Multikolinieritas Uji Asumsi Klasik

koefisien determinasi setiap variabel independen 1 dengan sisa variabel independen X yang lain sedangkan nilai kritis dari distribusi F didasarkan pada derajat kebebasan k – 2 dan n – k + 1. Keputusan ada tidaknya unsur multikolinieritas dalam model ini sebagaimana biasanya adalah dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F kritis. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritis dengan tingkat signifikansi dan derajat kebebasan tertentu maka dapat disimpulkan model mengandung unsur multikolinieritas yakni terdapat hubungan linier antara satu variabel X dengan variabel X yang lain. Sebaliknya jika nilai hitung F lebih kecil dari nilai kritis F maka tidak terdapat hubungan linier antara satu variabel X dengan variabel X yang lain. Untuk melakukan uji ini kita harus melakukan regresi auxiliary berkali-kali. Misalnya jika model yang kita punyai mempunyai tiga variabel independen maka kita harus melakukan regresi auxiliary sebanyak tiga kali dan kemudian kita dapatkan nilai F hitungnya. Tabel Uji Multikolinieritas Tabel V.9 Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai VIF kurang dari 10 dan nilai Tolerance lebih dari 0,1 untuk ketiga variabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas.

b. Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas salah satunya adalah dengan metode yang dikembangkan oleh Spearman. Sebelum membahas metode korelasi dari Spearman, kita definisikan terlebih dahulu korelasi yang dikembangkan oleh Spearman. Formula dari Spearman adalah sebagai berikut: = 1 − 6 Σ � 2 �� 2 −1 2.1 dimana d adalah perbedaan rank antara residual � dengan variabel independen X dan n adalah jumlah observasi. Metode deteksi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1Constant 4.388 5.051 .869 .393 X1 -.009 .322 -.003 -.027 .979 .996 1.004 X2 .297 .087 .497 3.408 .002 .649 1.542 X3 .287 .107 .390 2.684 .012 .651 1.537 a. Dependent Variable: Y Sumber: data primer, diolah tahun 2012 heteroskedastisitas dengan korelasi Spearman ini dapat kita jelaskan dengan menggunakan model regresi sederhana sebagai berikut: � = + 1 � + � 2.2 Langkah yang harus dilakukan untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas dalam hasil regresi dengan menggunakan korelasi Spearman adalah sebagai berikut: 1 Kita melakukan regresi persamaan 2.2 tersebut dan kemudian kita dapatkan residualnya 2 Cari nilai absolut residual dan kemudian diranking dari nilai yang paling besar ataupun di ranking dari nilai yang paling kecil. Lakukan hal yang sama untuk variabel independen X. Setelah keduanya ranking maka selanjutnya adalah mencari korelasi Spearman dalam persamaan 2.1 3 Diasumsikan bahwa koefisien korelasi dari rank populasi � adalah nol dan n 8, signifikansi dari sampel rank korelasi Spearman dapat diuji dengan menggunakan uji t. Nilai statistik t hitung dapat dicari dengan menggunakan formula sebagai berikut: = n − 2 1 − 2 dengan df sebesar n – 2 4 Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai kritis tabel t maka kita bisa menyimpulkan bahwa regresi mengandung masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya maka tidak ada heteroskedastisitas Sebagai catatan, deteksi dengan metode korelasi Spearman pada regresi berganda, misalnya dengan dua variabel independen, kita harus menghitung korelasi Spearmannya dua kali dan kemudian masing-masing diuji dengan menggunakan uji t seperti sebelumnya. Tabel V. 10 Tabel Uji Heteroskedastisitas