Tantangan, kesempatan dan praktik unggulan dalam pembangunan kembali pascabencana

Kotak 4 Tantangan, kesempatan dan praktik unggulan dalam pembangunan kembali pascabencana

Proyek-proyek pembangunan kembali pascabencana memberikan kesempatan yang nyata bagi pengenalan upaya-upaya konstruksi dan perencanaan tata guna lahan yang tahan bahaya. Semakin tingginya kesadaran akan bahaya dan meningkatnya pendanaan untuk konstruksi dapat dikendalikan untuk meningkatkan upaya-upaya ini dan mewujudkan pembaharuan legislatif yang diperlukan untuk mengatur tata guna lahan, penegakan dan kendali mutu konstruksi.

Lembaga-lembaga pembangunan dan kemanusiaan harus melakukan pendekatan yang terkoordinasi terhadap rekonstruksi dan skenario pascabencana. Lebih jauh lagi, lembaga-lembaga pemerintah daerah dan nasional harus mendukung inisiatif-inisiatif besar dalam rekonstruksi. Rekonstruksi tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa. Kebutuhan mendesak dapat ditangani dengan melakukan upaya-upaya sementara dan harus ditentukan satu batas waktu yang realistis agar bisa memungkinkan para ahli rancang bangun yang tahan bahaya bisa diajak berkonsultasi dan agar tujuan-tujuan jangka panjang dipertimbangkan dalam rekonstruksi. Kebutuhan sosial, ketersediaan lahan dan hambatan ekonomi menunjukkan bahwa tidak selalu mungkin untuk membuat lahan aman dari semua bahaya dalam rekonstruksi pascabencana. Namun demikian, masih dimungkinkan untuk mengurangi kemungkinan kerugian yang diakibatkan bencana di masa mendatang melalui konstruksi dan langkah-langkah perencanaan yang tepat.

16 Risiko yang bisa diterima secara sosial adalah kemungkinan kegagalan (kerusakan) prasarana yang bisa diterima oleh pemerintah dan penduduk secara umum dengan mengingat frekuensi dan besarnya bahaya alam, dan penggunaan prasarana, nilai pentingnya serta dampak-dampak yang mungkin terjadi apabila prasarana tersebut rusak. Misalnya, sebuah stasiun tenaga nuklir tidak diharapkan untuk rusak oleh segala peristiwa bahaya alam apa pun; oleh karena itu, tingkat risiko sosial yang bisa diterima adalah nol. Dalam banyak kasus, mendirikan bangunan dan prasarana yang betul-betul tahan terhadap kemungkinan terbesar bahaya alam bukan merupakan tindakan yang murah (dan sering kali tidak dibenarkan karena jarangnya kejadian sejumlah bahaya alam tersebut). Oleh karena itu, risiko terbatas bisa diterima.

17 Aturan-aturan mendirikan bangunan diartikan sebagai standar-standar dan panduan untuk mendirikan bangunan dan prasarana dengan memperhitungkan tingkat minimal keselamatan para penghuninya. Lihat CDMP, Hazard-resistant Construction. Washington, DC: Organisation of American States and USAID’s Unit of Sustainable Development and Environment, 2006. Dapat diakses di: http://www.oas.org/CDMP/safebldg.htm

C a t a t a n P a n d u a n 12

Penting diingat bahwa sumber daya-sumber daya yang disediakan untuk rekonstruksi segera setelah bencana mungkin tidak akan tersedia untuk peningkatan kapasitas jangka panjang atau untuk menghasilkan perubahan. Satu solusi, yang ada dalam kertas kebijakan Pengurangan Risiko Bencana Departemen Inggris

untuk Pembangunan Internasional (DFID), 18 adalah mengalokasikan 10 persen dari dana bencana untuk mengurangi dampak bencana-bencana terkait di masa mendatang.

Dalam seluruh rancangan dan pelaksanaan proyek, sangat perlu untuk secara aktif melibatkan pemangku kepentingan di tingkat lokal. Para pemangku kepentingan tingkat lokal antara lain adalah para pemanfaat langsung, masyarakat luas yang terkena dampak, pihak berwenang tingkat daerah, pemerintah, serta para akademisi dan ahli bangunan di tingkat lokal. Ini akan membantu pengembangan satu solusi teknis yang betul-betul berkelanjutan (untuk penguatan prasarana atau pembangunan kembali) dan akan meningkatkan tingkat penerimaan proyek. Satu proyek yang berkelanjutan dan berhasil bukan hanya sekadar pemilihan tempat, pemilihan solusi yang berkelanjutan dan pelatihan bagi para pembuat bangunan setempat, tetapi juga mencakup isu-isu penguasaan lahan, pendidikan tentang kesadaran akan risiko dan pemeliharaan di masa mendatang (lihat Kotak 5).