Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Kabupaten Sleman sehingga kinerja dari Kecamatan Berbah akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengelolaan daerah terutama dalam otonomi daerah. Sebagaimana diketahui bahwa dengan otonomi daerah tersebut pemerintah daerah telah memperoleh kewenangan pengelolaan daerah bagi kepentingan daerah dan masyarakatnya sehingga konsekuensinya pemerintah daerah harus mampu memenuhi kepentingan masyarakat melalui pembangunan dan pelayanan yang lebih baik. Kecamatan Berbah dituntut untuk memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang ada dalam usahanya mengejar tujuannya. Persoalan-persoalan yang muncul dalam organisasi Kecamatan Berbah salah satunya adalah bahwa organisasi Kecamatan Berbah menghadapi kesulitan yang besar dalam mendapatkan sumber daya manusia yang diperlukan untuk memenuhi sasaran perorangan dan sasaran organisasi. Menurut pengamatan awal penulis, keterampilan dan keahlian yang ada saat ini belum bisa menyebar, sehingga dapat dikatakan bahwa birokrasi ringan di atas dan berat di bawah, artinya bahwa pada tingkat kabupaten banyak orang ahli dan terampil sehingga segala persoalan berat bisa dipecahkan, sedangkan ditingkat kecamatan dan desa yang tidak didukung oleh pegawai yang mampu, ahli, dan terampil tetapi harus melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Kecamatan Berbah adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman. Pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan didukung oleh sejumlah aparat kecamatan dengan berbagai tingkat pendidikan. Penempatan PNS pada jabatan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. Misalnya saja PNS yang berpendidikan rendah dengan pengalaman kerja yang lebih lama meskipun kinerjanya kurang optimal. Dengan mempertimbangkan sisi kemanusiaan dibandingkan dengan penempatan PNS yang berpendidikan tinggi, sehingga menyebabkan banyak sarjana yang kemampuannya tidak tersalurkan pada pekerjaannya. Kemampuan pegawai yang rendahpun dapat ditunjukkan dari keterampilan mengoperasionalkan komputer. Muncul masalah pula adanya ketidakpuasan pegawai ditandai dengan adanya perlakuan yang kurang sepadan dengan prestasi yang telah diraihnya, loyalitas, dedikasi, dan kejujuran yang dimiliki akan sirna apabila tidak ada penghargaan yang wajar dari lembaganya. Jadi dalam rangka meningkatkan produktivitas pegawai perlu adanya kepuasan pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu terdapat juga masalah adanya kesenjangan antar pegawai, ada pegawai yang bekerja sampai lembur tetapi ada pula pegawai yang bekerja dengan sangat santai. Masih banyak pula pegawai yang terlambat masuk dan pulang sebelum waktunya pulang. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 3 Bab 1 tentang ketentuan Pokok-Pokok Kepegawaian yang menyatakan bahwa Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah, dan pembangunan. Pegawai negeri harus bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena sumber daya manusia aparatur pemerintah sebagai unsur yang penting dalam pembangunan daerah, maka perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitasnya. Peranan Pegawai Negeri Sipil sangat penting, di mana PNS merupakan suatu kekuatan untuk mendukung terselenggaranya pembangunan nasional yang berkemajuan dan berkelanjutan. Lemahnya kualitas PNS berdasarkan dari sample yang penulis baca dari UU No.53 Tahun 2012, Peraturan tentang Remunerasi, serta artikel di koran dan internet, televisi , PNS sebagai sumber daya aparatur pemerintah saat ini, antara lain disebabkan konsep pembinaan dan pengembangan PNS masih diartikan sempit, yaitu hanya sebatas pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang berorientasi pada kebutuhan birokrasi pemerintah semata. Potensi PNS belum dikembangkan sepenuhnya, sikap mentalbudi pekerti, etos kerja, dan produktivitas kerja serta kreativitas kurang dibina dan dikembangkan bahkan cenderung merosot. Akibatnya, ada PNS yang kurang peka dalam melayani dan memenuhi aspirasi masyarakat, tidak produktif, kurang kreatif, motivasi kerja rendah, kurang sportif, kehilangan jati diri, tingkat kedisiplinan yang masih diragukan, serta tidak mempunyai arah dan program kerja. Hal-hal tersebut pada akhirnya menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Di samping itu juga terdapat jurang komunikasi antara PNS dengan masyarakat, sehingga pelayanan yang efektif dan efisian kepada masyarakat tidak dapat tercapai yang selanjutnya memupuk ketidakpuasan masyarakat. Dalam perkembangannya masalah pembinaan dan pengembangan PNS di Indonesia telah memasuki babak baru, yaitu dengan ditetapkannya kebijakan nasional berupa UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Dalam konteks ini masalah pembinaan dan pengembangan PNS diarahkan pada terwujudnya kualitas sumber daya PNS yang dapat mendukung terselenggaranya pembangunan berdasarkan konsep desentralisasi. Peran PNS pada hakekatnya merupakan pendayagunaan dan pembinaan keseluruhan sistem administrasi pemerintah daerah yang meliputi penataan organisasi, ketatalaksanaan, dan kepegawaian. Ketika reformasi dan otonomi daerah dijalankan, maka kewenangan kepegawaian berada di daerah dan kekuasaan untuk mengelola kepegawaian yang semula berada di pemerintah pusat beralih ke pemerintah daerah. Otonomi memang ada segi positifnya karena bisa mengurangi prosedur birokrasi yang semua menumpuk dan memusat di pemerintah pusat sekarang telah didesantralisasikan ke pemerintah daerah. Jumlah pegawai yang belum tertata baik dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan sementara produktivitas masih menyimpan pertanyaan seberapa jauh produktivitas pegawai dalam melayani masyarakat seimbang dengan jumlah yang selalu naik. Dalam rangka penguatan peran PNS harus diupayakan terciptanya kualitas PNS di daerah yang memiliki etos kerja, produktivitas, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme, kemampuan manajemen, dan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan. Di samping itu pembinaan dan pengembangan PNS harus diarahkan pada peningkatan kemampuan PNS dalam merespon setiap perkembangan aspirasi masyarakat dan mengikuti kegiatan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Apalagi saat ini kompensasi yang diberikan kepada PNS sudah dapat dibilang cukup memadai. Menurut Simanjutak 1985 rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia dewasa ini merupakan petunjuk akan rendahnya produktivitas angkatan kerja Indonesia. Disatu pihak tingkat pendidikan di Indonesia pada umumnya rendah, akan tetapi dilain pihak kita saksikan bahwa sebagian tenaga terdidik sukar memperoleh pekerjaan yang sesuai. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi produktivitas pegawai. Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya. Menurut Gouzali 2005 keberadaan disiplin kerja amat diperlukan dan berpengaruh dalam suatu perusahaan atau lembaga, karena dalam suasana disiplin perusahaan atau lembaga akan dapat melaksanakan program-program kerjanya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Karyawan yang disiplin dan tertib, menaati semua norma-norma dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan akan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Sedangkan perusahaan yang mempunyai karyawan yang tidak disiplin, akan sulit sekali melaksanakan program-programnya untuk meningkatkan produktivitas, dan akan mustahil untuk dapat merealisasikan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan selanjutnya. Loyalitas SDM itu diperlukan dan berpengaruh bagi perusahaan atau lembaga karena dengan adanya pembinaan loyalitas SDM pegawai mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan atau lembaga, merasa memiliki terhadap perusahaan, dapat mencegah terjadinya turn over, menjamin kesinambungan kinerja perusahaan, menjamin tetap terpeliharanya motivasi kerja, dan dapat meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja pegawai. Gouzali, 2005. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memantau sejauh mana perubahan terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah tersebut telah dilaksanakan. Mengingat betapa pentingnya kedudukan dan peran PNS dalam mendukung terselenggaranya percepatan pembangunan di daerah, maka peneliti mencoba melakukan penelitian dari kedudukan dan peran PNS tersebut, khususnya dengan menyoroti masalah tingkat pendidikan PNS, tingkat kedisiplinannya, dan loyalitas yang didapatkan terhadap produktivitas kerja PNS. Penelitian akan dilakukan di Kecamatan Berbah karena peneliti merasa sering mendengar komplain dari masyarakat setempat, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti produktivitas PNS di sini. Berdasarkan latar belakang masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kontribusi Tingkat Pendidikan, Tingkat Kedisiplinan, Dan Loyalitas Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecamatan Berbah .”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana diuraikan di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar dan signifikan, jika ada, kontribusi tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah? 2. Seberapa besar dan signifikan, jika ada, kontribusi tingkat kedisiplinan terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah? 3. Seberapa besar dan signifikan, jika ada, kontribusi loyalitas pegawai terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah? 4. Seberapa besar dan signifikan, jika ada, kontribusi tingkat pendidikan, tingkat kedisiplinan, dan loyalitas pegawai terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah?

