapun bentuk yang diambilnya, kerangka kerja analitis sebaiknya:  holistik, memastikan bahwa semua aspek yang relevan telah dipertimbangkan; kadangkala VCA dengan fokus

lebih sempit mungkin tepat, tetapi perspektif awal sebaiknya luas untuk memastikan bahwa masalah-masalah penting tidak diabaikan. Jika bahaya dan bencana merupakan bagian dari gambaran, hal tersebut harus diletakkan dalam konteks yang jelas (lihat Catatan Panduan 2);

 memudahkan identifikasi berbagai elemen yang berisiko (jiwa manusia, kesehatan, pendapatan, ikatan sosial, harta benda, dll) dan pengkajian tentang paparan terhadap berbagai jenis tekanan dan cobaan dari pihak luar, termasuk bahaya dan bencana;

 mengidentifikasi pihak yang paling rentan, dengan mengakui bahwa kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda rentan guncangan-guncangan eksternal ini dengan cara dan kadar yang berbeda;  melihat tidak hanya pada kondisi bahaya dan gejala kerentanan langsung (misalnya, analisis situasi), tetapi juga pada faktor-faktor mendasar yang berperan dalam kerentanan mereka; dan  menguji kapasitas mereka dalam mengatasi masalah dan ketangguhan mereka terhadap cobaan dan bahaya yang datang: pengkajian kadang gagal untuk menaruh perhatian yang cukup pada dimensi kapasitas VCA.

Kerangka-kerangka kerja analitis tidak harus rumit. Konseptualisasi yang panjang lebar mungkin tidak tepat bagi kepraktisan perencanaan dan manajemen proyek. Yang paling penting adalah bahwa kerangka kerja yang dipilih sudah dimengerti, mudah digunakan, dan mudah disesuaikan. Model analisis kapasitas dan kerentanan (VCA) (lihat Kotak 1) adalah contoh: kerangka kerja ini dan varian-variannya telah digunakan secara luas selama bertahun- tahun. Kerangka kerja aset, misalnya yang digunakan dalam analisis penghidupan yang berkelanjutan (lihat Catatan Panduan 10 ), juga digunakan secara luas. Sekarang banyak model yang dapat dipilih atau diadaptasi (lihat Bacaan lebih lanjut), meskipun model-model tersebut sering mirip secara konseptual. Jika perlu, kerangka kerja dapat disempurnakan atau dibuat lebih terperinci seiring dengan berjalannya perencanaan.

Catatan Panduan 9

Kotak 1 Analisis Kapasitas dan Kerentanan

Awalnya dikembangkan pada tahun 1980-an untuk menjadikan intervensi bantuan menjadi lebih mengarah ke intervensi pembangunan, model ini telah digunakan secara luas dalam konteks bencana dan pembangunan yang lain, dan banyak metode VCA yang lain telah dibangun berdasarkan model tersebut. Dasar dari kerangka CVA adalah matriks sederhana (lihat diagram) untuk melihat kerentanan dan kapasitas masyarakat dalam tiga wilayah luas yang saling berkaitan:

Kapasitas Fisik/materi

Kerentanan

Apa sumberdaya produktif, keterampilan dan bahaya yang ada? (termasuk tanah, iklim, lingkungan, kesehatan, keterampilan dan tenaga kerja, infrastruktur, perumahan, keuangan dan teknologi)

Sosial/organisasi

Hubungan dan organisasi apa yang ada di antara masyarakat? (termasuk struktur politik formal dan sistem sosial informal)

Motivasi/sikap

Bagaimana masyarakat menilai kemampuannya dalam menciptakan perubahan? (termasuk ideologi, kepercayaan, motivasi, pengalaman berkolaborasi)

Lima faktor yang lain dapat ditambahkan ke dalam matriks dasar supaya mencerminkan adanya realitas yang kompleks. Faktor-faktor tersebut adalah pemilahan menurut gender; pemilahan atas dasar perbedaan- perbedaan yang lain (misalnya, status ekonomi); perubahan sesuai waktu; interaksi antarkategori; dan skala atau tingkatan penerapan yang berbeda (misalnya, tingkat desa atau nasional).

Sumber: Anderson dan Woodrow (1998).

Langkah 2. Seleksi satuan atau tingkat analisis

Hal ini hendaknya diidentifikasi dengan jelas pada tahap awal, untuk memudahkan perencanaan jangkauan dan fokus VCA, dengan mengidentifikasi peserta pemangku kepentingan dan memilih metode pengumpulan data dan analisis data.

