Autokorelasi Uji Asumsi Klasik

≈ 2 1 − � 3.7 Karena -1 ≤ � ≤ 1 maka berimplikasi bahwa ≤ d ≤ 4 3.8 Dari persamaan 3.7 tersebut jika � = 0 maka nilai d = 2 yang berarti tidak adanya masalah autokorelasi pada order pertama. Oleh karena itu sebagai aturan kasar rule of thumb jika nilai d adalah 2, maka kita bisa mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. Jika � = +1, nilai d ≈ 0, mengindikasikan adanya autokorelasi positif. Oleh karena itu, nilai d yang semakin mendekati nol menunjukkan semakin besar terjadinya autokorelasi positif. Jika �=-1, nilai d ≈ 4 yang berarti ada autokorelasi negatif. Dengan demikian nilai d yang semakin nesar mendekati 4 maka semakin besar terjadinya maslah autokorelasi negatif. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan uji statistik berdasarkan persamaan 3.4 yang disebut uji statistik d. Durbin- Watson berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah d L dan batas atas d U sehingga jika nilai d hitung dari persamaan 3.4 terletak di luar nilai kritis ini maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dengan jelas dalam tabel atau dengan menggunakan gambar. Uji Statistik Durbin-Watson Nilai Statistik Hasil L L ≤ ≤ U U ≤ ≤ 4 − U 4 − U ≤ ≤ 4 − L 4 − L ≤ ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positifnegatif Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif Salah satu keuntungan dari uji DW yang didasarkan pada residual adalah bahwa setiap program komputer untuk regresi selalu memberi informasi statistik d. Adapun prosedur dari uji DW sebagai berikut: a. Melakukan regresi metode OLS dan kemudian mendapatkan nilai residualnya. b. Menghitung nilai d dari persamaan 3.4. Kebanyakan program komputer secara otomatis menghitung nilai d. Autokorelasi Negatif Ragu-ragu Tidak ada Autokorelasi Ragu-ragu Autokorelasi Positif 4 - d L 4 - d U 2 4 d U d L c. Dengan jumlah observasi n dan jumlah variabel independen tertentu tidak termasuk konstanta k, kita cari nilai kritis d L dan d U di statistik Durbin Watson. d. Keputusan ada tidaknya autokorelasi didasarkan pada tabel dan gambar di atas. Tabel V. 11 Tabel Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .793 a .628 .587 2.662 1.931 a. Predictors: Constant, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber: data primer, diolah tahun 2012 Dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 1.931. sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data n + 31, serta k = 3 k adalah jumlah variabel independen diperoleh nilai dL sebesar 1.229 dan dU sebesar 1.650. dengan ini maka didapat 4-dU = 2.35 dan 4-dL = 2.771. karena nilai DW 1.931 berada pada daerah dU dan 4-dU dU DW 4-dU, maka Ho diterima. Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.

2. Uji Hipotesis

a. Kontribusi dan Signifikansi

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah ditetapkan dalam bab II terbukti. Rumusan Hipotesis: 1 Tingkat Pendidikan Ho = tingkat pendidikan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS Ha = tingkat pendidikan berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS 2 Tingkat Kedisiplinan Ho = tingkat kedisiplinan tidak berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS Ha = tingkat kedisiplinan berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS 3 Loyalitas Pegawai Ho = loyalitas pegawai tidak berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS Ha = loyalitas pegawai berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS 4 Secara bersama-sama tingkat pendidikan, tingkat kedisiplinan, dan loyalitas kerja Ho = tingkat pendidikan, tingkat kedisiplinan, dan loyalitas kerja secara parsial tidak berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS Ha = tingkat pendidikan, tingkat kedisiplinan, dan loyalitas kerja secara parsial berkontribusi secara signifikan terhadap produktivitas kerja PNS Signifikansi: Signifikan jika, probabilitas signifikansi 0,05 Tidak signifikan jika, probabilitas signifikansi 0,05 Kriteria Pengujian: Jika t hitung t tabel, maka Ho diterima Jika t hitung t tabel, maka Ho ditolak Perhitungan pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS versi 17. Tabel V. 12 Tabel Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Kesimpulan B Std. Error Beta 1 Constant 4.388 5.051 .869 .393 Tingkat Pendidikan -.009 .322 -.003 -.027 .979 Berkontribusi dan tidak signifikan Tingkat Kedisiplinan .297 .087 .497 3.408 .002 Berkontribusi positif dan signifikan Loyalitas Pegawai .287 .107 .390 2.684 .012 Berkontribusi positif dan signifikan a. Dependent Variable: Produktivitas Kerja PNS Sumber: data primer, diolah tahun 2012 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan berkontribusi -0,003 0,884 x 100 = -0,34 pembulatan dua angka di belakang koma dan tidak signifikan karena probabilitas signifikansinya 0,979 0,05. Jadi, tingkat pendidikan berkontribusi sebesar -0.34 dan tidak signifikan terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel tingkat kedisiplinan berkontribusi 0,497 0,884 x 100 = 56,22 pembulatan dua angka di belakang koma dan signifikan karena probabilitas signifikansinya 0,002 0,05. Jadi, tingkat kedisiplinan berkontribusi positif sebesar 56,22 dan signifikan terhadap produktivitas kerja PNS di Kantor Kecamatan Berbah. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel loyalitas pegawai berkontribusi 0,390 0,884 x 100 = 44,11 pembulatan dua angka di