Pengamatan Refleksi Hasil Penelitian Siklus II

2 Guru mengumumkan reward bagi pasangan teraktif yaitu kelompok Fireman I lalu mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada proses pembelajaran Siklus II di kelas X Akuntansi 2 dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Think Pair Share TPS. Pengamatan dilakukan oleh 2 observer yang mengamati indikator yang berbeda agar dalam melakukan penilaian setiap indikator tidak memiliki pandangan yang beragam. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Berdasarkan lembar observasi lampiran hal 167 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8. Skor Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa Siklus II No Indikator Skor 1 Membaca materi dan menandai hal-hal yang penting 79,31 2 Memperhatikan penjelasan guru dan saat presentasi 89,66 3 Berdiskusi dengan pasangan pair 87,93 4 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok share 84,48 5 Menjawab pertanyaan guru atau teman 84,48 6 Mengemukakan pendapat atau saran pada saat presentasi 79,31 7 Mengerjakan kasus tugas secara mandiri think 94,83 8 Menulis kesimpulan materi yang dipelajari 86,21 Skor Rata-rata Aktivitas Kelas 85,78 Sumber: Data primer yang diolah Dari data di atas dapat diketahui bahwa setiap indikator Aktivitas Belajar Akuntansi mengalami peningkatan dan setiap skor indikator Aktivitas Belajar Akuntansi telah mencapai kriteria minimal yang ditetapkan yaitu ≥ 75. Apabila dilihat dari skor Aktivitas Belajar Akuntansi secara klasikal, data yang diperoleh telah melampaui kriteria minimal yang ditentukan di mana diperoleh skor sebesar 85,78.

d. Refleksi

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa setiap indikator Aktivitas Belajar Akuntansi dan skor Aktivitas Belajar Akuntansi secara klasikal mengalami peningkatan dan melebihi kriteria minimal. Hal ini membuktikan bahwa rencana perbaikan yang disusun pada tahap refleksi siklus I dapat dijalankan dengan baik pada siklus II. Kondisi yang tercipta pada siklus II lebih kondusif dan tertata. Setelah adanya contoh bagaimana cara presentasi dan menyampaikan pendapat, siswa memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai jalannya presentasi, sehingga setiap pasangan dengan mantab melakukan presentasi disertai dengan alasan dan cara perhitungannya. Pada tahap think, guru telah menekankan bahwa setiap siswa harus mengerjakan soal secara mandiri, sehingga siswa lebih percaya diri untuk mengerjakan soal secara mandiri tanpa mencontek teman. Pada tahap pair, siswa telah mandiri berdiskusi tanpa disuruh guru. Selain itu, siswa menjadi lebih termotivasi dengan adanya reward yang telah dipersiapkan untuk pasangan teraktif. Oleh karena itu, tindakan dicukupkan sampai dengan dua siklus. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menerapkan teknik TPS dalam berbagai tingkatan kelas dan berbagai standar kompetensi.

3. Data Angket Respon