VCA dapat dilakukan hampir pada tiap skala manapun, dari tingkat rumah tangga dan komunitas sampai tingkat nasional bahkan internasional. VCA pelengkap pada tingkatan yang berbeda juga sebaiknya diperhitungkan. 3 VCA dapat memusatkan perhatian pada berbagai sektor yang berbeda atau dimensi pembangunan yang berbeda (misalnya, ketahanan pangan, pendidikan, gender, transportasi, perdagangan, pengurangan bencana).

Kotak 2 VCA di tingkat negara

Analisis kerentanan yang dilakukan Bank Dunia pada tingkat negara di Guatemala tahun 2000-2001 menggunakan data kuantitatif dari Survei Pengukuran Standar Hidup (Living Standards Measurement Survey) lintas bagian, melaksanakan survei kualitatif yang mendalam tentang kemiskinan dan peminggiran dengan mengambil sampel dari sepuluh desa dan melengkapinya dengan informasi administratif dan statistik lain termasuk pemetaan dan tinjauan tentang program jaminan sosial. Data kemudian harus melewati beberapa teknik analitis dan statistik formal.

3 Pada tingkat nasional, VCA mungkin akan digunakan sebagai perangkat diagnostik dan pengkajian risiko. Namun, pada tingkat lokal peranan yang dipegangnya adalah sebagai instrumen perencanaan partisipatif yang mungkin sama pentingnya.

128 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Risiko Bencana

Analisis tersebut mencakup jenis-jenis goncangan yang berbeda (misalnya, ekonomi, sosial, alam) yang merupakan sumber kerentanan pada tingkat makro maupun mikro; frekuensi dan dampaknya yang berbeda terhadap pendapatan keluarga, konsumsi, kesejahteraan dan ketidaksetaraan, strategi mengatasi masalah dan efektivitasnya, serta nilai dari bantuan luar.

Temuan-temuan tersebut mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang pertalian antara kerentanan dan kemiskinan, dengan demikian memperkuat isi analitis dan operasional dari strategi penanggulangan kemiskinan yang dilakukan pemerintah, serta program-program Bank Dunia bagi pengkajian kemiskinan dan perlindungan sosial di Guatemala.

Sumber: Tesliuc, E.D. dan Lindert, K. Risk and Vulnerability in Guatemala: A Quantitative Study and Qualitative Assessment. Makalah Diskusi mengenai Perlindungan Sosial No.0404. Washington, D.C: World Bank, 2004. Dapat diakses di: http://siteresources.worldbank.org/ SOCIALPROTECTION/REsources/0404.pdf

Langkah 3. Mengidentifikasi pemangku kepentingan

Untuk bisa berhasil, VCA sangat bergantung pada keterlibatan para pemangku kepentingan terkait dalam penyediaaan dan analisis data, baik pada tingkat nasional maupun tingkat masyarakat. Di samping menyediakan data yang lebih sahih melalui pemaduan berbagai macam pengetahuan dan perspektif ahli, hal ini juga memastikan kepemilikan temuan riset yang lebih luas, yang kemudian dapat lebih lanjut ditingkatkan jika metode partisipatif digunakan. Perhatikan bahwa pada tahap-tahap awal kita tidak mungkin bisa mengidentifikasi semua pemangku kepentingan; sedangkan yang lainnya dapat diidentifikasi bersamaan dengan proses VCA berjalan dan harus dipadukan ke dalamnya.

Sangat penting kiranya untuk mengikutsertakan masyarakat yang rentan ke dalam proses, serta semua orang yang berisiko terhadap bahaya jika dilakukan di daerah yang rawan bahaya. Penting diingat bahwa sifat dan dampak kerentanan antara satu kelompok dengan lainnya akan berbeda-beda.

Keterlibatan kolaboratif antara orang-orang yang rentan bahaya dan para pemangku kepentingan eksternal (misalnya, aparat pemerintah) dalam proses VCA perlu didukung karena hal ini dapat menumbuhkan saling pengertian mengenai masalah dan solusi yang tepat, serta memiliki potensi untuk memengaruhi kebijakan dan praktik di tempat lain.

