169
Minyak Bumi
lingkungan karena berupa partikulat yang dapat masuk ke dalam paru- paru dan merusak sistem jaringan.
Beberapa polutan yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna minyak bumi antara lain karbon monoksida, oksida belerang, dan
partikulat hidrokarbon.
a. Karbon Monoksida
Gas CO yang dibebaskan dari pembakaran jika terhirup dapat menimbulkan lelah dan pusing, bahkan pingsan. Hal ini berkaitan dengan
reaktifitas sel darah merah terhadap gas CO. Jika di udara banyak gas CO dan terhirup, haemoglobin akan
mengikat gas CO daripada gas O
2
. Akibatnya, orang yang menghirup CO akan kekurangan oksigen dalam darah. Jika keadaan ini terus
berlanjut dapat menimbulkan kematian. Konsentrasi CO 5 dalam darah sudah menimbulkan kelainan pada
mekanisme kerja jantung dan paru-paru. Kadar CO 10 ppm di udara dapat menimbulkan penyakit bagi yang menghirupnya dan kadar gas CO
1300 ppm selama 30 menit dapat menimbulkan kematian. Ciri-ciri orang yang menghirup gas CO dari udara, di antaranya timbul
rasa lelah, sakit kepala, serta hilangnya keterampilan berpikir maupun ketangkasan tubuh. Oleh sebab itu, pengendara bermotor sering cepat
merasa lelah dan pusing. Badan Kesehatan Dunia WHO, merekomendasikan kadar rata-
rata gas CO di udara sebesar 9 ppm selama 8 jam atau 32 ppm selama 1 jam. Artinya, udara masih dianggap segar sehat jika selama 8 jam
kadarnya 9 ppm. Jika kadarnya 32 ppm, udara dinyatakan segar hanya dalam waktu 1 jam.
b. Oksida Belerang
Selain timbal dan gas CO, masih terdapat satu jenis gas yang juga bersifat racun, yaitu terbentuknya gas SO
2
. Gas ini timbul disebabkan dalam bensin masih mengandung belerang. Belerang dioksida adalah gas
yang tidak berwarna dan tidak mudah terbakar. Pada konsentrasi antara 0,3–1,0 ppm di udara dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. Gas SO
2
dapat berubah menjadi gas SO
3
. Pada kelembapan tinggi dapat terbentuk asam sulfat yang sangat korosif terhadap berbagai material logam maupun
nonlogam, seperti bangunan dan cat rumah perhatikan Gambar 9.7.
Gas SO
2
juga dapat menimbulkan reaksi fotokimia yang berakibat menurunnya daya penglihatan visibilitas karena terbentuk smog kabut
asap. Pada 1950, di London terjadi bencana kematian paling sedikit 4.000 orang akibat kabut asap.
Pada konsentrasi 0,20 ppm selama 24 jam di udara terbuka dapat menimbulkan gangguan pada sistem pernapasan, seperti penyakit kanker
dan bronchitis akut. Pengaruh ini timbul karena SO
2
yang dihirup bereaksi dengan uap air pada saluran pernapasan dan terbentuk asam sulfit
H
2
SO
3
. Persamaan kimianya: SO
2
g + H
2
OA
⎯⎯ →
H
2
SO
3
aq
Sumber:
Chemistry The Molecular Science, 1997
Gejala keracunan gas CO: Tahap 1: pusing-pusing, mual, dan
lemah. Tahap 2: sesak napas, serangan
jantung dan otak, pingsan. Tahap 3: kematian disertai bibir
membiru. The symptomps of being poisened by
CO: Step 1:
sick headache and weak. Step 2:
hard to breath, heart attack, dan collaps.
Step 3: death and lips look pale.
Note
Catatan
Gambar 9.7
Patung mengalami proses pelapukan secara lambat oleh
hujan asam.
Di unduh dari : Bukupaket.com
170
Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas X
Gas SO
2
juga mengganggu pertumbuhan sejumlah tanaman. Pada konsentrasi rendah menyebabkan terhambatnya pembentukan klorofil.
Pada konsentrasi tinggi menyebabkan kematian. Kadar SO
2
sebanyak 0,22–0,25 ppm dapat mematikan tanaman apel, sedangkan pada
konsentrasi 0,20–0,23 ppm dapat mematikan tanaman kentang. Ketika terjadi hujan, gas SO
2
dapat terbawa oleh air hujan dalam bentuk asam sulfit, H
2
SO
3
. Selain itu, gas SO
2
dapat teroksidasi menjadi gas SO
3
dan bereaksi dengan air hujan membentuk asam sulfat. SO
2
g + H
2
OA
⎯⎯ →
H
2
SO
3
aq SO
3
g + H
2
OA
⎯⎯ →
H
2
SO
4
aq Peristiwa tersebut dinamakan hujan asam.
Hujan asam dapat dideteksi dari kualitas air hujan. Di Jakarta misalnya, pH air hujan berada dalam kondisi asam. Ambang batas pH air
hujan 5,5. Jika pH air hujan di bawah 5 maka hampir semua vertebrata, invertebrata, dan mikroorganisme air akan mati.
Oleh karena asam bereaksi dengan logam dan juga karbonat, hujan asam dapat menyebabkan korosif, baik terhadap material logam maupun
bangunan. Contohnya keramik dan batu kapur, bahan utamanya kalsium karbonat CaCO
3
, akan hancur dengan adanya hujan asam.
c. Hidrokarbon C