C. Definisi Operasional

1. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang berhasil dicapai oleh PNS. Adapun tingkat pendidikan terakhir akan dilihat dari pegawai tersebut lulusan SMP, SMA, SMKSTM, Diploma, S1, S2 atau S3. 2. Tingkat kedisiplinan adalah tinggi, sedang atau rendahnya ketaatan PNS terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku. Hal tersebut dapat diukur dengan cara PNS tepat waktu dalam jam kehadiran di kantor dan meningalkan kantor dapat dilihat dari absensi PNS, ketaatan pada peraturan kerja dan ketaatan pada pakaian dinas dan atribut dapat dilihat dari buku catatan pelanggaran tata tertib PNS. 3. Loyalitas pegawai menunjukkan tingkat kesetiaan PNS pada lembaga tempat yang bersangkutan bekerja. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk skala likert yang menyatakan kesetiaan pegawai terhadap lembaga tempat bekerja ditandai dengan tidak menginginkan pindah. Jika skala yang dipilih pegawai semakin tinggi menujukkan bahwa loyalitas pegawai juga semakin tinggi yang menandakan pegawai setia pada lembaga tempatnya bekerja. 4. Produktivitas Pegawai Negeri Sipil PNS merupakan tingkat pencapaian hasil kerja yang tepat waktu diukur dengan jam atau hari yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan dan kualitas hasil kerja pegawai hal ini diukur dengan skala 1 sampai 5, semakin tinggi skalanya semakin tinggi produkvitas PNS. Produktivitas kerja pegawai dapat dilihat dari hasil pelayanan pegawai terhadap masyarakat, kualitas hasil kerja pegawai, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan.

D. Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis kontribusi variabel tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja PNS di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Untuk menganalisis kontribusi variabel tingkat kedisiplinan terhadap produktivitas kerja PNS di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Untuk menganalisis kontribusi loyalitas terhadap produktivitas kerja PNS di Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang tingkat produktivitas PNS di Kabupaten Sleman. 2. Bagi Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai faktor Yang mempengaruhi produktivitas kerja PNS. 3. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian diharapkan bisa dijadikan tambahan bacaan atau bahan perbandingan dari penelitian sejenis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan teori yang telah diterima dengan dunia yang nyata atau fakta yang terjadi secara nyata dalam masyarakat.