Kotak 3 Mengumpulkan perspektif pemangku kepentingan

Pada tahun 2000, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society/PRCS) melaksanakan VCA sebagai langkah awal menuju perencanaan kesiapsiagaan bencana nasional. Pengkajian selama enam bulan tersebut jelas dilakukan secara partisipatif. Pengkajian tersebut dilakukan dengan mewawancarai aparat pemerintah dan organisasi nonpemerintah dan 22 kelompok fokus di kota-kota, desa-desa, dan barak pengungsian sepanjang Tepi Barat dan Jalur Gaza, untuk mencari contoh yang mewakili keseluruhan masyarakat Palestina. Satu unsur baru dalam VCA tersebut adalah disertakannya anak-anak dan pemuda, yang mengungkapkan pandangan mereka tentang bencana dan mitigasi bencana melalui media gambar.

Pekerjaan ini dilakukan oleh staf PRCS yang telah mendapatkan pelatihan tentang wawancara dan teknik animasi kelompok. Dua penelitian percontohan dilaksanakan untuk menguji metode kelompok fokus. Perhatian yang serius diberikan untuk memastikan adanya keseimbangan gender yang baik dalam kelompok fokus dan keterlibatan kelompok-kelompok rentan lainnya, misalnya, para lansia (lanjut usia). Dua lokakarya untuk mencari informasi dilakukan dengan melibatkan pekerja PRCS dan banyak sekali data dokumenter yang berhasil dikumpulkan selama lokakarya tersebut.

Pemangku kepentingan kelembagaan penting dimasukkan dalam panitia inti proyek untuk memastikan bahwa proses tersebut benar-benar dilaksanakan. Mereka termasuk kementerian-kementerian di Kewenangan Palestina dan organisasi nonpemerintah lokal.

Sumber: PRCS. Vulnerability and Capacity Assessment: A Participatory Research Study of the Vulnerabilities and Capacities of the Palestinian Society in Disaster Preparedness. El Bireh: Palestine Red Crescent Society, 2000; IFRC. World Disasters Report: Focus on reducing risk. Geneva: International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 2002

Catatan Panduan 9

Langkah 4. Memilih pendekatan bagi pengumpulan dan analisis data

Pendekatan dan metode harus sesuai dengan skala dan jangkauan analisis, serta tujuan dari VCA. Harus ada kejelasan dan kesepakatan tentang aspek-aspek ini sebelum memulai pengumpulan dan analisis data.

Metode yang dipilih harus partisipatif dan cukup komprehensif untuk mencakup unsur kerentanan dan kapasitas yang berbeda tanpa menjadikan kegiatan itu terlalu rumit dan tidak praktis. VCA yang cepat dapat dilakukan dalam beberapa hari, bahkan kadang-kadang selama beberapa jam saja, meskipun proses yang lebih berhati-hati dan partisipatif biasanya lebih diutamakan. Untuk bisa melakukan VCA yang menyeluruh, mungkin perlu waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan tergantung pada jenis proyek dan metode yang digunakan. Dalam semua kasus, alokasi dana, waktu, dan sumber daya manusia sebaiknya memadai untuk tujuan pelaksanaan VCA.

Berbagai metodologi VCA merupakan pedoman generik atau menyediakan perangkat yang menentukan pemilihan perangkat pengkajian bagi kegiatan tertentu. Metodologi yang lain telah dikembangkan untuk tujuan yang khusus, misalnya, pengkajian partisipatif atau pengkajian jaminan makanan (lihat Bacaan lebih lanjut).

VCA akan menggunakan beragam sumber dan jenis informasi, baik kuantitatif maupun kualitatif, untuk mencakup kerumitan kerentanan dalam wilayah proyek (lihat tabel 3 untuk contoh yang lebih jelas). Berbagai macam indikator sosial, ekonomi dan demografi dapat digabungkan dengan data fisik (misal, topografi, bahaya, bangunan, harta benda) dan data lahan (penggunaan lahan) untuk mengkaji kerentanan dan meramalkan tren yang akan terjadi.

