Relevansi terhadap bahaya dan kerentanan
4. Relevansi terhadap bahaya dan kerentanan
Dengan menekankan nilai penting pada kerentanan dan guncangan-guncangan eksternal, pendekatan-pendekatan penghidupan berkelanjutan menyediakan peluang yang baik untuk menciptakan kesadaran akan bahaya dan bencana dalam perencanaan proyek (lihat Catatan Panduan 9 untuk pembahasan lebih terperinci mengenai kerentanan dan hubungannya dengan bahaya). Pemikiran penghidupan berkelanjutan mempertimbangkan segala jenis kerentanan yang penting untuk membentuk penghidupan. Dua aspek utama kerentanan dipertimbangkan dalam pendekatan penghidupan berkelanjutan: Sampai sejauh mana keterpaparan kelompok terhadap kecenderungan, gejolak-gejolak, dan musiman tertentu
(dimensi kerentanan eksternal). Bagaimana penghidupan mereka terpengaruh oleh hal-hal di atas (‘dimensi internal’).
Konteks Kerentanan
Dimensi kerentanan eksternal biasanya dikenal dengan nama ‘konteks kerentanan’: kumpulan tekanan-tekanan eksternal yang merupakan faktor utama dalam berbagai kesulitan-kesulitan hidup yang dihadapi oleh orang miskin. Konteks kerentanan harus menjadi titik tolak dalam analisis dan mengandung nilai penting khusus dalam pemaduan bahaya alam ke dalam pemikiran proyek.
Kerangka kerja DFID (lihat Gambar 1) mempunyai kekhasan dalam menyajikan tiga kategori utama kerentanan eksternal: Kecenderungan/Tren biasanya jangka panjang dan berskala besar. Contoh-contohnya antara lain tren dalam
jumlah penduduk, perolehan dan penggunaan sumber daya (termasuk konflik mengenai sumber daya), ekonomi (nasional dan internasional), pemerintahan dan politik, teknologi dan lingkungan (misalnya, perubahan iklim).
Guncangan-guncangan, antara lain gangguan kesehatan manusia (misal, epidemi), guncangan dari alam (misal, bencana yang dipicu oleh bahaya alam), gejolak-gejolak ekonomi (misal, perubahan yang pesat dalam nilai tukar), konflik dan gangguang kesehatan terhadap tanaman/hewan piaraan. Hal tersebut dapat menghancurkan aset secara langsung (misalnya dalam keadaan banjir dan badai). Guncangan-guncangan ini juga dapat memaksa orang untuk menjual atau menukar aset mereka sebagai bagian dari strategi pengatasan masalah. Ketangguhan terhadap guncangan dan tekanan eksternal merupakan faktor yang penting dalam keberlanjutan penghidupan.
Sifat musiman tercermin melalui perubahan harga-harga, produksi, ketersediaan pangan, peluang kerja dan kesehatan yang tergantung musim. Hal ini adalah beberapa sumber kesulitan hidup yang terbesar dan yang paling sering dirasakan oleh orang miskin.
Tabel 1 menunjukkan bagaimana satu pengkajian penghidupan berkelanjutan mengkategorikan kekuatan-kekuatan luar menurut sifat dan skala.
Tabel 1 Sumber-sumber kerentanan di pedesaan Banglades
Level mikro Alam/
Level makro
Level meso
Perubahan cuaca lingkungan Tingkat kegersangan
Tingkat salinitas
Penyumbatan saluran air waterlog)
Kenaikan permukaan laut Kontaminasi arsenik
Erosi sungai
Banjir Serangan hama
Badai siklon
Epidemi
Kekeringan
Kerusakan tanah
Sosial
Penyakit Cedera Kecacatan Usia tua Kematian anggota keluarga Kejahatan Kekerasan dalam rumah tangga
142 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana
Level mikro Ekonomi
Level makro
Level meso
Pengangguran Pemukiman kembali Gagal Panen
Kekerasan politik Mastanisme 2 Krisis Kepemimpinan Sumber: Islam, SA. ‘The Causes of vulnerability in rural livelihoods’. Dalam Toufique, K.A. dan Turton, C. (ed). Hands not Land: How Livelihoods
Politik
are Changing in Rural Bangladesh. Dhaka: Bangladesh Institute of Development Studies, tidak tercantum tanggal. Dapat diakses di: http://www. livelihoods.org/lessons/docs/handsland.pdf
Kerentanan penghidupan terhadap guncangan dan tekanan 2
Analisis penghidupan berkelanjutan dapat digunakan untuk mempertimbangkan tiga aspek pokok kerentanan penghidupan terhadap goncangan dan tekanan: Dampak pada semua jenis aset/modal penghidupan yang berbeda (lihat Gambar 1). Bahaya dapat memengaruhi
modal alam (misal, banjir dapat merusak lahan pertanian), modal fisik (misal, hilangnya tempat tinggal, peralatan rumah tangga), modal finansial (misal, hilangnya simpanan uang), modal manusia (misal, hilangnya nyawa manusia, cedera, pengangguran) dan modal sosial (misal, rusaknya jejaring sosial).
Strategi penghidupan yang diadopsi oleh keluarga dan masyarakat dalam mengurangi kerentanannya terhadap bahaya dan memulihkan diri dari kejadian bahaya. Ada berbagai macam cara yg dilakukan oleh rumah tangga, yakni mulai dari langkah-langkah fisik (misal, pembangunan tanggul penahan banjir, memperkuat bangunan rumah) sampai pada tindakan sosial/kelembagaan (misal, memperkokoh jejaring pendukung sosial, membentuk panitia kesiapsiagaan bencana) dan diversifikasi penghidupan.
Lembaga, kebijakan dan proses mungkin membantu melindungi warganya terhadap dampak goncangan (bukan hanya langkah-langkah mitigasi bencana yang konvensional, misalnya, pendidikan publik tentang penghindaran risiko, rencana evakuasi dan pengadaan bantuan, tetapi juga semua jenis intervensi pembangunan yang membangun aset penghidupan, seperti kredit kecil, asuransi, kesehatan, perluasan pertanian dan proyek pembangunan kelembagaan).