Jaring pengaman sosial pascabencana
Kotak 5 Jaring pengaman sosial pascabencana
Jaring-jaring pengaman sosial yang dibiayai dari dana publik akan dibutuhkan untuk mendukung keluarga- keluarga miskin selama dan setelah bencana, terutama untuk menyediakan bantuan kemanusiaan, mendukung pemulihan penghidupan dan membantu menjamin agar keluarga-keluarga miskin tidak dipaksa untuk semakin tenggelam ke dalam kemiskinan (misalnya, dengan terpaksa menjual aset-aset mereka). Analisis terbaru dari Ethiopia dan Honduras, misalnya, memperlihatkan bahwa sebuah jaring pengaman sosial yang memenuhi kebutuhan pangan dasar dan, pada beberapa kasus, sedikit pendapatan minimal dalam bentuk tunai dapat membantu mereka yang miskin kronis untuk mengalihkan upaya dari strategi-strategi penyesuaian untuk pertahanan hidup (seperti penjualan aset-aset produktif yang tersisa karena terjepit keadaan) kepada kegiatan-kegiatan yang lebih memberi penghasilan yang dapat membantu membangun aset serta meningkatkan pendapatan. 9
Jaring-jaring pengaman ini harus dibangun jauh sebelum bencana menimpa, diarahkan dengan seksama untuk membantu kaum miskin dan dirancang untuk mendukung pemulihan yang cepat dan, jika memungkinkan, meningkatkan ketangguhan terhadap kejadian-kejadian bahaya di masa depan. Jaring-jaring pengaman tersebut harus menjadi pelengkap dan bukannya menggantikan strategi bertahan keluarga-keluarga miskin dan menjamin agar ketimpangan-ketimpangan yang telah ada tidak semakin diperburuk (misalnya saja dengan hanya melayani para pekerja yang berizin dan terdaftar). Jaring pengaman juga harus peka terhadap fakta bahwa beberapa kelompok masyarakat miskin mungkin relatif lebih tangguh terhadap bahaya (misalnya, para pekerja pabrik di perkotaan yang tidak berketerampilan). Sementara, beberapa kelompok lain yang tidak miskin, seperti para petani, mungkin malah sangat rentan dan dapat dengan mudah untuk sementara waktu terjatuh ke dalam kemiskinan karena bencana dan dengan demikian potensial membutuhkan dukungan khusus.
Jenis jaring pengaman yang sesuai yang diterapkan akan tergantung pada sifat bahaya yang dialami, karak- teristik keluarga-keluarga miskin yang terpengaruh dan dampak dari bencana itu sendiri. Beberapa pilihan yang dapat dipertimbangkan: Hibah uang tunai atau semacam tunai yang diberikan satu kali untuk membantu menggantikan aset-aset
yang hilang (contohnya, hewan ternak), menghidupkan kembali mata pencaharian dan melindungi aset- aset yang tersisa.
Dukungan bagi lembaga-lembaga keuangan mikro untuk dapat bertahan terhadap tekanan likuiditas yang
diakibatkan oleh bencana dan untuk dapat menyalurkan pinjaman kepada para korban bencana. Program-program kerja publik untuk menciptakan lapangan pekerjaan, yang diarahkan untuk kaum
miskin melalui tingkat upah yang rendah. Penghapusan biaya-biaya atau pajak, seperti penghapusan pajak-pajak pertanian tertentu, uang sekolah
atau biaya-biaya untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Di daerah-daerah berisiko tinggi, implikasi dari kerentanan terhadap bahaya-bahaya alam juga harus dipertimbangkan dalam menentukan strategi-strategi dan program-program lain untuk mengurangi kemiskinan. Hal ini penting baik untuk menjamin agar manfaat-manfaat dan biaya sepenuhnya dari berbagai pilihan yang berbeda ini dapat dipertimbangkan, termasuk nilai yang dipertukarkan (trade-off) potensial antara pencapaian tujuan-tujuan strategi penanggulangan kemiskinan dan pengurangan risiko, dan untuk memberikan sedikit gambaran akan dampak bersih yang diharapkan dari sebuah strategi penanggulangan kemiskinan pada kerentanan terhadap bahaya-bahaya alam, terutama bagi kaum miskin. Misalnya: Meningkatkan jaringan jalan-jalan di pedesaan dapat membuka pasar bagi tanaman-tanaman pangan baru
dan produk-produk nonpertanian; sesuatu yang potensial untuk memfasilitasi diversifikasi pendapatan dengan kegiatan-kegiatan yang kurang begitu rentan terhadap bahaya dan sekaligus meningkatkan akses terhadap komunitas-komunitas pedesaan yang terkena bencana.
Memperluas ketersediaan kredit bagi kaum miskin juga dapat mendukung diversifikasi pendapatan dengan kegiatan-kegiatan ekonomi yang lebih tahan terhadap bahaya. Meningkatkan pengumpulan sampah padat dapat mengurangi risiko banjir di daerah-daerah kumuh perkotaan.
9 Carter, M.R., Little, P.D., Mogues, T. dan Negatu, W. Shocks, Sensitivity and Resilience: Tracking the Economic Impacts of Environmental Disaster on Assets in Ethiopia and Honduras. University of Addis Ababa, University of Kentucky and University of Wisconsin, 2004. Dapat diakses di: http://ideas.repec.org/p/wpa/wuwpdc/0511029.html
46 KONSORSIUM PROVENTION – Perangkat untuk Mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana
Atau sisi negatifnya, upaya mendorong peningkatan usaha perikanan dapat memicu kerusakan lingkungan dan mengurangi perlindungan terhadap bahaya-bahaya alam. (Lihat juga Kotak 6.)