Tabel 3 Perangkat untuk mengkaji kerentanan sosial-ekonomi 4

Metode

Penerapan pada kerentanan

Pengumpulan data sekunder dan Informasi kontekstual tentang beragam masalah termasuk ciri-ciri tinjauan (laporan resmi, survei

populasi, goncangan-goncangan dan tekanan-tekanan eksternal ekonomi, data sensus, survei rumah

(misalnya, kecenderungan curah hujan dan suhu udara), kesehatan tangga dan statistik resmi lainnya,

(penyakit dan kematian), dampak bencana sebelumnya. riset, sistem peringatan dini, laporan oleh agensi lain, dll)

Data geospasial (misalnya, peta, citra Mengidentifikasi ciri-ciri fisik dan lingkungan (termasuk bahaya),

satelit, pemetaan sosial, jalur transek) penggunaan lahan, sumber daya dan infrastruktur yang lain, lokasi

penduduk dan kelompok yang lebih kecil yang rentan Daftar uji tentang lingkungan

Pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh informasi tentang kondisi dan kepedulian lingkungan, yang mengungkap hubungan antara masyarakat yang rentan dan lingkungannya (misal, peran apa yang dimainkan oleh sumber daya lingkungan dalam ketangguhan? Bagaimana bahaya lingkungan, kerusakan lingkungan dan perubahan lingkungan memengaruhi masyarakat?)

Contoh survei Data kuantitatif tentang dimensi kerentanan (misal, pendidikan, tenaga kerja, kesehatan, status gizi, ekonomi rumah tangga)

Wawancara (individu, rumah tangga, Informasi dari berbagai perspektif yang berbeda (di antara kelompok masyarakat, sumber

masyarakat, pemangku kepentingan lokal yang lain, pakar eksternal) informasi kunci), kelompok fokus

mengenai peristiwa dan kecenderungan yang menyebabkan stres, kerentanan diferensial dan efektivitas dari perilaku yang adaptif

Studi kasus individu maupun rumah Data mengenai pengalaman yang berbeda dari kerentanan dan tangga; sejarah lisan

kemampuan untuk bertahan dalam bahaya lingkungan dan goncangan-goncangan lain

4 Ini mungkin termasuk penggunaan indeks risiko dan kerentanan tingkat nasional (lihat Catatan Panduan 4)

130 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Risiko Bencana

Metode

Penerapan pada kerentanan

Urutan waktu Peristiwa sejarah dan profil dari peristiwa yang berjangka lebih lama atau kecenderungan (misal, banjir, kekeringan, epidemi, kecenderungan dan siklus lingkungan)

Kalender musiman Gambaran peristiwa-peristiwa dan kecenderungan musiman, dengan mengidentifikasi konteks kerentanan, aset penghidupan dan strategi penghidupan (misal, curah hujan, tingkat pangan pada waktu yang berbeda dalam satu tahun, penanaman hasil panen dan jadwal panen, harga pangan, perubahan dalam status kesehatan)

Preferensi, matriks dan tingkat Ungkapan kerentanan dari aset kelompok yang berbeda terhadap kesejahteraan

adanya goncangan dan tekanan hidup, serta strategi untuk menanganinya

Pohon masalah Mengidentifikasi masalah dan sebab musababnya, menunjukkan solusi yang mungkin diambil

Diagram Venn dan metode penilaian/ Modal sosial, hubungan antarkelompok, lingkungan kelembagaan dan pemetaan kelembagaan

kebijakan

Skenario dan simulasi komputer Jelajahi kemungkinan hasil masa depan dan buatlah model interaksi sosial lingkungan dalam jangka waktu tertentu

Sumber: CARE/TANGO International. Household Livelihood Security Assessments: A Toolkit for Practitioners. Atlanta: CARE USA Partnership and Household Security Unit, 2002. Dapat diakses di: http://www.kcenter.com/phls/HLSA%20Toolkit_Final.PDF); DFID. Sustainable Livelihoods Guidance Sheets. Bagian 4. London: Department for International Development (UK), 1999-2005. Dapat diakses di: http://www.livelihoods.org/info/info_ guidancesheets.html; IFRC. Vulnerability and Capacity Assessment Toolbox. Geneva: International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies, 1996. Dapat diakses di: http://www.proventionconsortium.org/?pageid=43; Twigg,J. Disaster risk reduction: mitigation and preparedness in development and emergency planning. London: Overseas Development Institute, 2004. Dapat diakses di: http://www.odihpn.org/publist.asp; Ziervogel, G. ‘Vulnerability Analysis’ Advanced Tools for Sustainability Assessment website. IVM – Vrijie Universiteit Amsterdam, 206. Dapat diakses di: http://www.ivm5.ivm.vu.nl/sat/?chap=20

Perangkat-perangkat ini dapat diterapkan dalam serangkaian khusus untuk memudahkan pengumpulan dan analisis data. Misalnya, VCA dapat saja dimulai dengan pengumpulan data sekunder, kemudian menggunakan perangkat yang menghasilkan informasi umum (data geospasial, peta, transek, urutan waktu sejarah), diikuti dengan kalender musiman dan diagram Venn, sebelum bergerak lebih lanjut untuk memusatkan perhatian pada diskusi kelompok dan wawancara rumah tangga individu. Data yang dikumpulkan dapat dianalisis oleh masyarakat dan staf proyek dengan menggunakan pohon masalah.

