Menyusun langkah-langkah pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam lembaga
Kotak 1 Menyusun langkah-langkah pengarusutamaan pengurangan risiko bencana ke dalam lembaga
Akhir-akhir ini telah ada dua perangkat yang dikembangkan untuk menilai sejauh mana manajemen risiko bencana telah diarusutamakan dalam lembaga-lembaga pembangunan serta untuk mendorong keterlibatan lebih jauh dalam isu tersebut: Metode penilaian yang dijelaskan oleh Tearfund dalam Mainstreaming Disaster Risk Reduction
(Mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana) membahas enam bidang penting pengarusutamaan (kebijakan, strategi, perencanaan geografis, manajemen siklus proyek, hubungan-hubungan eksternal, dan kapasitas kelembagaan), serta menetapkan tingkat pencapaian untuk masing-masing bidang tersebut dengan menggunakan indikator.
Operational Framework for Integrating Risk Reduction (Kerangka Kerja Operasional untuk Mengintegrasikan
Pengurangan Risiko Bencana), yang ditulis oleh Christine Wamsler, adalah sebuah model yang terperinci dan komprehensif yang mencakup dimensi operasional maupun kelembagaan, dengan menggunakan indikator dan panduan pelaksanaannya. Meskipun mula-mula ditulis bagi organisasi-organisasi yang bekerja dalam pembangunan dengan permukiman, tetapi perangkat ini dengan mudah dapat dimodifikasi bagi organisasi pembangunan yang lebih luas.
Sumber: La Trobe and Davis (2005); Wamsler (2006).
Catatan Panduan 5
Dalam perencanaan proyek perlu dilakukan tawar menawar dan kesepakatan dengan para pemangku kepentingan yang akan terlibat dalam pendanaan, persetujuan dan pelaksanaan proyek, serta yang mendapat manfaat dari proyek ini (misalnya, lembaga donor dan peminjam utang, pemerintah nasional, mitra pelaksana atau subkontraktor dan masyarakat penerima manfaat). Sebagai contoh, negosiasi dengan pemerintah memainkan peranan penting dalam memutuskan bentuk dan komposisi proyek yang dibiayai melalui hibah dan pinjaman, baik yang multilateral maupun yang bilateral. Pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi itu tidak boleh kehilangan pandangan mengenai risiko bencana sebagai suatu tema lintas sektor, yang bisa saja terabaikan untuk dibahas di antara tekanan berbagai isu atau kelompok kepentingan lain yang bertubi-tubi.
3. Perangkat-perangkat baru untuk memadukan pengurangan risiko bencana
Diakui bahwa diperlukan pendekatan-pendekatan yang terpadu dalam mengarusutamakan isu-isu pengurangan resiko bencana dalam tahap perencanaan dari suatu manajemen siklus proyek secara keseluruhan, terutama untuk melengkapi upaya-upaya dalam menyesuaikan perangkat-perangkat khusus yang dipergunakan dalam siklus proyek. Pekerjaan inovatif semacam itu telah dijalankan akhir-akhir ini, terutama di Amerika Latin.
Dua pendekatan dasar yang digunakan: Daftar uji. Menyusun serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan pengurangan risiko bencana yang
harus dijawab ketika mengembangkan dokumen-dokumen perencanaaan proyek. Titik masuk. Ialah bidang perhatian dalam proses perencaaan, untuk memastikan bahwa isu-isu yang relevan telah dipertimbangkan dalam berbagai tahap siklus manajemen proyek.
Perbedaan antara kedua pendekatan ini tidak perlu dibesar-besarkan karena sampai ke titik tertentu hanya berupa perbedaan penekanan. Kedua pendekatan ini juga tidak terpisah satu sama lain. Pendekatan yang berfokus pada proses barangkali akan melibatkan semacam daftar uji. Tampaknya, tidak mungkin juga bahwa daftar uji disusun sebagai dokumen proyek tersendiri yang terpisah dari proses perencanaan secara keseluruhan. Sederhana atau rumitnya kedua pendekatan ini tergantung kepada sistem desain proyek/program yang diterapkan suatu lembaga.
Bank Pembangunan Antar-Amerika (Inter-American Development Bank/IDB) telah mengembangkan sebuah daftar uji untuk mendukung analisis dan pengkajian bencana alam dan risiko terkait program pinjamannya (lihat Kotak 2). Panduan antarlembaga RUTA (Unidad Regional de Asistancia Técnica) untuk manajemen resiko dalam proyek pembangunan pedesaan mengadopsi pendekatan titik masuk (lihat Kotak 3 dan Tabel 2). Model lain yang tersedia saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah dan badan-badan yang bergerak di bidang pembangunan, tetapi tidak dipublikasikan kepada umum.