Karena kerentanan memiliki banyak faktor, sangat mudah untuk kehilangan pandangan tentang aspek tertentu. Pengkajian sebaiknya secara eksplisit mengidentifikasi dimensi kerentanan internal (kerentanan terhadap kerugian/ kehilangan) dan eksternal (tanggapan terhadap bahaya). Seperangkat instrumen pengumpulan data yang berbeda mungkin diperlukan dalam tiap-tiap dimensi.

Ciri penting dari kerentanan adalah bahwa kerentanan dapat berubah seiring dengan berlalunya waktu. Metode pengkajian sebaiknya mengidentifikasi kecenderungan, bukan hanya melihat kondisi yang sedang berlangsung secara sepintas.

Kebanyakan kerangka kerja VCA menempatkan bahaya-bahaya alam dan yang lainnya secara eksplisit dalam cakupan yang lebih luas, dan ada bukti dalam praktik VCA yang mengarah pada kesadaran dan identifikasi bahaya yang lebih baik. Para praktisi yang bekerja di wilayah-wilayah yang secara khusus rawan bahaya berpendapat tentang pentingnya menekankan lebih lanjut masalah-masalah bahaya dalam metode VCA mereka (lihat Kotak 4). Ini merupakan pertanyaan yang dapat dipertimbangkan dalam fase pencakupan VCA (lihat Langkah 5).

Catatan Panduan 9

Kotak 4 Cakupan bahaya dalam VCA

Di negara Filipina, Pusat Tanggapan Bencana Masyarakat dan Jaringan Organisasi non-Pemerintah telah menggunakan suatu versi metode analisis kapasitas dan kerentanan (lihat Kotak 1) sejak awal dekade 1990-an sebagai bagian dari pendekatan berbasis masyarakat dan berorientasi pembangunan terhadap manajemen bencana. Metode tersebut telah menambahkan latihan pengkajian bahaya, kerentanan, dan kapasitas, dengan melengkapi standar VCA, sebagai langkah awal dalam perencanaan penganggulangan bencana. Ini dilakukan dengan relatif cepat, tetapi melibatkan fokus yang lebih besar pada bahaya dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.

CARE telah mengembangkan suatu pedoman untuk pemrograman dalam kondisi kerentanan kronis Afrika Timur. Pendekatan tersebut merupakan modifikasi dari metode pengkajian jaminan penghidupan rumah tangga baku, tetapi memberikan penekanan yang berlebih dalam mengidentifikasi indikator khusus untuk melacak titik mula dan dampak dari goncangan-goncangan eksternal

Sumber: Heijmans, A. dan Victoria, L.P. Citizenry-Based & Development-Oriented Disaster Response: Experiences and Practices in Disaster Management of the Citizens’ Disaster Response Network in the Phillipines. Quezon City: Center for Disaster Preparedness, 2001. Dapat diakses di: http://www.proventionconsortium.org/themes/default/pdfs/CRA/CBDO-DR2001_meth.pdf; CARE/TANGO International. Managing Risk, Improving Livelihoods: Program Guidelines for Conditions of Chronic Vulnerability. Nairobi: CARE East and Central Africa Regional Management Unit and TANGO International, 2003. Dapat diakses di: http://www.kcenter.com/phls/2003CVGuidelines.PDF

Menanggapi semua aspek kerentanan tampaknya merupakan tugas yang sangat berat. Agar tugas tersebut dapat dikelola, pengkajian diusahakan untuk mengidentifikasi dan memusatkan perhatian pada aspek-aspek yang terkait, tetapi proses ini harus dilaksanakan dengan hati-hati dalam keseluruhan perspektif yang tetap holistik. Kompleksitas tugas tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk mencari jalan pintas.

Langkah 5. Mengumpulkan data

Pengumpulan dan analisis data ditunjukkan di sini sebagai kegiatan yang terpisah, dengan tujuan penyederhanaan penyampaian. Namun, pada prakteknya proses tersebut bersifat siklis, dengan tinjauan terhadap temuan-temuan awal yang digunakan untuk memandu pengumpulan data berikutnya, terutama dalam pengkajian partisipatif. Sebagai contoh, kegiatan pengumpulan data awal mungkin mengidentifikasi unsur-unsur yang berisiko, bahaya utama dan ancaman-ancaman eksternal yang lain, kerentanan yang secara langsung berhubungan dengan ancaman- ancaman ini dan kapasitas kunci. Pengumpulan informasi tambahan akan diperlukan untuk menganalisis tekanan- tekanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang menyebabkan kerentanan.

Pencakupan (scoping). Fase pencakupan menghasilkan gambaran umum tentang kerentanan dalam wilayah proyek atau yang memengaruhinya, menyoroti masalah-masalah inti dan prioritas serta mengidentifikasi kesenjangan informasi. Fase ini tergantung pada data sekunder, termasuk peta. Beberapa pengumpulan data sekunder dapat terjadi pada tahap yang sangat awal dalam persiapan proyek untuk memberi dasar informasi bagi rancangan VCA yang lebih terperinci.

Pengumpulan data terperinci. Tahap ini memastikan adanya penekanan yang lebih besar pada pengumpulan data primer tambahan untuk melengkapi dan menantang temuan-temuan data sekunder. Penggunaan penuh sebaiknya terdiri dari data sekunder yang ada. Namun, hal ini sebaiknya tidak diperbolehkan mendominasi pengkajian.

VCA tingkat masyarakat dan partisipatif kemungkinan memberi penekanan yang lebih besar pada temuan data- data primer dan menggunakan sumber-sumber sekunder untuk mengecek ulang informasi yang dihasilkan dalam bidang lain.

Pendekatan ini sering menyediakan informasi dan perspektif terperinci mengenai kondisi setempat. Pendekatan ini juga memungkinkan kelompok-kelompok masyarakat yang rentan untuk menjabarkan kebutuhan dan prioritasnya dan untuk menantang pandangan dan agenda yang dipaksakan oleh pihak luar. Partisipasi dengan demikian dipandang sebagai unsur yang penting dalam VCA apapun.

132 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Risiko Bencana

Temuan-temuan dari pengkajian tingkat lokal dapat dimasukkan dalam VCA dan pengambilan keputusan pada tingkat lebih tinggi atau pada skala yang lebih besar. 5 Meskipun, mungkin sulit untuk membandingkan hasil-hasil dari beberapa pengkajian tingkat lokal saat pengkajian ini belum menggunakan metode yang baku.

Kotak 5 Keluaran dan penggunaan analisis kerentanan dan kapasitas (VCA)

VCA dapat menghasilkan berbagai jenis informasi yang berbeda, yang disajikan dan digunakan dalam berbagai macam cara, baik untuk manajemen bencana yang lebih baik dan pembangunan sosial ekonomi.

Di Albania, VCA yang dilakukan oleh Palang Merah Albania pada tahun 2004 dengan dukungan dari Program Pembangunan PBB (United Nations Development Programme/UNDP) dan Departemen Inggris bagi Pembangunan Internasional (United Kingdoms’ Department for International Development/DFID), memusatkan perhatian pada tempat-tempat yang berisiko tinggi dan pengalaman serta persepsi masyarakat. Berbagai macam metode pengumpulan data digunakan untuk menyediakan informasi mengenai peristiwa-peristiwa bahaya dan dampak yang ditimbulkannya, kegiatan tanggap darurat yang dilakukan oleh pemerintah pusat, organisasi nonpemerintah dan badan-badan internasional, pemahaman masyarakat tentang kerentanan dan sebab musababnya, pandangan setempat tentang efektivitas dari pelayanan darurat resmi dan kemauan masyarakat untuk menjadi sukarelawan dalam kerja-kerja tanggap darurat. Penelitian ini membuahkan banyak rekomendasi untuk memperkuat kapasitas manajemen darurat pusat dan daerah, yang diimplementasikan melalui Rencana Darurat Sipil Nasional

Di Pulau Monserrat, Karibia, pemerintah menugaskan sebuah analisis kerentanan terpadu pada tahun 2002 untuk menyampaikan sejarah bahaya-bahaya alam ataupun teknologi, menentukan kerentanan daerah- daerah pembangunan yang sudah ada maupun yang diusulkan terhadap bahaya alam, mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur fisik dan sosial serta membuat rekomendasi mitigasi bencana bagi perencanaan pembangunan dan manajemen bencana. Keluaran yang dihasilkan terutama dalam bentuk peta yang, meskipun tidak cukup terperinci untuk tujuan manajemen bencana, digunakan bersama-sama dengan statistik ekonomi pemerintah, survei sosial, pengkajian kemiskinan partisipatif dan data lain untuk menjadi dasar informasi Rencana Pembangunan Berkelanjutan yang baru dari pulau tersebut.

Sumber: UNDP Albania/Palang Merah Albania. Local Vulnerability and Capacity Assessment in Albania: study report. Tirana: UNDP Albania/ Palang Merah Albania, 2004; Ministry of Local Government and Decentralitation. National Civil Emergency Plan of Albania. Tirana: Ministry of Local Government and Decentralitation., 2004. Keduanya dapat diakses di: http://www.undp.org/bcpr/disred/english/regions/europe/ albania.htm; Smith, D. Montserrat Integrated Vulnerability Analysis. Vulnerability Applications and Techniques website, 2002. Dapat diakses di: http://www.csc.noaa.gov/vata/VATIII_DSmith.pdf; CDERA. Status of Hazard Maps, Vulnerability Assessment and Digital Maps: Montserrat. Bridgetown: Caibbean Disaster Emergency Response Agency, 2003. Dapat diakses di: http://www.cdera.org/projects/cadm/docs/montserrat_ hmvadm.pdf; Government of Montserrat. Montserrat Sustainable Development Plan 2003-2007. Government of Montserrat, 2003. Dapat diakses di: http://www.devunit.gov.ms/documents/mni_sdp_03_07.pdf

Langkah 6. Menganalisis data

Langkah ini sering kali merupakan langkah yang paling sulit karena volume dan keberagaman data yang dikumpulkan. Akibatnya, dalam berbagai kasus temuan-temuan VCA lebih bersifat deskriptif daripada analitis, terutama ketika datanya kualitatif. Hal ini mempersulit usaha untuk menetapkan prioritas intervensi.

Tidak ada pengukuran kerentanan tunggal karena sifat dan sebab-sebab yang beragam. Menimbang indikator yang berbeda memang sangat sulit. Berbagai aspek kerentanan dan kerugian (misalnya, jiwa manusia, infrastruktur, perumahan, panenan, pendapatan) sering lebih mudah diukur daripada aspek nonmateri yang tidak bisa dihitung (misalnya, kerekatan sosial, struktur masyarakat, kerugian budaya) meskipun aspek nonmateri mungkin sama pentingnya dengan aspek yang pertama. Triangulasi yang saksama dari indikator yang berbeda diperlukan untuk membangun gambaran menyeluruh. Penggunaan pengetahuan dan perspektif setempat dapat sangat membantu dalam mengidentifikasi prioritas.

Dimensi kerentanan yang berbeda harus saling dikaitkan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan untuk mengungkap kaitan sebab-akibat. Data mengenai lokasi, sifat dan parah tidaknya bahaya sebaiknya ditinjau

5 Untuk mengetahui metodologi dalam melakukan hal ini, lihat ActionAid, Participatory Vulnerability Analysis: a step-by-step guide for field staff. London: ActionAid, tidak tercantum tanggal. Dapat diakses di: http://www.actionaid.org/wps/content/documents/PVA%20final.pdf

Catatan Panduan 9

Langkah 7. Pengambilan keputusan dan tindakan

VCA merupakan perangkat diagnostik. Namun, dengan memfasilitasi pemahaman tentang situasi sekarang dan masa datang yang mungkin timbul, VCA membantu mengarahkan intervensi. Tindakan-tindakan yang disebabkan oleh VCA sebaiknya berbentuk perbaikan-perbaikan terhadap rancangan proyek dan implementasi proyek yang meningkatkan ketangguhan masyarakat (termasuk pengembangan kegiatan-kegiatan baru yang mendukung kelompok-kelompok rentan), perubahan-perubahan dalam pemikiran dan praktik-praktik yang dilakukan oleh badan operasional itu sendiri, ataupun perubahan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi.

Tindakan-tindakan khusus yang ditimbulkan oleh VCA mungkin dapat berupa:  Seleksi lokasi proyek alternatif (atau, dalam kasus proyek pertanian, pemilihan panen alternatif).  Perubahan penekanan pada kegiatan ekonomi dan penghidupan yang berbeda, atau campuran kegiatan-

kegiatan serupa yang bermacam-macam.  Pengenalan tentang mekanisme dukungan ekonomi (misalnya, kredit skala kecil, pinjaman tunai untuk memulai

usaha) dan sistem dukungan sosial untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat rentan.  Memperbaiki, dengan memperkuat atau merancang kembali infrastruktur dan fasilitas yang rentan.  Relokasi masyarakat dan fasilitas yang rentan.  Aturan-aturan baru tentang penggunaan lahan baru, perencanaan dan pembangunan.  Persiapan mitigasi bencana dan rencana-rencana kesiapsiagaan.  Memperkuat lembaga dan masyarakat untuk memampukan mereka melaksanakan tindakan-tindakan yang

direkomendasikan dan menyediakan dasar bagi dimulainya tindakan-tindakan yang akan diambil kemudian.  Sumbangan formal terhadap wacana kebijakan, terutama yang bersangkutan dengan tekanan mendasar yang

lebih luas yang berperan terhadap kerentanan di wilayah proyek. Dalam perencanaan proyek, temuan-temuan VCA biasanya dimasukkan dalam analisis risiko yang lebih luas. Pada

praktiknya, perbedaan antara risiko dan kerentanan kadang-kadang kabur dan berbagai pedoman menyajikan analisis kerentanan dan risiko sebagai suatu kegiatan yang terpadu.

Pada masing-masing tahap pengambilan keputusan dalam proses perencanaan proyek, temuan-temuan VCA sebaiknya dirujuk dan dampak dari keputusan tersebut terhadap kerentanan sebaiknya dipertimbangkan. Analisis- analisis tersebut sebaiknya transparan dan mudah didapat bagi mereka yang memeroleh dan menggunakan informasi.

Idealnya, VCA sebaiknya merupakan proses yang berkelanjutan selama siklus proyek karena kerentanan dengan sendirinya bersifat dinamis. VCA lanjutan dapat mengkaji perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh proyek dan faktor-faktor eksternal yang mungkin mengharuskan modifikasi berikutnya pada rancangan proyek dan pelaksanaannya. Pada praktiknya, hal ini sangat jarang terjadi. VCA dapat juga menjadi perangkat untuk monitoring dan evaluasi, dengan mengidentifikasi perubahan-perubahan dalam kondisi-kondisi data acuan (lihat Catatan Panduan 13 ).

VCA juga berguna untuk mengevaluasi proses VCA itu sendiri dan menggunakan pelajaran tersebut dalam pengkajian selanjutnya.

4. Faktor-faktor penentu keberhasilan

 Mempertahankan pandangan holistik sangat penting untuk menciptakan analisis yang komprehensif dan logis.  Kerentanan sebaiknya selalu dikaji bersama-sama dengan kapasitas.  VCA mengharuskan paduan metode dan perangkat, yang disesuaikan terhadap jangkauan dan tujuan proyek

dan diadaptasi sesuai dengan keadaan setempat.  Pendekatan yang diambil sebaiknya mudah dilaksanakan, dengan selalu mengingat sifat kerentanan yang rumit.

134 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Risiko Bencana

 Analisis sebaiknya tidak terlalu panjang lebar, tetapi lebih dicocokkan dengan keputusan-keputusan tentang intervensi berdasarkan identifikasi atas komponen-komponen kerentanan yang paling relevan dengan proyek dan bahwa proyek tersebut mampu ditanggapi.

 Tim proyek sebaiknya memiliki keterampilan untuk mengumpulkan dan menganalisis jenis-jenis data yang berbeda (termasuk keterampilan dalam memfasilitasi pengkajian partisipatif).  Partisipasi masyarakat rentan merupakan bagian yang penting dari proses tersebut.  Karena kerentanan tidaklah sederhana, dan data yang diperoleh akan sangat beragam, organisasi yang melakukan

VCA kemungkinan harus berusaha keras untuk mencapai suatu konsensus mengenai prioritas berkaitan dengan bagaimana harus melakukannya.

 Melaksanakan VCA dapat meningkatkan harapan bahwa lembaga yang bergerak dalam bidang pembangunan akan turun tangan untuk memecahkan semua masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini sangat jarang terjadi. Maka dari itu penting kiranya untuk membahas tujuan dan hasil yang mungkin dihasilkan proyek dengan para pemangku kepentingan pada tahap awal.